Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

7 Fakta Menarik Muhammadiyah yang Wajib Diketahui

Abriel Okta Rosetta
18/11/2024 10:21
7 Fakta Menarik Muhammadiyah yang Wajib Diketahui
Ilustrasi(Antara)

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki kontribusi luar biasa dalam membangun masyarakat, baik melalui pendidikan, kesehatan, maupun bidang sosial. Berikut tujuh fakta menarik mengenai Muhammadiyah yang menggambarkan peran penting organisasi ini sejak berdirinya hingga sekarang:

Berdiri di Tengah Semangat Pembaruan

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Kampung Kauman, Yogyakarta, di tengah situasi umat Islam yang menghadapi tantangan kolonialisme dan tradisi keagamaan yang kaku. Ahmad Dahlan terinspirasi oleh pemikiran pembaruan Islam yang ia pelajari selama menimba ilmu di Mekah, terutama dari tokoh-tokoh seperti Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani. Melalui Muhammadiyah, Ahmad Dahlan ingin membangkitkan semangat umat untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah serta menghadapi tantangan modern secara bijaksana.

Muhammadiyah menjadi jawaban atas kebutuhan umat Islam saat itu untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri keislamannya. Dengan semangat tajdid (pembaruan), Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada aspek ibadah, tetapi juga pada pembenahan sistem sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang mampu membawa perubahan besar di Nusantara.

Nama Muhammadiyah Terinspirasi dari Nabi Muhammad SAW

Nama Muhammadiyah dipilih oleh Ahmad Dahlan sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini ingin menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan utama dalam menjalankan dakwah dan menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam yang penuh kasih sayang dan manfaat bagi seluruh umat manusia.

Pemilihan nama ini juga mencerminkan visi Ahmad Dahlan untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan yang menghidupkan kembali semangat perjuangan Rasulullah dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dalam setiap kegiatannya, Muhammadiyah selalu mengutamakan prinsip keikhlasan, keberanian, dan inovasi, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam di masa awal.

Pelopor Pendidikan Modern untuk Umat Islam

Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmen besar dalam bidang pendidikan. Ahmad Dahlan menyadari bahwa kemajuan umat Islam sangat bergantung pada kualitas pendidikan mereka. Oleh karena itu, Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah modern yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum seperti matematika, sains, dan bahasa asing. Langkah ini terbilang revolusioner pada zamannya, mengingat sebagian besar umat Islam masih bergantung pada sistem pendidikan tradisional di pesantren.

Hingga kini, Muhammadiyah memiliki lebih dari 4.000 sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah, serta puluhan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Beberapa universitas Muhammadiyah, seperti Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), telah diakui secara nasional dan internasional sebagai institusi pendidikan unggulan. Dengan ini, Muhammadiyah tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan siap berkontribusi untuk bangsa.

Berdiri Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta, jauh sebelum Indonesia meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Organisasi ini lahir untuk membawa pembaruan dalam cara beragama masyarakat, menentang takhayul, bid’ah, dan khurafat, serta mendekatkan umat pada nilai-nilai Islam yang murni.

Berperan Aktif dalam Kemerdekaan Indonesia

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran yang tidak bisa diabaikan. Banyak tokoh Muhammadiyah yang terlibat aktif dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Salah satunya adalah Ki Bagus Hadikusumo, yang memperjuangkan prinsip-prinsip Islam dalam dasar negara tanpa mengesampingkan persatuan bangsa.

Muhammadiyah juga menggerakkan anggotanya untuk mendukung perjuangan melawan penjajahan, baik melalui pendidikan maupun aksi nyata di lapangan. Kiprah Muhammadiyah dalam mendukung kemerdekaan mencerminkan nilai-nilai Islam yang selalu berpihak pada keadilan, kebebasan, dan kemanusiaan.

Menyebar ke Seluruh Indonesia dan Mancanegara

Muhammadiyah yang awalnya hanya berbasis di Yogyakarta kini telah berkembang menjadi organisasi dengan jaringan nasional dan internasional. Di Indonesia, Muhammadiyah memiliki ribuan cabang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Organisasi ini juga aktif membuka cabang di luar negeri, seperti di Malaysia, Mesir, dan Australia, untuk melayani komunitas diaspora Indonesia serta mempromosikan Islam yang moderat dan inklusif.

Perluasan jaringan ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah mampu menjawab tantangan zaman dan beradaptasi dengan kebutuhan umat di berbagai konteks. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Muhammadiyah bukan hanya organisasi lokal, tetapi juga gerakan global yang membawa pesan Islam yang universal.

Kiprah Perempuan melalui Aisyiyah

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang paling awal memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat. Pada 1917, Ahmad Dahlan mendirikan Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah yang fokus pada pemberdayaan perempuan melalui pendidikan, kesehatan, dan dakwah. Langkah ini sangat progresif pada masanya, mengingat peran perempuan sering kali terbatas dalam ruang domestik.

Hingga kini, Aisyiyah terus berkembang dan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia. Dengan ribuan cabang di seluruh negeri, Aisyiyah aktif menjalankan program-program seperti pengentasan buta huruf, kesehatan ibu dan anak, serta advokasi hak-hak perempuan. Aisyiyah menjadi bukti nyata bahwa perempuan dapat berperan sejajar dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Muhammadiyah, melalui berbagai program dan kiprahnya, telah menjadi pilar penting dalam kehidupan umat Islam di Indonesia. Fakta-fakta ini tidak hanya menunjukkan sejarah panjang organisasi ini, tetapi juga relevansi dan kontribusinya dalam membangun masa depan bangsa.

Sebagai organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah terus menjadi pilar dalam membangun masyarakat yang berkemajuan. Dengan sejarah panjang dan kontribusinya yang nyata, Muhammadiyah tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi masa kini.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya