Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG klinis anak lulusan Universitas Indonesia Ratih Zulhaqqi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja melakukan tindakan negatif, di antaranya faktor pengasuhan atau ada trauma masa kecil yang tidak selesai.
"Enggak menutup kemungkinan orang yang pendiam atau orang yang penurut melakukan hal yang negatif. Jadi memang banyak faktor yang melatarbelakanginya, bisa faktor pengasuhannya atau trauma masa kecilnya enggak selesai," kata Ratih, dikutip Kamis (5/12).
Ratih mengatakan, tindakan negatif yang dilakukan anak remaja hingga menyebabkan hilangnya nyawa orang-orang terdekatnya seperti fenomena gunung es ketika ada perasaan yang terpendam pada remaja meluap.
Faktor-faktor seperti kebiasaan menumpuk rasa dendam atau tidak terbiasa mengekspresikan emosi karena tidak ada seseorang yang bisa ia
percaya menjadi beberapa penyebab adanya tindakan agresif dari remaja.
Maka itu, ia mengatakan orangtua perlu menanamkan rasa percaya agar anak mau terbuka berkomunikasi dan merasa aman untuk berekspresi.
"Dengan kita menjadi orang yang bisa dipercaya oleh anak, artinya kita bisa jaga perasaannya, bisa jaga rahasianya, kita bisa jadi orang yang juga aman bagi mereka untuk mereka bercerita, untuk mereka bisa percaya sama kita," katanya.
Orangtua bisa membangkitkan rasa percaya anak dengan berusaha selalu menepati jika berjanji dan membuat anak merasa dihargai dengan mendengarkan cerita tanpa menghakimi, serta tidak menyalahkan anak tanpa melihat faktanya terlebih dahulu.
Ia mengatakan anak yang tidak jujur atau menyembunyikan sesuatu biasanya akan memutus komunikasi dengan orangtua dan cenderung lebih pendiam.
"Seterbukanya anak ke orangtua pastilah ada rahasia yang mereka miliki, nggak mereka ungkap ke orangtua, biasanya ini enggak melulu soal
rahasia yang buruk, misalnya anak memang merasa bahwa ini cuma akan dikonsumsi oleh anak aja, biasanya ini akan mulai di usia remaja," pungkas Ratih. (Ant/Z-1)
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Remaja perempuan yang potensial perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
Perfeksionisme pada remaja perempuan sering kali mengakibatkan stres, tekanan berlebihan, dan keterbatasan dalam kreativitas.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
DEPUTI Bidang Koordinasi Peningkatan Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum menjelaskan kehadiran ayah dalam pengasuhan menjadi penting.
Peran ayah sangat penting untuk menguatkan dari sisi psikologis anak guna mendukung pengasuhan berkualitas sejak dini.
KPAI menyoroti kasus pembunuhan ayah dan nenek yang diduga dilakukan oleh anak berinisial MAS, 14, di Cilandak, Jakarta Selatan terkait pengasuhan keluarga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved