Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Mengenal Gempa Megathrust yang Diprediksi akan Terjadi di Selat Sunda, Begini Tanda-tandanya

Reynaldi Andrian Pamungkas
13/8/2024 19:28
Mengenal Gempa Megathrust yang Diprediksi akan Terjadi di Selat Sunda, Begini Tanda-tandanya
Petugas mengamati informasi gempa bumi terkini melalui alat Warning Receiver System (WRS)(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

BEBERAPA waktu lalu Badan Meteorologi Jepang memperingatkan tentang gempa besar di sepanjang pantai Pasifik pasca yang terjadi di Kyushu.

Gempa megathrust di Nankai saat itu ternyata sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Nankai sendiri letaknya berada di timur Pulau Shikoku, Kyushu dan Kinki Jepang.

Bahkan menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono sempat mengatakan bahwa gempa megathrust di Nankai dapat memicu gemba dahsyat hingga megnitudo 8.0 setiap satu sampai dua abad sekali.

Baca juga : BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia

Selain itu di Palung Nankai juga gempa megathrust ini berpotensi hingga magnitudo 9.1. Dari hal tersebut Daryono gempa megathrust ini akan terjadi di Indonesia, tepatnya di Selat Sunda dan Mentawai.

Lalu apa itu gempa megathrust?

Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya. 

Gempa ini biasanya memiliki magnitudo yang sangat besar karena terjadi pada patahan yang panjang dan melibatkan area yang luas. 

Baca juga : BMKG: Waspada Gelombang Sangat Tinggi di Perairan Indonesia

Gempa megathrust dapat menyebabkan tsunami besar dan kerusakan yang meluas di daerah sekitar episentrumnya.

Zona subduksi seperti yang ada di sepanjang wilayah pesisir Sumatra dan Jawa di Indonesia sangat rentan terhadap gempa megathrust. 

Contoh dari gempa megathrust yang terkenal adalah Gempa dan Tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 yang terjadi di lepas pantai Sumatra dan menyebabkan kehancuran besar di beberapa negara di sekitar Samudra Hindia.

Baca juga : BMKG Imbau Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi 6 Meter di Perairan Indonesia

Fenomena ini sangat dipelajari oleh para ahli geologi dan seismologi karena potensi dampaknya yang sangat besar terhadap keselamatan manusia dan infrastruktur di daerah yang terdampak. 

Upaya mitigasi, seperti peringatan dini tsunami dan bangunan yang tahan gempa, sangat penting untuk mengurangi risiko dari gempa megathrust.

Gempa megathrust, seperti gempa besar lainnya, biasanya tidak memiliki tanda-tanda yang dapat dirasakan jauh sebelum kejadian. 

Baca juga : Gelombang Tinggi 6 Meter, BMKG: Minta Warga Pesisir Waspada

Namun, ada beberapa fenomena yang bisa menjadi indikasi atau peringatan dini akan terjadinya gempa megathrust.

Tanda-tanda Gempa Megathrust

1. Getaran Awal (Foreshocks)

Foreshocks: Gempa kecil atau getaran yang terjadi sebelum gempa utama (mainshock) kadang-kadang bisa menjadi tanda awal dari gempa megathrust. Namun, tidak semua gempa besar didahului oleh foreshocks, sehingga ini bukanlah indikator yang dapat diandalkan.

2. Pergerakan Tanah

Perubahan Pergerakan Tanah: Di beberapa kasus, sebelum gempa megathrust terjadi, tanah mungkin menunjukkan pergerakan kecil yang bisa dideteksi oleh alat pengukur atau sensor geologi. Pergerakan ini mungkin tidak terasa oleh manusia, tetapi bisa terdeteksi oleh peralatan khusus.

3. Perubahan Permukaan Laut

Penurunan Permukaan Laut Secara Tiba-Tiba: Di zona subduksi, permukaan laut bisa tiba-tiba surut dengan cepat sebelum terjadi tsunami yang diakibatkan oleh gempa megathrust. Ini adalah tanda bahaya yang sangat serius, dan orang-orang di daerah pesisir harus segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

4. Peningkatan Aktivitas Seismik

Aktivitas Seismik: Peningkatan aktivitas seismik di zona subduksi, seperti gempa kecil yang sering terjadi dalam waktu singkat, bisa menjadi indikasi bahwa tekanan di zona megathrust sedang meningkat dan bisa menyebabkan gempa besar.

5. Perubahan Gas di Tanah

Emisi Gas: Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa emisi gas seperti radon dari tanah bisa meningkat sebelum terjadinya gempa besar. Namun, ini bukan tanda yang dapat diandalkan secara universal karena bervariasi tergantung kondisi geologi setempat.

6. Gangguan Elektromagnetik

Gangguan pada Peralatan Elektronik: Beberapa laporan menyebutkan gangguan pada peralatan elektronik atau sinyal radio sebelum gempa besar terjadi, meskipun ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan dan bukan indikator yang dapat diandalkan.

7. Perubahan pada Air Sumur

Perubahan Level dan Kualitas Air Sumur: Di beberapa daerah, perubahan level air di sumur atau perubahan kualitas air, seperti kekeruhan atau munculnya gas, telah dilaporkan sebelum gempa besar.

8. Suara Aneh dari Bumi

Suara Gemuruh atau Dentuman: Beberapa orang melaporkan mendengar suara gemuruh atau dentuman dari dalam bumi sebelum gempa besar terjadi. Namun, ini juga bukan tanda yang pasti dan seringkali tidak terdeteksi oleh banyak orang.

Dari tanda-tanda terjadinya gempa megathrust di atas, tentu kalian perlu melakukan beberapa upaya untuk mengevakuasi diri.

Upaya yang Dilakukan

Ketika gempa megathrust terjadi, ada beberapa upaya yang harus dilakukan untuk melindungi diri dan mengurangi dampak dari bencana tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil:

Sebelum Gempa

  1. Pendidikan dan Latihan: Edukasi masyarakat mengenai bahaya gempa dan tsunami, serta latihan evakuasi secara berkala sangat penting. Ini termasuk mengenali tanda-tanda awal gempa dan tsunami serta rute evakuasi yang aman.
  2. Desain Bangunan Tahan Gempa: Bangunan dan infrastruktur harus dirancang agar tahan terhadap gempa besar. Menggunakan teknik konstruksi yang memperkuat fondasi dan struktur bangunan dapat mengurangi risiko kerusakan.
  3. Sistem Peringatan Dini: Memasang sistem peringatan dini tsunami di daerah pesisir yang rawan gempa megathrust. Sistem ini menggunakan sensor untuk mendeteksi gempa dan mengirim peringatan cepat kepada masyarakat sebelum tsunami tiba.
  4. Rencana Darurat: Setiap individu dan keluarga harus memiliki rencana darurat, termasuk tempat pertemuan setelah evakuasi, persediaan makanan, air, dan kotak P3K.

Saat Gempa Terjadi

  1. Berlindung: Segera berlindung di bawah meja atau di dekat dinding dalam bangunan jika memungkinkan. Hindari jendela, kaca, dan benda-benda yang bisa jatuh.
  2. Tetap di Tempat: Jika berada di dalam ruangan, tetaplah di dalam sampai gempa berhenti. Jika berada di luar, carilah area terbuka yang jauh dari bangunan, pohon, dan kabel listrik.
  3. Jika Berada di Pesisir: Jika gempa terasa sangat kuat dan Anda berada di daerah pesisir, segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi tanpa menunggu peringatan tsunami resmi. Tsunami bisa datang dalam hitungan menit setelah gempa.

Setelah Gempa

  1. Evakuasi ke Tempat Aman: Jika berada di daerah pesisir, segera bergerak ke tempat yang lebih tinggi atau lebih jauh dari pantai karena potensi tsunami. Gunakan rute evakuasi yang telah ditentukan.
  2. Periksa Diri dan Orang Lain: Setelah gempa, periksa diri Anda dari cedera dan bantu orang lain yang membutuhkan. Hindari bangunan yang rusak karena bisa terjadi gempa susulan atau reruntuhan.
  3. Ikuti Informasi dari Otoritas: Dengarkan informasi dan instruksi dari otoritas setempat melalui radio, telepon, atau sistem peringatan lainnya. Jangan kembali ke daerah yang terkena tsunami sebelum dinyatakan aman.
  4. Waspada Terhadap Gempa Susulan: Setelah gempa utama, gempa susulan bisa terjadi. Tetap waspada dan siap berlindung kembali jika terjadi gempa susulan.
  5. Jangan Gunakan Listrik atau Gas Jika Ada Kerusakan: Jika mencium bau gas atau melihat kerusakan listrik, segera matikan sumbernya jika aman dan jangan gunakan api atau perangkat listrik sampai diperiksa oleh pihak berwenang.

Pemulihan

  1. Bantuan dan Pemulihan: Partisipasi dalam upaya pemulihan, seperti membantu tetangga, mengikuti instruksi dari pihak berwenang, dan mendukung program bantuan kemanusiaan.
  2. Perbaikan dan Rekonstruksi: Setelah bencana, penting untuk memulai proses perbaikan dan rekonstruksi dengan menggunakan teknik yang lebih tahan gempa.

Dengan mempersiapkan diri sebelum, selama, dan setelah gempa megathrust, risiko dan dampak dari bencana ini dapat diminimalkan.

Secara umum, tidak ada tanda-tanda yang pasti dan dapat diandalkan untuk memprediksi kapan gempa megathrust akan terjadi. 

Oleh karena itu, persiapan dan kesiapsiagaan yang berkelanjutan adalah kunci untuk menghadapi risiko gempa megathrust. 

Teknologi seperti sistem peringatan dini gempa dan tsunami menjadi sangat penting untuk memberikan peringatan sesegera mungkin setelah gempa terjadi. (Z-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya