Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
MENGKONSUMSI makanan yang mengandung banyak minyak tentu tidak baik unuk kesehatan tubuh. Salah satunya adalah sering makan gorengan.
Memang gorengan ini adalah makanan yang bisa kalian nikmati kapan pun dan di mana pun. Tetapi jika terlalu sering mengkonsumsinya akan berakibat bahaya terhadap kesehatan.
Bahkan, dampaknya bisa menimbulkan penyakit kronis. Dengan harganya yang cukup murah dan rasanya enak, gorengan ini bisa menjadi berbahaya untuk tubuh.
Baca juga : 8 Efek Samping Mengonsumsi Buah Alpukat Secara Berlebihan
Mungkin dampaknya tidak akan kalian rasakan langsung, namun bahaya tersebut akan menyerang sewaktu-waktu di kemudian hari.
Gorengan mengandung kalori yang sangat tinggi, terutama karena minyak yang terserap dalam makanan selama proses penggorengan.
Kalori yang berlebihan dari lemak jenuh dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat dan obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Baca juga : Gorengan tidak Disarankan Jadi Sajian Buka Puasa
Gorengan biasanya mengandung lemak trans dan lemak jenuh, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam tubuh.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Lemak trans dan lemak jenuh dalam gorengan juga berkontribusi pada penumpukan plak di arteri (aterosklerosis).
Baca juga : Benua Asia Tertinggal dalam Upaya Kikis Lemak Trans dari Makanan
Hal itulah yang dapat mempersempit aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Konsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan dapat mengganggu fungsi insulin dan menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.
Gorengan juga biasanya mengandung indeks glikemik tinggi, yang bisa memicu lonjakan gula darah.
Baca juga : Konsumsi Serat Cegah Obesitas dan Turunkan Risiko Diabetes
Gorengan sering kali sulit dicerna oleh sistem pencernaan karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Ini dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti perut kembung, mulas, dan sembelit. Selain itu, minyak yang digunakan untuk menggoreng bisa mengiritasi lambung.
Ketika makanan digoreng pada suhu tinggi, dapat terbentuk senyawa berbahaya seperti akrilamida, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Akrilamida terbentuk terutama pada makanan yang kaya karbohidrat seperti kentang goreng.
Minyak yang dipanaskan berulang kali untuk menggoreng dapat menghasilkan radikal bebas, yang merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Paparan radikal bebas berlebihan dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis.
Proses penggorengan dapat merusak vitamin dan mineral dalam makanan, seperti vitamin A dan E, yang sensitif terhadap panas.
Dengan demikian, nilai gizi dari makanan yang digoreng menjadi lebih rendah dibandingkan dengan metode memasak lainnya seperti mengukus atau memanggang.
Gorengan yang renyah dan gurih dapat memicu ketergantungan dan membuat orang cenderung makan berlebihan.
Ini bisa menyebabkan asupan kalori yang berlebihan dan peningkatan risiko obesitas dan penyakit terkait lainnya.
Gorengan sering kali mengandung banyak garam untuk meningkatkan rasa. Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang dikenal sebagai hipertensi.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
Konsumsi gorengan yang tinggi lemak bisa memperburuk kondisi kulit seperti jerawat dan kulit berminyak.
Lemak berlebih dapat menyebabkan produksi sebum yang berlebihan, yang menyumbat pori-pori dan menyebabkan peradangan kulit.
Maka dari itu, membatasi konsumsi gorengan dan memilih metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang, mengukus, atau merebus sangat disarankan untuk menjaga kesehatan jangka panjang. (Z-12)
Tindakan cepat dan tepat dapat membuat perbedaan signifikan dalam penanganan kecelakaan pada anak.
SAAT bayi tertidur tak jarang orangtua tidur di samping bayinya. Banyak orangtua yang memilih tidur bersama bayinya untuk memudahkan menyusui di malam hari.
MENGASUH bayi yang baru lahir memang menantang. Ada beberapa alat untuk meringankan pengasuhan bayi sehari-hari, seperti salah satunya baby bouncer.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperkirakan kasus (diabetes melitus) DM tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun meningkat saat ini dengan kenaikan mencapai 70%.
Sebagian dari kita mungkin pernah membawa ponsel atau buku ke toilet, berharap memanfaatkan waktu untuk membaca artikel atau sekadar menggulir media sosial.
Memasak mie instan dengan air mentah dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk menggunakan air bersih dan aman
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama di tempat makan menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan.
Makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.
PENGEBOMAN Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Beberapa serangan udara pada Minggu dini hari waktu setempat menewaskan puluhan orang.
Makan terlalu banyak juga dapat mengganggu sistem pencernaan kita, menyebabkan perut kembung, indigestion dan juga masalah reflux gastroesofagfeal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved