Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis paru sekaligus Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto mengatakan telah terjadi pergeseran pengidap kanker paru yang kini menyerang usia muda.
"Mulai dari kebiasaan merokok, kemudian polusi udara, paparan di tempat kerja atau bahkan juga ada faktor genetik dari keluarga. Yang terpenting dari kanker paru adalah deteksi sedini mungkin," kata Agus di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (10/10).
Ia menjelaskan pengidap kanker paru sekarang bergeser ke usia muda karena gaya hidup yang banyak terpapar zat berbahaya. Termasuk yang terbaru rokok elektronik, disinyalir mengandung karsinogen bahan berbahaya penyebab kanker.
Baca juga : Mengenal Gejala Awal Kanker Paru, Mengapa Deteksi Dini Itu Vital?
"Jadi kalau orang maju-maju sekarang terbiasa menggunakan rokok elektronik, kami sebagai tenaga kesehatan terutama dokter paru khawatir 10 tahun lagi kasus kanker paru akan banyak di Indonesia gara-gara kebiasaan itu," ujar dia.
Adapun gejala yang mungkin muncul paling sering bisa terjadi adalah batuk berulang, batuk darah, berat badan turun, nyeri dada, dan sesak nafas. Bila muncul gejala-gejala penyakit seperti gejala pernafasan tersebut pada kelompok yang berisiko sebaiknya melakukan upaya skrining atau deteksi dini. Selain itu gejala dari kanker paru adalah bisa muncul seperti pembesaran kelenjar, pembesaran di leher.
"Ada kelenjar yang membesar atau dada yang tidak simetris. Hanya sering kali kalau masa kanker masih kecil di paru tidak ada tanda-tanda yang bisa terlihat. Beberapa tanda yang mungkin juga berkaitan yang disebut sebagai paraneoplastic syndrome, misalnya bentuk kuku yang tidak normal berbentuk bulat-bulat gemuk," ungkapnya.
Baca juga : Ebus, Teknologi untuk Mendiagnosis Kanker Paru-Paru
"Kalau ada gejala seperti itu, bisa juga dicurigai ke arah adanya penyakit kronik. Salah satunya keganasan di paru. Hanya pada beberapa orang mungkin tanda-tanda itu kalau masih kecil tumornya sering tidak terlihat," sambungnya.
Ia sarankan orang yang memiliki risiko tinggi seperti perokok, perokok pasif, sering kali terkena polusi, paparan polusi di tempat kerja, atau pancaran radioaktif alami atau memiliki keluarga yang menderita kanker lakukan check-up atau skrining berkala.
"Karena dengan check-up, skrining berkala bisa ketemu lebih dini dan itu konsultasikan ke dokter spesialis, khususnya spesialis paru," pungkasnya.(M-3)
Cairan vape juga mengandung nikotin yang dicampur dengan berbagai macam rasa yang menarik perokok untuk beralih dari rokok konvensional.
KPAI meminta agar pemerintah daerah bisa menegakkan regulasi yang terang benderang soal komitmen menjauhkan anak dari industri rokok.
Pengungkapan ini bermula dari informasi bahwa terdapat transaksi jual-beli liquid vape mengandung narkotika di wilayah Jakarta Pusat.
Produk seperti rokok elektronik atau tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
TREN rokok elektrik atau vape semakin banyak peminatnya. Padahal, risiko gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari merokok dengan vape juga tidak main-main.
Terdapat pemicu kebiasaan merokok bagi remaja penyandang disabilitas seperti gangguan emosi dan juga kesulitan belajar.
Asap sampah mengandung bahan kimia berbahaya yaitu hidrogen sulfida dan amonia yang menyebabkan gejala pernapasan seperti batuk dan sesak
Konsumsi makanan dan minuman tidak sehat secara berlebihan dapat mempercepat perkembangan sel kanker. Terutama apabila dikonsumsi secara terus-menerus.
Zat karsinogenik merusak sel dalam tubuh dan menyebabkan mutasi genetik pada sel sehingga sel-sel membelah lebih cepat.
Tahun baru identik dengan kegiatan berkumpul bersama sambil mengolah makanan dengan cara dibakar. Yang jadi persoalan, metode memasak ini kerap dikaitkan dengan risiko kanker.
Bila makanan yang dibakar hanya sampai bewarna cokelat, biasanya tidak menimbulkan senyawa kimia yang bersifat karsinogenik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved