Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengapa Atmosfer Matahari Lebih Panas Ketimbang Permukaannya?

 Gana Buana
08/8/2024 13:06
Mengapa Atmosfer Matahari Lebih Panas Ketimbang Permukaannya?
Atmosfere matahari lebih panas(Twitter)

SALAH satu misteri terbesar dalam astrofisika adalah mengapa atmosfer Matahari, atau korona, memiliki suhu yang jauh lebih tinggi daripada permukaan Matahari itu sendiri.

Fenomena ini telah membingungkan ilmuwan selama beberapa dekade dan terus menjadi topik penelitian yang intens.

Baca juga : Ini yang Dicari Ilmuwan saat Gerhana Matahari Total di AS

Berikut adalah penjelasan mengenai fenomena ini berdasarkan fakta dan sumber ilmiah.

Suhu Permukaan vs. Atmosfer Matahari

Permukaan Matahari, yang dikenal sebagai fotosfer, memiliki suhu sekitar 5.500 derajat Celsius. Di sisi lain, korona atau atmosfer terluar Matahari dapat mencapai suhu jutaan derajat Celsius.

Perbedaan suhu yang ekstrem ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana atmosfer yang lebih jauh dari inti panas Matahari bisa lebih panas?

Baca juga : Waspada! Besok Akan Terjadi Ancaman Serius Matahari Terhadap Bumi

Teori Pemanasan Korona

Berikut beberapa teori yang diajukan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan fenomena ini:

  1. Gelombang Alfvén

    • Gelombang magnetik yang disebut gelombang Alfvén diyakini memainkan peran penting dalam pemanasan korona. Gelombang ini bergerak sepanjang garis medan magnet Matahari dan mentransfer energi dari permukaan ke korona, memanaskannya hingga jutaan derajat .
  2. Rekoneksi Magnetik

    • Proses ini terjadi ketika garis medan magnet yang terpelintir dan terjalin kembali terhubung dan melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk panas. Rekoneksi magnetik ini dapat terjadi secara terus-menerus di korona, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan suhunya .
  3. Nanoflares

    • Nanoflares adalah ledakan kecil namun sangat energetik di atmosfer Matahari. Meskipun individu nanoflares tidak mengandung energi yang cukup untuk menjelaskan pemanasan korona, banyaknya ledakan ini secara kumulatif dapat meningkatkan suhu korona hingga jutaan derajat .

Penelitian Terkini

Studi terbaru menggunakan instrumen canggih seperti Teleskop Ruang Angkasa Solar Dynamics Observatory (SDO) dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) telah memberikan wawasan lebih mendalam tentang fenomena ini.

Observasi dari misi Parker Solar Probe NASA juga diharapkan dapat menjawab lebih banyak pertanyaan mengenai pemanasan korona.

Baca juga : Apa Penyebab Mata Berair saat Melihat Matahari? Ini Dia 6 Faktornya

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari, teori-teori dan penelitian terkini memberikan gambaran yang semakin jelas tentang mengapa atmosfer Matahari lebih panas daripada permukaannya.

Gelombang Alfvén, rekoneksi magnetik, dan nanoflares adalah beberapa mekanisme yang berperan penting dalam fenomena ini.

Pemahaman yang lebih baik tentang pemanasan korona tidak hanya penting untuk astrofisika tetapi juga untuk memprediksi cuaca luar angkasa yang dapat mempengaruhi Bumi. (Z-10)

Sumber:



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya