Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Timbulkan Deforestasi, Prabowo Diminta Tak Lanjutkan Program Biodiesel B50

Insi Nantika Jelita
06/11/2024 18:47
Timbulkan Deforestasi, Prabowo Diminta Tak Lanjutkan Program Biodiesel B50
Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien.(Insi Nantika/MI)

PRESIDEN Prabowo Subianto diminta tidak melanjutkan program bauran bahan bakar minyak dengan biodiesel sawit hingga 50% atau B50  karena ancaman deforestasi yang semakin parah akibat ekspansi lahan perkebunan sawit baru. 

 

Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien berpandangan pemerintah cukup memberlakukan program bauran bahan bakar minyak dengan 35% dari biodiesel sawit (B35) hingga ke depannya. Hal ini disampaikan dalam Diskusi Publik Gagasan Perbaikan Tata Kelola Sawit Bagi Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran di Jakarta, Rabu (6/11).

 

Program B35 sebenarnya sudah cukup. Kalau dipaksa hingga B50 itu tidak relevan lagi karena pertimbangan deforestasi yang lebih besar dari pembukaan jutaan hektare lahan sawit," ungkap Andi.

 

Laporan terbaru Satya Bumi, Greenpeace, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Traction Energy Asia pada Maret 2024 yang berjudul Sawit dan Biodiesel: Tren, Potensi Deforestasi dan Upaya Perlindungan Hutan Alam, mengungkap potensi deforestasi yang akan terjadi jika pemerintah memaksakan ambisi B50 di 2025. Jika pemerintah menetapkan target ambisius biodiesel sebesar 40% di 2024, menurutnya kebutuhan perluasan mencapai 138 ribu hektare.  Lalu, sambungnya, apabila target campuran ditingkatkan menjadi 50% di 2025, kebutuhan perluasan menjadi lebih tinggi dan lebih cepat, yakni sebesar 746,4 ribu hektare. 

 

Dalam skenario ambisius yang disusun berdasarkan laporan tersebut, total potensi deforestasi diperkirakan mencapai 280 ribu hektare di 2024 dan bertambah menjadi hampir 1 juta hektare di 2038. Sementara itu, dalam skenario agresif menunjukkan potensi deforestasi yang lebih besar, mencapai 1,5 juta hektare di 2042. 

 

Andi menuturkan desakan program bauran biodiesel tersebut menjadi ancaman bagi hutan alam Indonesia. Sebab, riwayat pembangunan kebun sawit baru selama tahun 2001-2022 menunjukkan bahwa deforestasi tidak pernah absen. Rata-rata deforestasi dalam pembangunan kebun sawit baru tersebut, ujar dia, mencapai 28%. Pihaknya meminta kepada pemerintah agar mengkaji kembali rencana peningkatan bauran biodiesel hingga 50%.

 

"Kebijakan ini harus dipikirkan ulang lagi, jangankan sampai timbulkan dampak deforestasi yang lebih besar, dan juga harus terhindar dari konflik lahan dan lingkungan," tegasnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya