Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Mengenal Paus: Fakta-Fakta Menarik tentang Raksasa Laut yang Penting bagi Ekosistem

Melani Pau
02/12/2024 12:37
Mengenal Paus: Fakta-Fakta Menarik tentang Raksasa Laut yang Penting bagi Ekosistem
Ilustrasi(Freepik)

PAUS adalah makhluk laut yang mengagumkan, baik dari segi ukuran, kecerdasan, maupun peran mereka dalam ekosistem laut. 

Selama bertahun-tahun, paus telah menjadi subjek penelitian intensif karena mereka menyimpan banyak misteri dan keunikan yang terus menarik perhatian ilmuwan. 

Paus Biru: Hewan Terbesar yang Pernah Hidup di Bumi

Paus biru (Balaenoptera musculus) bukan hanya hewan terbesar di lautan, tetapi juga terbesar yang pernah ada di Bumi, bahkan lebih besar dari dinosaurus terbesar sekalipun. 

Berdasarkan studi, paus biru dewasa dapat mencapai panjang hingga 30 meter, setara dengan tiga bus tingkat, dan beratnya lebih dari 200 ton. 

Jantung mereka seukuran mobil kecil dan lidahnya sendiri seberat seekor gajah. 

Menariknya, meskipun tubuh mereka sangat besar, makanan utama paus biru adalah krill, makhluk laut kecil yang panjangnya tidak lebih dari 5 cm. Paus biru bisa mengonsumsi hingga 4 ton krill dalam sehari.  

"Lagu" Paus Bisa Menjangkau Ribuan Kilometer

Paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) dan paus biru terkenal karena suara mereka yang khas dan kompleks. 

Lagu-lagu paus bungkuk, misalnya, sering berlangsung selama 20 menit dan dapat diulang-ulang selama berjam-jam. 

Frekuensi rendah dari suara paus memungkinkan mereka untuk berkomunikasi hingga ribuan kilometer di bawah air. Komunikasi ini digunakan untuk mencari pasangan, menjaga koordinasi kelompok, atau bahkan memperingatkan bahaya.  

Efisiensi Napas yang Luar Biasa

Paus adalah mamalia yang membutuhkan oksigen untuk bernapas, meskipun mereka hidup di air. 

Studi menunjukkan paus memiliki kapasitas paru-paru yang sangat besar dan efisiensi bernapas yang luar biasa. 

Dalam satu kali napas, paus dapat mengganti hingga 90% udara di paru-parunya, dibandingkan dengan manusia yang hanya mengganti sekitar 15%. 

Kemampuan ini memungkinkan paus bertahan lebih lama di bawah air, dengan beberapa spesies, seperti paus sperma, dapat menahan napas hingga 90 menit.  

Teknik Berburu dengan "Jaring Gelembung" 

Paus bungkuk adalah salah satu paus yang menggunakan teknik berburu yang cerdas dan unik. Mereka menciptakan lingkaran gelembung udara untuk menjebak mangsanya, seperti ikan kecil. 

Teknik ini dikenal sebagai bubble net feeding. 

Paus dalam kelompok sering bekerja sama untuk membuat jaring gelembung ini, dengan salah satu paus mengatur posisi dan lainnya menggiring ikan ke dalam perangkap gelembung. Setelah itu, mereka naik ke permukaan dengan mulut terbuka lebar untuk menangkap mangsa.  

Rekor Menyelam yang Luar Biasa

Paus sperma (Physeter macrocephalus) dikenal sebagai penyelam ulung. Mereka dapat menyelam hingga kedalaman 3.000 meter untuk berburu mangsa seperti cumi-cumi raksasa. Penyelaman ini bisa berlangsung selama lebih dari 90 menit. 

Paus sperma memiliki adaptasi khusus, seperti kemampuan menyimpan oksigen di otot mereka dan mengurangi detak jantung selama menyelam untuk menghemat energi.  

Otak Besar dan Kecerdasan yang Luar Biasa

Paus, terutama paus pembunuh atau orca (Orcinus orca), memiliki otak yang sangat besar dan kompleks. 

Penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan kognitif yang luar biasa, seperti mengenali diri mereka di cermin, menunjukkan empati, dan mempelajari kebiasaan sosial dari anggota kelompok mereka. 

Beberapa pod orca bahkan memiliki "dialek" khusus yang unik untuk kelompok mereka, menunjukkan bahwa paus memiliki kemampuan komunikasi yang berkembang.  

Paus Sebagai "Penyubur Laut"

Paus memainkan peran penting dalam ekosistem laut. Kotoran paus kaya akan nutrisi seperti nitrogen dan zat besi. Nutrisi ini mendukung pertumbuhan fitoplankton, organisme mikroskopis yang merupakan dasar rantai makanan laut. 

Fitoplankton juga berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menghasilkan oksigen yang kita hirup. 

Dengan membantu fitoplankton tumbuh, paus secara tidak langsung berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.  

Migrasi Terpanjang di Dunia Hewan

Paus abu-abu (Eschrichtius robustus) memegang rekor migrasi terpanjang di dunia hewan. Mereka melakukan perjalanan hingga 22.000 kilometer setiap tahun, dari perairan dingin di Arktik ke perairan hangat di Meksiko untuk melahirkan dan merawat anak mereka. 

Migrasi ini adalah salah satu pencapaian biologis luar biasa, di mana mereka mengandalkan navigasi alami yang masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.  

Tidur dengan "Setengah Otak"

Paus memiliki cara tidur yang unik. Mereka tidak bisa tidur sepenuhnya seperti mamalia darat karena mereka perlu tetap sadar untuk bernapas. Sebagai gantinya, paus hanya mematikan satu sisi otaknya saat tidur, sementara sisi lainnya tetap aktif untuk memonitor lingkungan dan mengontrol pernapasan. 

Penelitian menunjukkan bahwa cara ini membantu paus tetap aman dari predator dan menjaga keseimbangan tubuh mereka di air.  

Paus Bisa Menyemprotkan Air Hingga 9 Meter

Salah satu pemandangan ikonis dari paus adalah semburan air yang keluar dari lubang napas mereka. Penelitian mencatat bahwa semburan ini dapat mencapai ketinggian hingga 9 meter. 

Meskipun terlihat seperti air, sebenarnya itu adalah kondensasi uap dari udara yang dikeluarkan paus saat bernapas, bercampur dengan sedikit air laut di sekitar lubang napasnya

Paus adalah simbol keagungan dan keajaiban alam. Penelitian terus mengungkap fakta-fakta baru tentang mereka, dari kemampuan komunikasi yang luar biasa hingga peran ekologis penting yang mereka mainkan di lautan. 

Melindungi paus bukan hanya soal menyelamatkan satu spesies, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem laut yang menjadi rumah bagi jutaan makhluk lainnya.  

Upaya pelestarian paus harus terus dilanjutkan, karena keberadaan mereka sangat penting bagi kesehatan planet kita. Dengan menjaga paus, kita juga menjaga masa depan Bumi. (berbagai sumber/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik