Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DI tengah maraknya penerapan Work From Home (WFH), banyak yang berpikir bekerja dari rumah bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi burnout. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.
Alih-alih meredakan tekanan, WFH justru sering kali membawa tantangan baru yang tak terduga. Batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang semakin kabur, tuntutan yang terus menghantui, hingga rasa keterasingan, semua ini dapat memperburuk kondisi burnout yang sudah ada.
Lalu, mengapa WFH belum tentu menjadi jawaban untuk para karyawan yang kelelahan mental? Mari kita kupas lebih dalam.
Baca juga : Berdayakan Kesehatan Karyawan, Manulife Luncurkan Program Healthy Friday
Jane Cindy Linardi Psikolog RS Pondok Indah Bintaro Jaya, menjelaskan WFH belum tentu menjadi solusi dalam mengatasi gangguan kesehatan mental pekerja.
“WFH belum tentu menjadi solusi yang tepat dalam mengatasi gangguan kesehatan mental pekerja. Tergantung dari jenis pekerjaannya, beberapa orang membutuhkan cara kerja yang terstruktur dan tatap muka untuk mengorganisir sesuatu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa WFH dapat mempengaruhi keseharab mental bagi sebagian orang. “WFH juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental bagi sebagian orang. Terutama orang-orang yang memiliki kepribadian ekstrover, lebih senang bekerja dengan jadwal yang terstruktur, dan orang yang membutuhkan tenggat waktu (deadline) yang pasti untuk menyelesaikan pekerjaannya.”
Baca juga : Menciptakan Tempat Kerja Sehat Mental untuk Para Karyawan
Bagi pekerja di dunia industri kreatif yang bekerja tanpa memiliki jam spesifik, perlu diingat akan batasan personal, mengetahui kapan harus mengatakan cukup dan tidak melakukan pekerjaan jika dirasa sudah berlebihan, serta mengenal sinyal tubuh, dan tanda awal dari burnout untuk tetap menjaga kesehatan mental.
Kadang kala bagi para pekerja di beberapa tempat sering mendapati hal-hal yang tidak sesuai dengan jobsdesk-nya, karena mereka merasa sungkan untuk menolak permintaan dari atasan mereka. Lalu bagaimana solusi untuk hal itu?
“Jika dirasa pekerjaan sudah melebihi batas hingga menyebabkan burnout, sebaiknya menyampaikan secara jujur dan meminta agar beban pekerjaan dibagi dengan tim," papar Jane.
Baca juga : Catat, Ini Dia 7 Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Gangguan Mental
Lalu bagaimana cara menerapkan work-life-balance yang benar agar tubuh dapat merasa lebih segar dan tidak mudah lelah?
Dalam rangka mencapai work-life-balance, penting bagi pekerja untuk menerapkan hal-hal berikut:
Burnout bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Menyadari tanda-tandanya sejak dini dan mengambil langkah untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah kunci untuk menghindari kelelahan berkepanjangan.
Apabila Anda mendapati kasus teman kerja yang curhat hidupnya tengah berat dan menyebut bahwa dirinya sempat ingin bunuh diri, segera hubungi 119 ext. 8, salah satu layanan hotline dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, dapat pula mengakses website healing119.id atau dapat mengajak rekan kerja tersebut untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog terdekat. (Z-3)
Kamu perlu menjaga keseimbangan hidup, antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi dengan baik
Bertepatan dengan akhir tahun, ada baiknya Jelita mempertimbangkan cara-cara stress management yang tepat untuk menyambut kehidupan di 2025 yang less stress dan lebih tenang.
Tanpa kesehatan mental yang baik, seorang guru tidak akan bisa optimal dalam mendidik siswanya. Burnout ialah kelelahan emosional, fisik, dan mental yang kerap kali tidak disadari.
Terlalu sering bekerja, kantor yang seharusnya menjadi tempat kita tumbuh dan berkarya justru berubah menjadi sumber kelelahan mental dan fisik yang luar biasa.
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Kesepian dapat memperburuk kondisi diabetes dengan meningkatkan stres dan kadar hormon kortisol, yang mengganggu sensitivitas insulin.
Kamar mandi kini dipandang tidak lagi sebagai ruang fungsional semata, melainkan sebagai bagian penting dalam mendukung kesehatan mental dan pemulihan diri.
Merasa seperti sedang diawasi meski sendirian? Pelajari penyebab ilmiah dan pentingnya intervensi dini untuk menjaga kesehatan mental.
Program Mental Ease at Workplaces menjadi komitmen jangka panjang Otsuka Group dalam bidang keberlanjutan sumber daya manusia dan kesejahteraan karyawan.
Banyak yang percaya posisi tidur mencerminkan kondisi emosional atau mental seseorang. Namun, benarkah demikian?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved