Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengumumkan bahwa ia telah menerima amanah sebagai Penasihat Khusus Aliansi Sedunia untuk Membasmi Malaria. Pengumuman ini disampaikan SBY setelah menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Sabtu (21/9).
"Pagi ini saya menghadap Bapak Presiden sehubungan dengan peran dan amanah yang saya jalankan sebagai penasihat khusus Aliansi Sedunia untuk Membasmi Malaria," kata SBY kepada wartawan.
Dalam pernyataannya, SBY menyatakan bahwa ia akan berfokus sebagai penasihat di kawasan Asia Pasifik. "Saya sampaikan kepada Pak Jokowi, tugas ini penting dan saya terima karena memang ada kewajiban internasional untuk segera mengenyahkan malaria dari muka bumi," tambahnya.
Baca juga : Demokrat: Forum Khusus Presiden Serupa dengan Mimpi SBY
SBY mengingatkan bahwa jika amanah tersebut tidak dijalankan, kasus malaria di dunia diperkirakan akan semakin parah, bahkan mungkin sebanding dengan pandemi COVID-19 yang luar biasa. Ia menekankan pentingnya mengatasi masalah malaria, terutama di Indonesia, dengan daerah yang paling terdampak antara lain Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Kalimantan Timur.
SBY juga melaporkan kepada Presiden Jokowi mengenai perannya tersebut sebagai bagian dari etika politik. "Apalagi saya mantan Presiden, wajib untuk menyampaikan kepada Presiden yang sedang mengemban tugas," ujarnya.
Ia menyatakan komitmennya untuk menurunkan angka penyakit malaria di Indonesia dan akan berangkat ke New York untuk menghadiri pertemuan penting terkait isu ini selama sekitar satu pekan.
Selanjutnya, SBY berniat menemui presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk menyampaikan informasi yang sama, sehubungan dengan agenda summit Aliansi Sedunia untuk Membasmi Malaria yang akan diadakan di Indonesia tahun depan. "Karena tahun depan akan ada summit di Indonesia, tentu yang memimpin Pak Prabowo nanti sebagai Presiden tahun depan dan seterusnya," tuturnya.
Dengan langkah ini, SBY menunjukkan dedikasinya terhadap kesehatan global dan komitmennya untuk berkontribusi dalam upaya memberantas malaria, penyakit yang masih menjadi tantangan serius di banyak negara.(Z-8)
SBY mengungkapkan, lukisan tersebut menggambarkan dua sisi kehidupan dunia saat ini yakni kekerasan akibat perang dan pentingnya berdamai dengan alam.
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
SBY mengakui, dinamika demokrasi di Indonesia mengalami berbagai pasang surut.
Ia menyoroti perubahan kebijakan Amerika Serikat di bawah pemerintahan terbaru, yang menurutnya berdampak pada stabilitas global.
Menko Kumham Imipas, Yusril Ihza Mahendra, menanggapi narasi kembalinya Dwifungsi TNI yang saat ini menjadi sorotan publik.
Ibas juga menyampaikan keyakinannya bahwa Ketua Umum Partai Demokrat dan Ketua MTP Demokrat terpilih adalah sosok pemimpin yang berkapasitas.
Meskipun tantangan terbesar berada di kawasan Afrika, kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia tidak boleh lengah.
Presiden RI ke-6 itu juga menyoroti wilayah Papua yang masih menyumbang 93% dari beban malaria nasional, dan menekankan pentingnya komitmen lintas pemerintahan.
SBY menyoroti, konflik dan peperangan geopolitik yang terus berlangsung.
Menurut dia, hal tersebut tindakan luar biasa yang patut diapresiasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved