Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

UGM dan Universitas Groningen Kaji Potensi Hidrogen dalam Transisi Energi

Agus Utantoro
22/8/2024 13:56
UGM dan Universitas Groningen Kaji Potensi Hidrogen dalam Transisi Energi
Universitas Gadjah Mada(https://ugm.ac.id/)

KETERSEDIAAN hidrogen yang melimpah di bumi ini ternyata menyimpan potensi energi sebagai sumber tenaga. Beberapa negara maju bahkan sudah mulai melakukan riset dan mengadaptasi pemanfaatan hidrogen sebagai sumber daya energi terbarukan. Indonesia juga sudah mulai melakukan persiapan untuk transisi menuju energi terbarukan. 

Soal potensi hidrogen di tanah air ini tengah menjadi bahan riset dan kajian dari Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan University Groningen (Rijksuniversiteit Groningen).

Rektor Universitas GM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., mengatakan energi hidrogen adalah energi yang potensial sebagai energi dengan kepadatan tinggi, tetapi menghasilkan karbon yang rendah. Meskipun demikian, diakui implementasi hidrogen, utamanya di Indonesia masih memiliki sejumlah kendala, misalnya biaya  yang masih mahal dan permasalahan logistik. Sehingga lanjutnya, diperlukan banyak kolaborasi riset terkait pengembangan bidang teknologi ini. 

Baca juga : Pagar Listrik Karya Mahasiswa Pengusir Hama Monyet Ekor Panjang di Kawasan Pertanian

"Kami di UGM berkomitmen untuk secara aktif melakukan riset teknologi hidrogen," kata Rektor saat membuka kegiatan kursus musim panas ini mengusung tema  Hydrogen's Role in Energy Transition: Perspective and Challenges. Kali ini, PSE UGM bersinergi dengan University of Groningen untuk mengadakan kursus yang dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan inovatif tentang energi hidrogen.

Tim Ahli PSE UGM Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng., menuturkan PSE UGM tengah mengembangkan hydrogen valley atau ekosistem yang bermanfaat dengan energi hidrogen di sekitar kampus UGM. Penerapan ekosistem merupakan sebuah kolaborasi jangka panjang yang meliputi meliputi pengembangan, produksi, dan penyimpanan energi hidrogen. 

"Pengembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan pendekatan multidisiplin sehingga dapat membantu pemerintah dalam 
pengimplementasian hidrogen di Indonesia," ujarnya.

Baca juga : USNI Resmi Buka Kelas Baru Kolaboratif dan Kreatif di Kampus B Bekasi

Perwakilan University of Groningen, Prof. Bayu Jayawardhana menerangkan penggunaan teknologi hidrogen dalam satu dekade akhir ini yang mulai marak diterapkan di beberapa negara, salah satunya Belanda. Melalui kerja sama antara UGM dan University of Groningen akan sangat membantu penerapan energi hidrogen. 

"Pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki di Groningen dapat membantu penerapan dengan kasus yang unik di Indonesia," ujarnya.

Sementara Atase Pendidikan Belanda di Kedutaan Belanda di Jakarta, Yvonne Klerks, juga turut menyebut pentingya penggunaan tenaga hidrogen di Belanda. Ia menyebut Belanda sebagai pengguna terbesar hidrogen setelah Jerman. Dedikasi Belanda ini juga turut ditandai dengan persetujuan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda pada G20 2020 lalu untuk memerangi krisis iklim.

Baca juga : Seminar Muda Paham Fintech Digelar di Universitas Negeri Padang

Dalam kesempatan itu, Yvonne sebagai perwakilan Pemerintah Belanda dalam kegiatan ini mengapresiasi kerja sama pendidikan antara perguruan tinggi di Indonesia dan Belanda dalam bidang riset ini. 

"Semoga kegiatan ini dapat mendukung kolaborasi riset dan pendidikan antara Belanda dan Indonesia," ucapnya.

Kepala PSE UGM Prof. Ir. Sarjiya, mengatakan hidrogen sebagai sumber energi yang potensial. melalui kerja sama dengan Universitas Groningen bisa memberikan kesempatan adanya transfer pengetahuan antara UGM dan Groningen soal pemanfaatan energi hidrogen. 

Baca juga : Telepon Netanyahu, PM Belanda Desak Gencatan Senjata Gaza

"Melalui kursus ini akan dibagi menjadi dua sorotan, yaitu mengkaji hidrogen dari aspek kebijakan dan aspek teknologi," ujarnya.

Kegiatan summer course akan dilaksanakan pada 19-23 Agustus 2024 ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan inovatif tentang energi hidrogen. Pada hari pertama dan kedua, peserta akan diajak untuk mendalami potensi hidrogen sebagai energi bersih dan strategi kebijakan untuk ekosistem hidrogen yang berkelanjutan. 

Hari ketiga sampai hari terakhir, nantinya peserta akan berfokus pada inovasi penelitian dan teknologi terbaru dalam produksi dan aplikasi hidrogen, serta membahas tantangan dan solusi yang dihadapi. 

"Selama lima hari ini, peserta akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dari para ahli internasional dan nasional, serta membangun jaringan dengan akademisi dan praktisi di bidang energi hidrogen," kata Prof. Sarjiyo. (H-2)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya