Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi

Atalya Puspa
23/8/2024 12:21
Keberlanjutan Pengelolaan Mineral Kritis Kunci Transisi Energi
Pekerja di Kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin (8/7/2024)(ANTARA/ANDRI SAPUTRA)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti peran strategis mineral kritis dalam mendukung transisi energi global dan pengembangan teknologi masa depan. Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Ernowo mengungkapkan bahwa keberlanjutan pasokan mineral menjadi faktor kunci dalam mencapai net zero emission pada tahun 2050, sesuai dengan Paris Agreement.

Ernowo menjelaskan bahwa mineral kritis, yang mencakup bahan-bahan seperti kobalt, litium, tembaga, grafit, dan neodimium, sangat diperlukan untuk berbagai teknologi energi terbarukan dan perangkat teknologi tinggi, termasuk turbin angin, panel surya, dan kendaraan listrik. Namun, pasokan mineral ini berisiko terganggu akibat kelangkaan sumber daya, teknologi ekstraksi yang belum memadai, dan fluktuasi pasar.

"Transisi energi yang kita hadapi saat ini membutuhkan peningkatan signifikan dalam penggunaan mineral kritis. Misalnya, permintaan mineral untuk green hydrogen diproyeksikan meningkat hingga 500 kali lipat, sementara kebutuhan untuk kendaraan listrik akan naik 60 kali lipat," jelas Ernowo, Jumat (23/8).

Baca juga : RUPTL Terbaru akan Menjadi yang Terhijau Sepanjang Sejarah

Untuk mengatasi tantangan ini, Ernowo menekankan pentingnya strategi hilirisasi komoditas utama seperti nikel, timah, bauksit, dan besi. Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk mineral dalam negeri, tetapi juga memastikan optimalisasi sumber daya yang ada, sehingga dapat mendukung ketahanan energi dan teknologi Indonesia di masa depan.

Selain itu, BRIN juga mendorong langkah-langkah inovatif dalam eksplorasi dan pengolahan mineral guna meningkatkan cadangan mineral nasional. Inovasi teknologi dan pengelolaan sumber daya mineral yang berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan pasokan yang memadai bagi kebutuhan energi hijau dan teknologi masa depan.

Melalui pendekatan ini, BRIN berkomitmen untuk mendukung tercapainya net zero emission dan pengembangan teknologi masa depan, serta memperkuat posisi Indonesia dalam peta industri global yang semakin kompetitif.

"Pengelolaan mineral kritis harus dilakukan dengan pendekatan yang terintegrasi, mulai dari eksplorasi, pengolahan, hingga penerapan teknologi baru. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan keberlanjutan pasokan mineral yang diperlukan dalam era transisi energi," pungkas Ernowo. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya