Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PPDS Undip Bunuh Diri Diduga karena Bullying, IAKMI: Jangan Cepat Ambil Kesimpulan

M. Iqbal Al Machmudi
15/8/2024 14:16
PPDS Undip Bunuh Diri Diduga karena Bullying, IAKMI: Jangan Cepat Ambil Kesimpulan
Kampus Undip Semarang.(Dok. Undip)

PENGURUS Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar menekankan kasus bunuh diri Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi dari Universitas Diponegoro (Undip) jangan buru-buru disimpulkan karena bullying atau perundungan. Diperlukan investigasi mendalam terkait kegiatan korban selama bertugas sebagai PPDS di RSUP Kariadi, Semarang.

"Saya kira tidak dengan mudah kita mengambil kesimpulan bahwa bullying itu menjadi penyebabnya karena orang yang mengalami bunuh diri seperti itu tentu memiliki persoalan yang kompleks," kata Iqbal saat dihubungi, Kamis (15/8).

Di Indonesia ada lebih 15 juta generasi muda mengalami depresi dan sekitar 2,5 juta lebih itu mengalami depresi berat. Jadi jika langsung menuding bahwa penyebabnya bunuh diri korban adalah perundungan, ia menilai terlalu overgeneralisasi karena banyak di Indonesia dokter yang telah diluluskan oleh program pendidikan spesial.

Baca juga : Dokter PPDS Undip Meninggal Dunia, Diduga Bunuh Diri karena Depresi

"Kalau tiba-tiba ada satu yang mengalami anomali seperti ini, kita tidak bisa lantas mengatakan itu penyebabnya karena PPDS itu yang dipenuhi oleh bullying. Sehingga dilakukan investigasi dulu sebelum mengeluarkan statement apakah itu penyebabnya," tegasnya.

Selain itu ia menilai bahwa penutupan sementara program PPDS itu tidak tepat karena jika dilakukan penutupan tersebut, maka secara otomatis program pelayanan kegiatan anestesi akan berhenti.

"Karena tidak mungkin para supervisor dan dokter senior saja yang menjalankan kegiatan itu. Efeknya itu akan terganggu pada masyarakat. Banyak masyarakat yang ingin menjalankan operasi dan membutuhkan anestesi," ucapnya.

Untuk melihat secara objektif dan adil maka perlu dilakukan pendalaman dulu.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya