Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Butuh Lebih Banyak Pejuang Konservasi untuk Lestarikan Alam

Ihfa Firdausya
28/8/2024 12:09
Butuh Lebih Banyak Pejuang Konservasi untuk Lestarikan Alam
Pegawai Balai Taman Nasional Gunung Merapi Mengecek Tanaman di Area Konservasi Berbasis Genetik di Klangon.(Ardi/MI)

 

DI tengah tingginya kebutuhan manusia untuk kembali ke alam, antisipasi kerusakan alam itu sendiri perlu terus digalakkan. Beragam aktivitas yang populer saat ini seperti forest healing dan jungle run harus tetap menjaga kelestarian alam. Hal itulah yang menjadi perhatian dalam kegiatan Jambore Konservasi Alam Tahun 2024 pada 27-29 Agustus 2024 di Bumi Perkemahan Kali Pasang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmo menyampaikan kegiatan seperti ini bertujuan melahirkan pejuang konservasi.

"Agar fungsi alam tetap optimal, hutannya tetap baik dan lestari, kita membutuhkan para pejuang konservasi. Salah satunya yaitu para peserta Jambore Konservasi Alam ini," ujar Satyawan dalam keterangannya, Rabu (28/8).

Baca juga : Generasi Muda Punya Peran Penting dalam Upaya Konservasi

Kegiatan ini, lanjutnya, menjadi ajang silaturahmi generasi muda konservasi. Selain itu bertujuan untuk lebih mengenalkan keberadaan kawasan konservasi kepada generasi muda.

Sebanyak 200 orang peserta jamboree tahun ini berasal dari kader konservasi alam, kelompok pecinta alam, pramuka, pelajar, mahasiswa, Green Leadership Indonesia, dan Green Youth Movement yang berasal dari UPT Ditjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Satyawan menyebut saat ini pihaknya tengah fokus meningkatkan peran generasi muda untuk menjaga agar alam tetap lestari melalui tagline 'Youth for Sustainable Nature'. 

Baca juga : Delegasi Pemuda ASEAN Pelajari Inovasi Ekonomi Digital di Tiongkok

“Mengapa generasi muda? Karena generasi muda memiliki modal yang besar baik berupa semangat, energi, kreatifitas, keberanian, maupun potensi untuk menjadi agent of change," terangnya.

Menurutnya, generasi muda dapat menjadi agen perubahan dengan cara memiliki pengalaman yang riil ketika berinteraksi dengan alam. Salah satunya, ujar dia, melalui Jambore Konservasi Alam.

Satyawan mengatakan dengan pengalaman riil, ditambah dialog bersama narasumber yang tepat, peserta dapat memiliki pemahaman yang bagus dan pengertian yang cukup fundamental terhadap pentingnya alam. Dengan begitu, mereka bisa menjadi narasumber ketika berdiskusi dengan teman-temannya yang lain.

Selain itu, kata Satyawan, generasi muda juga sangat aktif dalam sosial media. Jadi, agen perubahan itu dapat dilakukan juga dengan menjadi pemengaruh (influencer) yang positif. Ialah pemengaruh dalam menggerakkan kekuatan kaum muda untuk bersama-sama melakukan konservasi alam.

"Pesan saya pada generasi muda untuk lebih terlibat, lebih mempunyai engagement, lebih merangkul teman-teman yang lain, sehingga komitmen Indonesia nanti terkait dengan banyak hal misalnya mitigasi perubahan iklim, dan mengurangi emisi gas rumah kaca bisa tercapai,” ungkapnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya