Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
CURAH hujan tinggi yang terus melanda berbagai wilayah di Indonesia sejak Oktober ternyata bukan karena pengaruh angin monsun Asia yang menandai musim hujan. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional Erma Yulihastin menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh ketidaksinkronan kondisi atmosfer.
"Angin monsun Asia sebenarnya belum aktif, tetapi hujan sudah tinggi. Ini terjadi karena ada beberapa faktor yang berkontribusi secara signifikan," ungkapnya saat dihubungi, Minggu (24/11).
Erma memaparkan tiga faktor utama penyebab kondisi tersebut. Pertama, dinamika vortex yang tumbuh di Samudra Hindia.
"Sejak Oktober, vortex aktif di Samudra Hindia. Ia kadang menjauh menjadi bibit siklon, tetapi terus muncul kembali, baik di selatan maupun utara ekuator, sehingga membangkitkan hujan signifikan," jelasnya.
Kedua, suhu permukaan laut yang memanas di wilayah tersebut turut memperparah curah hujan. Faktor ketiga adalah gelombang atmosfer yang aktif, terutama jenis Kelvin yang menjalar dari barat ke timur, membawa pola hujan signifikan ke wilayah barat.
Dampak dari fenomena ini, menurut Erma, terutama dirasakan oleh wilayah pesisir barat Sumatra yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia.
"Kota-kota di pesisir barat Sumatra rentan sekali. Hujan biasanya mulai terjadi tengah malam, lalu menjalar ke wilayah lain seperti Kalimantan dan Jawa," ujarnya.
Di Jawa, wilayah selatan menjadi yang paling rentan. Topografi daerah ini, dengan kombinasi antara pesisir dan pegunungan, meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi.
"Bogor, Bandung, Sukabumi, semuanya punya pola yang sama. Gunung-gunung di wilayah ini, seperti Gunung Salak, menjadi hotspot hujan, sehingga intensitas curah hujan di sana sangat tinggi," kata Erma.
Tak hanya itu, daerah-daerah transisi seperti Depok, Cipinang, hingga Tangerang Selatan juga berpotensi terdampak.
"Hujan yang terbentuk di pegunungan akan mengalir ke utara, tetapi karena angin saat ini berasal dari timur, aliran hujan ini lebih cenderung bergeser ke barat, meliputi Jakarta Barat dan Jakarta Selatan," jelasnya lagi.
Erma menekankan bahwa langkah mitigasi bencana harus segera dilakukan sebelum intensitas hujan mencapai puncaknya pada akhir Desember.
"Masih ada waktu untuk mempersiapkan diri," tegasnya. Ia merekomendasikan agar drainase di kota-kota besar segera dibersihkan. "Kalau ada waktu tanpa hujan, segera kerja bakti membersihkan drainase yang tersumbat. Jangan tunggu sampai air menggenang," sarannya.
Selain itu, penguatan tanggul juga harus menjadi prioritas. "Tanggul di sepanjang aliran sungai harus diperbaiki dan ditinggikan. Kalau kondisi ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin tanggul-tanggul itu tidak mampu menahan debit air yang besar," ungkap Erma.
BNPB laporkan perkembangan terbaru terkait situasi bencana di Indonesia. Sejumlah daerah masih menghadapi dampak bencana yang signifikan, terutama akibat banjir dan cuaca ekstrem.
BNPB menggelar rapat koordinasi penanganan bencana hidrometeorologi basah di Bandung beberapa waktu lalu untuk antisipasi libur natal 2024 dan tahun baru 2025 di Jawa Barat.
Tercatat sepanjang 2024, tercatat ada 1.389 bencana hidrometeorologi di Jabar.
Wilayah yang diguyur hujan tersebut yakni Kabupaten Kupang, Ngada, Manggarai Timur, Ende, sebagian Manggarai Barat, Manggarai dan Sumba Timur.
Dampak cuaca ekstrem kawasan pegunungan dan dataran tinggi dan Jawa Tengah bagian selatan tersebut, menjadikan potensi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir.
PERTEMUAN antara Wakil Presiden (wapres) Gibran Rakabuming Raka dan mantan Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno dalam acara Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila dapat meredam isu pemakzulan
PENELITI Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai Megawati Soekarnoputri akan terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko angkat bicara soal aksi unjuk rasa sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di depan Kantor BRIN, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Selasa (27/5).
Keanekaragaman hayati juga fundamental bagi pelestarian budaya, mendukung lebih dari 1.300 suku bangsa dan 654 bahasa daerah.
Dalam riset bertajuk Potential Risk of New Tuberculosis Cases in West Java, tim peneliti BRIN melakukan analisis risiko spasial dan temporal terhadap sebaran kasus Tb baru di wilayah Jawa Barat.
Ada beberapa anggota Kabinet Merah Putih yang kinerja kurang greget.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved