Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kasus Leptospirosis Meningkat, Pemda Tingkatkan Waspada Dini KLB

M. Iqbal Al Machmudi
10/11/2024 09:59
Kasus Leptospirosis Meningkat, Pemda Tingkatkan Waspada Dini KLB
Tikus pembawa bakteri penyebab penyakit leptospirosis.(DOK MI)

KEPALA Biro Komunikasi dan Pelayanan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengatakan kasus yang disebabkan bakteri leptospirosis cenderung meningkat setiap tahunnya. Di awal tahun 2024 beberapa daerah sudah melaporkan peningkatan kasus leptospirosis.

Jawa Barat melaporkan ada 8 kasus dengan 2 meninggal, Jawa Tengah 19 kasus dengan 0 orang meninggal, Banten 0 kasus, dan Kalimantan Utara 0 kasus selama bulan Januari 2024.

Leptospirosis merupakan salah satu penyakit penyerta banjir yang jarang diketahui oleh masyarakat. Memasuki musim hujan dan bahaya terjadinya banjir masyarakat harus mewaspadai penyakit ini karena bisa sebabkan gagal ginjal, pendarahan saluran cerna, hingga kerusakan otot. "Pemerintah daerah mulai dari dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota diharapkan untuk melakukan kesiapsiagaan KLB Leptospirosis dengan meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)," kata Aji saat dihubungi, Minggu (10/11).

Pemerintah daerah bisa melakukan surveilans leptospirosis pada manusia dan kegiatan penemuan/deteksi dini kasus di daerah yang mempunyai faktor risiko seperti daerah banjir, areal pertanian/persawahan, peternakan dan yang populasi tikusnya tinggi.

Sementara itu masyarakat bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dini antara lain melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar aman dari jangkauan tikus. "Mengimbau masyarakat untuk membersihkan dan memberantas tikus di sekitar rumah dan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, tempat rekreasi dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan setelah beraktivitas, dan menjaga jarak pada saat membersihkan lingkungan," ujar dia.

Kemudian memakai alas kaki seperti sepatu boot pada saat beraktivitas di tempat berair, tanah, lumpur atau genangan air yang kemungkinan tercemar kencing tikus. Upaya lainnya seperti pengelolaan limbah rumah tangga yang benar dengan menyediakan dan menutup rapat tempat sampah.

"Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan/klinisi dan kesiapsiagaan fasilitas pelayanan kesehatan, serta menguatkan jejaring dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) dalam pemeriksaan konfirmasi sampel leptospirosis yang ada di regional masing-masing," pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya