Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PENGAMAT kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai wacana penghapusan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) harus melalui kajian yang komprehensif. Selama ini, katanya, PPDB zonasi juga memiliki plus-minus.
Seperti diberitakan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, untuk menghapus sistem zonasi dalam PPDB. Hal tersebut disampaikan Gibran saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Tanwir I Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Kamis (21/11).
"Dikaji dulu, ditelaah dulu, daerah-daerah mana yang mengalami kesulitan dalam penerapan zonasi, daerah mana yang mengalami kemajuan. Itu perlu ditampilkan, jangan laporan yang negatif semua. Wapres mungkin terima laporan yang negatif-negatif," kata Trubus kepada Media Indonesia, Jumat (22/11).
Kajian tersebut, katanya, harus melibatkan berbagai pihak untuk melihat secara empiris realitas di lapangan.
Trubus menganggap selama ini PPDB zonasi ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, ia mencontohkan, anak-anak bisa bersekolah dekat dengan domisilinya. Selain itu setiap sekolah di suatu wilayah bisa dengan mudah menyerap siswa.
Namun, katanya, masalah terkait sistem itu juga masih banyak. Daerah-daerah yang tidak punya cukup sekolah bisa kerepotan.
"Kalau yang tidak punya sekolah, misalnya di satu kecamatan SMP cuma satu. Akibatnya siswa di sekolah itu membeludak, melebihi kapasitas," ujarnya.
Pemerintah juga masih harus membenahi terkait pemerataan dan penghasilan guru, hingga fasilitas sekolah. "Karena selama ini yang menjadi problem kan fasilitas sekolah dan gurunya. Gurunya banyak honorer, gajinya kecil," katanya.
Sistem zonasi, katanya, selama ini berjalan baik di daerah-daerah yang padat penduduk. Sementara yang sulit jika itu di suatu daerah sekolahnya jauh dengan pemukiman.
"Di daerah banyak yang seperti itu. Jangan membayangkan Jakarta, apalagi di luar Jawa. Sekolah sama rumahnya jauh sekali. Itu yang harus dievaluasi," kata Trubus.
Pemerintah juga dinilai harus memetakan kebutuhan murid di suatu sekolah. "Misalnya sekolah A muridnya banyak sekali, batasannya berapa itu kan gak ada. Itu dibatasi sehingga ada pemerataan bagi sekolah lain yang memang membutuhkan murid," ujarnya.
"Harusnya seperti itu tapi yang terjadi semua ditampung karena asal (sesuai) zonasi, rumahnya dekat dari sekolah. Itu yang repot. Akhirnya pendidikannya tidak efektif karena kelebihan kapasitas," pungkasnya. (H-2)
KISRUH pengisian PDSS untuk SNBP kembali mencuat dan menyebabkan sejumlah sekolah dan siswa terancam gagal mengikuti proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Sistem penerimaan siswa baru ada kekurangan dan kelebihan tapi setelah hasil kajadian nanti akan diketahui dan diputuskan metode terbaik untuk diberlakukan ke sistem pendidikan.
Nadiem Makarim tidak menawarkan solusi terkait persoalan PPDB. Ia malah curhat, mengaku kena getah tahunan dari kebijakan yang katanya bukan dia ciptakan.
Presiden Jokowi menyentil sikap kepala daerah saat menanggapi kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi tahun ajaran 2023.
INTEGRITAS dunia pendidikan kembali tercoreng. Kini marak kasus kecurangan dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 di berbagai daerah menjadi sorotan.
DUA kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah kembali memicu diskusi luas mengenai arah pendidikan dasar di Indonesia.
Pada saat melihat SPMB, ada satu hal yang menarik di mana jalur zonasi berubah menjadi jalur domisili.
Mulai hari ini, pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) untuk Sekolah Dasar (SD) di Surabaya untuk tahun ajaran 2024 telah resmi dibuka
Pemerintah daerah diminta turun mengawasi langsung pelaksanaan PPDB yang dinilai banyak terjadi kecurangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved