Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mengenal Aksara Bali dan Contohnya

Eve Candela F
08/9/2024 16:42
Mengenal Aksara Bali dan Contohnya
Aksara Bali adalah sistem tulisan tradisional yang berasal dari aksara Brahmi India dan memiliki hubungan erat dengan aksara Kawi serta aksara Jawa.(google)

BALI adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya, termasuk aksara. Penggunaan aksara Bali di kantor pemerintahan dan swasta di provinsi ini diatur Peraturan Gubernur Bali mengenai Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tahun 2018. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat Bali untuk memahami aksara Bali secara mendalam. Hal itu agar mereka dapat ikut serta dalam penggunaannya dan pelestariannya.

Apa Itu Aksara Bali?

Aksara Bali berasal dari aksara Brahmi India, melalui perantara aksara Kawi, dan memiliki hubungan erat dengan aksara Jawa. Sejak pertengahan abad ke-15, aksara Bali telah digunakan secara aktif dalam sastra dan tulisan sehari-hari di Bali, dan masih diajarkan sebagai bagian dari kurikulum lokal, meskipun penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari telah menurun.

Baca juga : Memahami Aksara Jawa dan Contohnya

Aksara Bali adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 18 hingga 33 aksara dasar, tergantung pada bahasa yang digunakan. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan mewakili satu suku kata dengan vokal inheren /a/, yang dapat diubah dengan diakritik tertentu.

Penulisan aksara Bali dilakukan dari kiri ke kanan, dan secara tradisional tidak menggunakan spasi antar kata (scriptio continua), meski dilengkapi dengan beberapa tanda baca.

Sebagian besar aksara Bali ditemukan dalam lontar, yaitu daun palem yang diproses khusus untuk dijadikan media tulis. Media lontar telah digunakan di Indonesia sejak zaman Hindu-Buddha dan memiliki sejarah panjang di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Baca juga : Ternyata Aksara Jawa Punya Ragam yang Menarik! Ini Dia Bedanya Murda, Swara, dan Wilangan

Daun palem yang digunakan untuk lontar di Bali adalah dari jenis palem tal (Borassus flabellifer), juga dikenal sebagai palem siwalan. Hanya daun dari palem tertentu yang cocok untuk dijadikan lontar, dan yang dianggap terbaik di Bali berasal dari daerah kering di utara Karangasem, sekitar Culik, Kubu, dan Tianyar.

Jenis Aksara Bali

Aksara Bali digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menulis bahasa Bali. Tak hanya itu, aksara Bali ini juga dipakai untuk menulis rerajahan yang berhubungan dengan upacara keagamaan atau kekuatan magis.

Aksara Bali dibagi menjadi dua kategori berdasarkan fungsinya, yaitu aksara Biasa dan aksara Suci. Aksara Biasa digunakan untuk menulis bahasa Bali dalam kegiatan sehari-hari, sementara aksara Suci digunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan keagamaan.

Baca juga : 5 Faktor Penyebab Literasi Indonesia Rendah

Kedua jenis aksara ini kemudian dibagi lagi menjadi beberapa variasi. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis aksara tersebut:

1. Aksara Wreastra

Aksara Wreastra terdiri dari 18 aksara konsonan yaitu ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, dan nya. Vokal dalam aksara ini diambil dari aksara wisarga yang dipadukan dengan pangangge, seperti ulu, pepet, taleng, tedong, suku, dan taleng tedong.

2. Aksara Swalelita

Aksara Swalelita terdiri dari 47 aksara, yang mencakup 14 aksara vokal dan 33 aksara konsonan. Vokal dalam aksara Swalelita terdiri dari A, a, I, i, U, u, E, Ai, O, Au, re, ro, le, dan le. Aksara konsonan dalam Swalelita dibagi lagi menjadi lima kelompok berdasarkan jenisnya: Kantia, Talawia, Musdanya, Dantia, dan Ostia.

Baca juga : 8 Aksara Nusantara: Kekayaan Budaya dan Warisan Sastra Indonesia

3. Aksara Wijaksara

Aksara Wijaksara meliputi Ongkara, Rwa Bhineda, Triaksara, Pancaksara, Panca Brahma, Desaksara, Caturdasaksara, dan Sodasaksara. Beberapa dari nama-nama aksara tersebut merupakan kombinasi dari aksara Wijaksara lainnya, seperti Caturaksara, Soaksara, dan Ekadaksara.

4. Aksara Modre

Aksara Modre adalah jenis aksara Bali yang sulit dibaca karena adanya pengangge aksara dan penggunaan gambar-gambar tertentu. Aksara Modre dibagi menjadi empat tipe: tipe utama, tipe aksara kotak, tipe lambang-lambang, dan tipe lainnya.

Cara Menulis Angka dalam Aksara Bali

Untuk menulis angka dalam aksara Bali, perlu latihan terlebih dahulu. Menulis angka dengan aksara Bali bisa menjadi cukup rumit, terutama bagi pemula yang baru belajar aksara ini.

Namun, sebelum itu, mari kita mulai dengan mempelajari cara menghitung angka 1 hingga 10 dalam bahasa Bali di bawah ini:

  • 1: besik,siki
  • 2: dua, kalih
  • 3: telu
  • 4: papat
  • 5: lima
  • 6: nenem
  • 7: pitu
  • 8: kutus
  • 9: sia
  • 10: dasa

Tanda Baca Aksara Bali

Di aksara Bali, tanda baca seperti titik dan koma dalam huruf Latin digantikan dengan istilah carik. Dalam bahasa Indonesia, carik berarti "selesai".

Carik terdiri dari dua jenis, yakni carik siki dan carik kalih. Carik siki berfungsi mirip dengan tanda koma, sedangkan carik kalih berfungsi seperti tanda titik.

Carik siki memiliki bentuk yang mirip dengan angka "1" dalam huruf Latin. Sementara itu, carik kalih ditandai dengan dua simbol yang terletak berdekatan.

Aturan dalam Menulis Aksara Bali

Menulis aksara Bali memiliki aturan khusus yang perlu diperhatikan. Meskipun prosesnya mirip dengan menulis dalam bahasa lain, aksara Bali memiliki kompleksitas tambahan.

Dalam buku "Celah-celah Kunci Pasang Aksara Bali" oleh I Nengah Tinggen, dijelaskan beberapa aturan menulis aksara Bali sebagai berikut:

  • Konsonan dasar yang mengikuti adeg-adeg harus diubah menjadi bentuk gabungan, dan adeg-adeg tersebut dihilangkan baik untuk konsonan yang langsung mengikuti adeg-adeg maupun yang dipisahkan oleh spasi (bukan satu kata).
  • Sebagian besar konsonan memiliki bentuk gabungan yang terletak di bawah konsonan sebelumnya. Jika hal ini dilakukan dua kali, akan terjadi tumpuk tiga.
  • Untuk konsonan bentuk gabungan yang mendatar (gempelan), jika diikuti oleh adeg-adeg dan konsonan, maka tidak akan membentuk tumpuk tiga dan dapat ditulis seperti biasa.
  • Hanya tiga konsonan, ya, ra, dan wa yang dapat membentuk tumpuk tiga, dengan konsonan tersebut menjadi konsonan ketiga.
  • Diakritik taling dan taling repa harus ditulis sebelum konsonan yang diikuti.
  • Konsonan Sa yang dihilangkan dan diikuti konsonan Ca atau Sa Saga diganti dengan Sa Saga. Aturan ini berlaku dalam satu kata saja.
  • Konsonan Da yang dibunuh dan diikuti konsonan Nya diganti dengan Ja, dan aturan ini juga berlaku hanya untuk satu kata.

Contoh Kalimat Aksara Bali

  • ᬅᬓ᭄ᬱᬭᬩᬮᬶ: Aksara Bali.
  • ᬲᬟᬫᬓᬦ᭄ᬢᬾᬫᬧᬾ: Saya makan tempe.
  • ᬯᬓ᭄ᬢᬸᬳᬤᬮᬄᬳᬸᬯᬂ: Waktu adalah uang.
  • ᬉᬤᬭᬧᬕᬶᬩᬕᬸᬲ᭄ᬳᬸᬦ᭄ᬢᬸᬓ᭄ᬓᬾᬲᬾᬳᬢᬦ᭄: Udara pagi bagus untuk kesehatan.
  • ᬫᬭᬶᬩᬾᬭᬗ᭄ᬓᬢ᭄ᬲᬾᬓᭀᬮᬄ: Mari berangkat sekolah.
     

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya