Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KISRUH pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) kembali mencuat dan menyebabkan sejumlah sekolah dan siswa terancam gagal mengikuti proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai bahwa permasalahan ini bukan hal baru dan memiliki akar yang sama dari tahun ke tahun.
Menurut Doni, ada tiga faktor utama yang menyebabkan kisruh PDSS terus berulang. Pertama, kelalaian manusia atau human error dari pihak sekolah yang lalai dalam mengisi data dengan tepat waktu.
“Kelalaian ini memang terjadi di tingkat sekolah, namun ini hanya satu bagian dari masalah yang lebih besar,” ujar Doni.
Kedua, Doni menyoroti kelemahan sistem daring yang digunakan untuk mengelola PDSS. Akses jaringan yang tidak merata di berbagai wilayah Indonesia menjadi hambatan besar bagi sekolah-sekolah, terutama di daerah terpencil.
“Tidak semua sekolah memiliki akses internet yang stabil, dan ini memengaruhi kemampuan mereka untuk mengisi dan memfinalisasi data dengan baik,” jelasnya.
Ketiga, Doni menekankan bahwa peraturan tentang sistem seleksi perguruan tinggi yang tidak berubah menjadi akar permasalahan yang lebih mendalam.
Menurutnya, regulasi yang mengatur proses ini tidak mampu beradaptasi dengan dinamika di lapangan. “Permendikbudristek yang mengatur seleksi PTN harus direvisi. Regulasi ini merupakan warisan dari menteri sebelumnya yang terbukti bermasalah, namun tidak ada perubahan signifikan hingga saat ini,” tegas Doni.
Doni juga menyoroti bahwa solusi jangka panjang harus berfokus pada perbaikan regulasi dan sistem teknologi yang digunakan dalam pengelolaan PDSS. (Ata/M-3)
Dedi juga memastikan bahwa seluruh sekolah di Jawa Barat yang mengalami permasalahan serupa akan mendapatkan solusi.
SISWA dari 141 sekolah di Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak bisa mendaftarkan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
BINUS SCHOOL Bekasi sukses cetak lulusan berprestasi dengan lebih dari dua pertiga siswa diterima di PTN ternama seperti UI, UGM, dan ITB. Pendidikan inovatif dan karakter unggul jadi kunci.
Kemdiktisaintek menyatakan seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) sudah memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).
Program SMMPTN-Barat yang pada tahun ini memasuki tahun sembilan menyiapkan kuota 993 prodi dari 28 PTN dengan jumlah 17.909 kursi calon mahasiswa.
Seleksi masuk PTN jalur mandiri itu menggandeng 28 PTN terdiri dari PTN umum, PTN seni, dan PTN agama, yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang kembali akan diberlakukan di SMA bertujuan untuk menunjang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved