Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PASAR tradisional yang dikelola oleh Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), menghadapi masalah serius terkait pencemaran limbah. Gunungan sampah yang meluber di tempat pembuangan sementara (TPS) telah mencemari lingkungan sekitar.
Salah satu pasar yang terdampak pencemaran limbah adalah Pasar Cisalak. Gunung sampah di pasar tradisional yang terletak di tengah lingkungan permukiman padat penduduk ini telah mencapai ketinggian hingga 8 meter.
Kondisi ini tentu berdampak terhadap kualitas air maupun udara yang menjadi sangat buruk.
Baca juga : Miris! Sampah Menumpuk Berminggu-minggu Hingga Busuk di Sejumlah Pasar Tradisional Depok
Seorang penjual gorengan dan minuman teh dan kopi di Pasar Cisalak bernama Sukesih, mengaku tumpukan sampah dengan ketinggian 8 meter tersebut dikatakan telah berada di lokasi itu selama ber hari-hari.
Gunungan sampah itu kata dia telah mencemari air dan udara. ”Kopi yang saya jual rasanya bau, tak enak di minum. Airnya berubah warna dan berbau. Saya juga merasakan gangguan gatal-gatal dan sudah minum obat. Tapi belum sembuh-sembuh,” katanya, Sabtu (17/8).
Dikatakan Sukesih, gunungan sampah berada di bagian kios-kios yang berdekatan dengan TPS dan jalan umum yang sehari-hari dilewati warga, pedagang, maupun pengunjung pasar.
Baca juga : PSI Depok Minta Pemda Serius Bersihkan Sampah di Pinggir Jalan
Pedagang di pasar ini juga merasakan dampak langsung dari kondisi tumpukan sampah yang semakin menggunung ini. Bau tak sedap, gangguan kesehatan, dan penurunan omzet menjadi masalah serius. Sayangnya, pelaporan keberadaan sampah ini menjadi kendala karena kurangnya koordinasi.
Darles, pedagang daging ayam potong mengaku mengalami penurunan omzet dalam sebulan terakhir. "Beda dari biasanya. Dari biasanya terjual 100 ekor sekarang hanya 50 ekor atau turun 50 persen," katanya.
Darles juga mengaku dadanya sering nyeri dan nyesak karena tak kuat mencium aroma bau tak sedap dari tumpukan sampah yang menimbun di TPS.
Baca juga : 30 Meter Gunung Sampah TPA Cipayung Depok Terbelah, Layanan Pengiriman Sampah Sementara Dihentikan
Sementara itu, Santi pengunjung pasar mengaku merasakan aroma bau tak sedap dari gunungan sampah TPS telah membawa penyakit. "Bau sampahnya menyeruak. Kepala saya pusing, saya juga merasakan gatal-gatal saat berbelanja," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah atau UPTD Pasar Cisalak, Wahyu Sahadat, tak menampik jika pedagang dan pengunjung mengeluhkan sampah TPS.
Wahyu juga mengatakan pegawai pasar termasuk dirinya juga merasakan sakit kepala dan bersin-bersin. Hal itu karena bau sampah terbawa udara ke dalam kantor tempatnya bekerja.
Baca juga : Sungai Pesanggrahan Depok yang Tertimbun Ribuan Ton Sampah Belum Dibersihkan
Sampah TPS seluas 1000 meter persegi sudah semakin menjulang karena tidak dipindahkan ke tempat pembuangan akhir atau TPA Cipayung. "Sekarang volume sampahnya sudah semakin tinggi, ada kali 8 meter," katanya.
Keberadaan sampah ini, kata dia telah memicu menurunnya omzet pedagang. Selain omzet yang berkurang, telah banyak pedagang menutup kiosnya.
"Ketika kita tanyakan alasan mereka tak kuat mencium bau sampah. Gunungan sampah ini membawa dampak besar terhadap ekonomi pedagang," ucapnya.
Wahyu mengaku telah meminta agar sampah dipindahkan ke TPA Cipayung, namun hingga saat ini belum ada tindakan konkret. Diharapkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan atau DLHK Kota Depok segera mengambil langkah untuk mengatasi situasi ini.
“Sebagai pengelola, kita perlu peduli terhadap lingkungan dan berperan aktif dalam menjaga kebersihan. Semoga masalah ini segera mendapatkan solusi yang tepat,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kebersihan dan Kemitraan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan atau DLHK Kota Depok Ardan Kurniawan mengatakan akan segera mengakut sampah yang kini meluber di Pasar Cisalak.
“Termasuk sampah di Pasar Kemiri Muka, Pasar Agung, Pasar Tugu, Pasar Sukatani, Pasar Musi dan sampah pinggir jalan, terowongan jalan tol, kita akan angkat dan pindahkan ke TPA Cipayung, ” pungkasnya. (Z-9)
Selain tidak membuang sampah, para siswa sekolah dasar diajak untuk tidak menambah sampah dengan cara membawa botol minum sendiri.
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
MOTIF bunga pada model fesyen memang cukup banyak digandrungi di modest fashion. Selain itu, warna pastel dan warna monokrom juga merupakan salah satu pilihan outfit yang cukup digemari
Intensitas hujan tinggi yang terjadi beberapa hari ini telah menyebabkan sampah kiriman dari Sungai Citanduy berserakan di pantai barat.
Kebakaran itu menyebabkan pengelola TPA menutup sementara pembuangan sampah ke lokasi. Akibatnya, tumpukan sampah pun berserakan di banyak objek wisata.
Seorang warga membuang sampah yang dibungkus dalam beberapa kantong plastik
Untuk menghadapi Pemilu 2024, BPBD terus melakukan upaya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi ancaman potensi bencana alam
BADAN Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Barat menyebutkan, politik uang menjelang hari pencoblosan Pemilu 2024 tidak hanya lewat serangan fajar.
KOMISI Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Barat, memastikan 140.457 tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di Jabar menggelar pemungutan suara hari ini, Rabu (14/2).
Rekomendasi PSU di Cirebon dikeluarkan setelah Bawaslu menemukan adanya adanya sejumlah pelanggaran pada proses pemungutan suara.
PENGAWAS Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menjalani rapid test untuk deteksi adanya penyebaran virus Covid-19.
PELAKSANAAN pemilihan umum kepala daerah (pilkada) Kabupaten Pandeglang akan berlangsung Rabu (9/12/2020).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved