Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KASUS cacar air menjadi penyakit yang tengah diwaspadai di sejumlah sekolah di berbagai daerah seperti Cilegon, Tangerang Selatan, dan Situbondo. Sebagai lingkungan dengan intensitas interaksi yang tinggi, sekolah kerap menjadi salah satu tempat penyebaran virus yang cepat. Inilah mengapa, vaksinasi menjadi langkah penting untuk melindungi anak-anak, salah satunya dari penyakit cacar.
Cacar air, atau dikenal dalam istilah medis sebagai varisela, adalah infeksi virus varicella zoster yang ditandai dengan munculnya ruam merah dan gatal di beberapa bagian tubuh. Biasanya, ruam pertama kali muncul di area wajah dan badan kemudian menjadi gelembung-gelembung kecil, dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Anggota Satuan Tugas Imunisasi IDAI 2004-2024, Soedjatmiko menjelaskan penyakit cacar sangat cepat menular di lingkungan sekolah atau rumah. Jika ada anak yang terkena cacar, sebaiknya ia tidak bersekolah hingga bekas cacarnya kering dan tidak timbul gelembung-gelembung baru.
"Anak yang menderita cacar juga sebaiknya tidak bermain dengan kakak, adik atau anak lain, karena mudah menularkan. Seluruh anggota keluarga, guru dan teman-teman sekolah pasien cacar harus sering mencuci tangan dan mandi dengan sabun untuk mencegah penularan," kata Soedjatmiko, Rabu (20/11).
Kemudian pakaian, handuk, alat makan, dan mainan penderita cacar sebaiknya dicuci terpisah dari barang lain dan dijemur di bawah sinar matahari. Meskipun demikian, penularan masih bisa terjadi karena virus cacar tidak terlihat.
Meskipun kerap dianggap sebagai penyakit ringan, cacar air dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak pada anak-anak, dan infeksi pada paru-paru (pneumonia).
Oleh karena itu pemberian 2 dosis vaksin varisela terbukti 90% efektif mencegah cacar air. Vaksin, seperti halnya obat, dapat memiliki efek samping, namun biasanya ringan dan akan hilang dengan sendirinya.
Efek samping yang muncul setelah vaksinasi umumnya ringan, seperti nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di area yang disuntik, demam dan ruam ringan.
"Beberapa anak yang terkena cacar dapat mengalami komplikasi serius akibat infeksi bakteri pada kulit, bahkan bisa menyebabkan radang paru-paru (pneumonia). Pencegahan paling mudah dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak usia 1 tahun," ujar Soedjatmiko.
Dengan satu kali suntikan, kekebalan terhadap cacar mulai terbentuk dalam waktu dua minggu. Untuk mendapatkan kekebalan yang lebih optimal, lengkapi dengan vaksinasi dosis kedua, yang dapat menggunakan vaksin kombinasi varisela dan MMR.
Adapun kerabat atau anggota keluarga yang serumah dengan pasien cacar, jika belum mendapatkan imunisasi varisela, disarankan untuk segera divaksinasi secepat mungkin, kurang dari 5 hari setelah terpapar.
Selain itu, ibu hamil disarankan untuk menjauhi pasien cacar, karena jika tertular, infeksi ini dapat membahayakan janin di dalam kandungan.
Memahami urgensi pemberian vaksin varisela pada anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan vaksin ini masuk dalam jadwal vaksinasi anak. Berdasarkan rekomendasi terbaru, vaksin varisela disuntikkan subkutan mulai usia 12 bulan.
Pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, sementara usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu. Untuk anak usia 2 tahun atau lebih yang belum mendapat MR/MMR dan varisela dapat diberikan vaksin MMRV sebagai dosis primer. Untuk anak kurang dari 2 tahun yang sudah mendapat MR/MMR atau varisela sebelumnya, MMRV dapat diberikan sebagai booster.
“Oleh karena itu, anak-anak dan orang dewasa sebaiknya mencegah penyakit cacar dengan langkah-langkah di atas, terutama melalui imunisasi varisela sejak usia 1 tahun, diikuti dengan dosis kedua enam bulan kemudian. Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara," jelasnya.
Di Indonesia, vaksin varisela telah lama mendapat ijin dari BPOM serta direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI).
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Vaksin HPV yang selama ini dikenal sebagai perlindungan utama terhadap kanker serviks pada perempuan, kini direkomendasikan juga untuk anak laki-lak
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksin influenza untuk anak bisa diberikan pada anak berusia lebih dari 3 bulan. Selain anak, vaksin flu juga perlu diberikan untuk kelompok rentan.
Vaksinasi shingrix terbukti sangat efektif mencegah cacar api dan neuralgia pada pasien yang sudah terkena cacar api.
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved