Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

UKRIDA dan Asosiasi Pastoral Indonesia Bersinergi untuk Kesejahteraan Bangsa

Syarief Oebaidillah
14/8/2024 16:36
UKRIDA dan Asosiasi Pastoral Indonesia Bersinergi untuk Kesejahteraan Bangsa
(DOK UKRIDA)

Dalam dunia yang semakin kompleks, kesejahteraan sosial melibatkan lebih dari sekadar aspek ekonomi, melainkan juga kesehatan mental, hubungan sosial, dan kualitas hidup. Konseling dan pelayanan pastoral yang berperan krusial dalam mencapai kesejahteraan sosial. Konseling memberikan dukungan berdasarkan pemahaman psikologis dan emosional untuk membantu individu mengatasi hambatan pribadi dan sosial, sementara pelayanan pastoral menawarkan dukungan emosional dan spiritual untuk membantu individu menemukan makna dan tujuan hidup.

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) terus berfokus pada pendidikan untuk membentuk pemimpin masa depan dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Melalui keterangan resmi hari ini menyebutkan, UKRIDA danAsosiasi Pastoral Indonesia (API) menjalin kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan Clinical Pastoral Education di Fakultas Psikologi UKRIDA. Kolaborasi diawali dengan forum Indonesian International Pastoral Encounter (INDOPASTER) 2024 yang mengusung tema 'Pastoral for the Welfare of the Nation', pada 8 - 10 Agustus 2024 di Kampus UKRIDA.

Baca juga : Pendapatan Nasabah Melompat

Kedua pihak bertujuan memberikan dampak positif yang luas, menggabungkan visi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peran pastoral di setiap lapisan masyarakat.

Rangkaian seminar dan diskusi forum ini memakai sudut tinjau dari berbagai dimensi tematis yaitu kemajemukan agama; pastoral di bidang politik dan hukum; pastoral pada berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan keamanan; pastoral di bidang lingkungan hidup; pastoral bagi mereka yang membutuhkan (situasi perang, kekerasan maupun bencana); penguatan kapasitas pemuda dan perdamaian; dan pengembangan pastoral untuk CPE dan Chaplaincy.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung yang mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ia menyampaikan para ahli pastoral saat ini telah menjadi lapisan profesional bangsa yang bergerak dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, sikap dan panggilan niat yang memihak untuk meringankan beban mental masyarakat. “Kita sungguh berharap, apapun dan bagaimanapun rumitnya pekerjaan rumah bangsa kita, inklusivitas merupakan jalan baru yang memicu kerjasama, menghangatkan tolong menolong, ulur tangan, bahu membahu, saling cinta mencintai, saling topang, demi kelangsungan bangsa,” papar Jeane M Tulung.

Baca juga : BNI dan Universitas Mercu Buana Kolaborasi Tingkatkan Ekosistem Keuangan Kampus

Selanjutnya Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Ing. Ir. Herman Parung, M.Eng., menyampaikan pandangannya terkait dunia pastoral, “Saat ini meluasnya cakupan bidang pelayanan pastoral—tidak hanya melayani pribadi-pribadi, tapi juga melayani masyarakat dan ikut terlibat menangani masalah di tatanan sosial-kemasyarakatan dan lingkungan hidup— menantang semua pihak untuk dapat berpikir kreatif dan bertindak konstruktif bagi masa depan anak-anak bangsa di masa depan.”

Selain itu pada kesempatan ini, Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh John Livingstone Wuisan selaku ketua Umum API dan Prof. Herman Parung selaku Rektor UKRIDA serta Dr. Theresia Citraningtyas selaku Wakil Rektor III UKRIDA berfokus pada Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian untuk masyarakat dan sertifikasi pastoral selama lima tahun.

Indonesian International Pastoral Encounter (INDOPASTER) 2024 ini menghadirkan berbagai pembicara ahli dari dalam dan luar negeri, termasuk Dr. Dhahana Putra, Bc.IP., S.H., M.Si. selaku Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan HAM RI mewakili Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly, Rev. Dr. Margaretha HendriksRirimase dari UKIM Ambon, dr. Theresia Citraningtyas, MWH, Ph.D, Sp.KJ, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III Universitas Krida Wacana serta Anggota Dewan Nasional API. Selain itu, Yowanda Yonggara, SH, MKn, Regional Executive World Student Christian Federation (WSCF - Federasi Mahasiswa Kristen se-Dunia) untuk Asia-Pasifik, dan Rev. Stephen Delbridge, Pendidik Pastoral Klinis di The Austin CPE Centre, turut berpartisipasi sebagai pembicara. Hadir juga Ir. Maurits Mantiri, M.M., Walikota Bitung, sebagai Ketua DPD Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Sulut dan Sekretaris Komite Pastoral Pusat API.

Baca juga : Mengapa Asuransi Life Care BRI Wajib Dimiliki Sejak Usia Muda? Ini Alasannya

Dr. Citra selaku Ketua Panitia INDOPASTER 2024 dalam topik Pastoral Care in Mental Health, memaparkan prinsip-prinsip penting dalam pelayanan pastoral yang meliputi kehadiran yang memberikan kehidupan: kualitas kehadiran, penghargaan positif, kemurnian, rasa hormat, keselamatan, dan penerimaan, penghargaan terhadap pilihan sendiri dan penentuan nasib sendiri, terhubung dengan realitas dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, pendampingan dalam momen-momen sulit dan menjadi pembawa pesan harapan. Prinsipprinsip ini menekankan pentingnya peran pelayanan pastoral dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada individu, terutama dalam konteks kesehatan mental.

Rev. Dr. Margaretha Hendriks-Ririmase juga mengingatkan terkait pendekatan pastoral terhadap mereka yang membutuhkan, menurutnya diperlukan analisis mendalam mengenai akar masalah dan latar belakang kondisi penderita. Pendekatan pastoral yang mempertimbangkan berbagai isu terkait yang menyebabkan viktimisasi, termasuk advokasi untuk korban kekerasan massal dan domestik. Selain itu pelayanan pastoral kepada korban membutuhkan perhatian khusus terhadap penyembuhan trauma, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan mental. Pendekatan ini telah diterapkan di Maluku dengan hasil yang cukup sukses.

Acara ini disambut dengan antusias oleh para peserta, termasuk Pdt. Dorkas Natalina, S.E., M.Si.Teol., yang merupakan pendeta jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman Yogyakarta. Beliau menyatakan, "Saya sangat mendukung acara Indonesian International Pastoral Encounter 2024 karena acara ini memperlengkapi praktisi pastoral dalam menjalankan fungsi pastoral di berbagai bidang, termasuk politik, hukum, ekonomi, dan kesehatan. Acara ini melibatkan narasumber dari berbagai lini, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memberikan wawasan luas bagi pelayanan pastoral yang lebih holistik dan berdampak positif bagi kesejahteraan bangsa."

Baca juga : Novi, Mahasiswa Termuda UNY Berusia 15 Tahun

Forum ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian serta sinergi antara gereja, pemerintah, dan lembaga non-pemerintah dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada mereka yang membutuhkan, serta peran UKRIDA dan API dalam mendukung kesejahteraan bangsa yang dapat diinisiasi dari dunia pendidikan.

UKRIDA berkomitmen untuk membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, dengan tujuan utama membangun bangsa melalui upaya pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Acara ditutup dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Danny R. Titaley, M.Pd., yang mengakhiri kegiatan dengan doa pengutusan bagi para pastoral Indonesia. Dalam momen penuh makna ini, para pastoral didoakan dan diutus kembali ke tengah masyarakat dengan semangat baru untuk melanjutkan pelayanan mereka. Ibadah dan doa pengutusan tersebut menjadi peneguhan penting, menginspirasi para pastoral untuk membawa dampak positif di setiap lapisan komunitas masyarakat.

UKRIDA dengan motto Lead To Impact terus berkarya melaksanakan tugas ikut memanusiakan manusia melalui pelayanan pastoral demi kesejahteraan bangsa. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya