Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan lokasi bencana tanah longsor yang telah menewaskan setidaknya 15 orang warga di Kabupaten Solok, Sumatera Barat merupakan areal tambang ilegal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa bahwa longsor terjadi pada Kamis (26/9) pukul 17.00 WIB setelah sebelumnya hujan deras mengguyur kawasan tambang ilegal di Nagari (Desa) Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Solok itu.
"Struktur tanah yang labil ditambah intensitas hujan yang tinggi berkintribusi pada peristiwa tersebut," kata dia, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (27/9) malam.
Baca juga : 7 Orang Tewas akibat Bencana Tanah Longsor di Mimika Papua Tengah
Ia menyebutkan sejauh ini empat dari 15 korban tewas sudah dievakuasi, sementara tujuh lainnya masih dalam pencarian. Insiden ini juga mengakibatkan tiga orang mengalami luka berat yang sudah dalam penanganan tim medis.
BNPB mengonfirmasi tim gabungan di lapangan menghadapi sejumlah kendala seperti akses menuju lokasi yang jauh dari perkampungan terdekat, cuaca yang sedang buruk hingga berisiko longsor susulan.
Meski demikian, pihaknya memastikan operasi pencarian dan pertolongan akan terus dilangsungkan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI serta dibantu warga setempat itu setidaknya dalam tujuh hari ke depan.
Dia mengimbau seluruh pihak yang terlibat dalam operasi untuk tetap waspada mengingat cuaca di wilayah tersebut masih berpotensi hujan disertai petir hingga Sabtu (28/9). (Ant/H-2)
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga menyebabkan kejadian longsor di Desa/Kecamatan Subang
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Tanah longsor terjadi di Dusun Pahing, Desa Pamulihan, Kecamatan Subang, Selasa (14/11) dinihari.
Tanah longsor di wilayah itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (14/11) petang. Hujan berlangsung lama.
Sebuah tebing setinggi 70 meter longsor dan menimbun dua rumah.
Kabupaten Tasikmalaya berada di peringkat kedua kerawanan bencana terbanyak di Jawa Barat.
Omzet rata-rata tambang ini mencapai Rp200 juta per hari atau sekitar Rp72 miliar per tahun
Petugas menyita barang bukti berupa ekskavator, mesin genset dan alat penyaringan pasir.
penutupan tambang galian C ilegal dilakukan di satu titik. Lokasinya berada di Kecamatan Bungursari.
JLY melanggar Pasal 158 dan Pasal 160 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Aktivitas penambangan tersebut tidak dilengkapi dengan surat izin dari Pemprov Jabar alias ilegal.
Warga juga membakar sejumlah bangunan dan warung. Massa mengobarik-abrik lokasi galian pasir cor ilegal dekat sungai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved