Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DIREKTUR Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengajak seluruh majelis taklim di Indonesia berperan aktif dalam menggerakkan umat Islam untuk berwakaf. Ia menekankan pentingnya wakaf sebagai bentuk ibadah sosial yang strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
"Saya membayangkan kalau majelis taklim di Indonesia bersama-sama menggerakkan umat, masyarakat, untuk berwakaf sesuai dengan kemampuannya. Wakaf uang, seberapa pun itu, akan berfungsi sangat instrumental dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia," ujar Kamaruddin secara virtual dalam Silaturahim Nasional Pokja Majelis Taklim di Jakarta, Jumat (2/8/2024) malam.
Dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia , Sabtu (3/8) Kamaruddin juga menekankan, pengentasan kemiskinan bukan hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi tanggung jawab bersama. "Kemiskinan bukan hanya tugas negara, tapi tugas kita semua, kalau kita mampu. Mari kita berwakaf," ujarnya.
Baca juga : Ditjen Bimas Islam dan LKS-PWU Dorong Gerakan Indonesia Berwakaf
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam (Penais), Ahmad Zayadi menyebut, majelis taklim tidak hanya menjadi gerakan besar untuk memperkuat sinergi dalam implementasi moderasi beragama. Lebih dari itu, Zayadi meminta majelis taklim juga memperluas program pada aspek sosial hingga pemberdayaan ekonomi umat.
“Beragama tidak hanya pada aspek spiritual, tetapi bagaimana beragama itu kita bumikan pada aspek sosial kemasyarakatan. Tidak ada jarak agama dengan isu pendidikan, kesehatan, dan semua aspek dimensi kehidupan,” kata Zayadi.
Zayadi menerangkan, silaturahmi ini bukan hanya untuk menyamakan persepsi visi peradaban, tetapi menjadi ajang untuk silatul afkar dan juga silatul 'amal. Menurutnya, selain isu-isu agama, silatul afkar juga isu-isu aktual terkait pemberdayaan sosial kemasyarakatan dan ekonomi umat.
“Topik yang diangkat pun akan relevan dengan kebutuhan seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, dengan tujuan menghasilkan solusi konkret yang dapat diimplementasikan,” imbuhnya.
Sementara, lanjutnya, silatul 'amal akan diwujudkan aksi nyata melalui langkah-langkah kolaboratif dengan lembaga-lembaga mitra. Zayadi mencontohkan seperti lembaga filantropi, lembaga keuangan syariah, lembaga kesehatan, lembaga pelestarian lingkungan, dan lainnya.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk pengembangan dan penguatan majelis taklim, serta menciptakan sinergi yang kuat dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan penyebaran nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif,” jelas Zayadi.
Baca juga : Kolaborasi dan Komitmen Jadi Kunci Utama Akselerasi Implementasi Peta Jalan Wakaf Nasional
Zayadi juga mengapresiasi Pokja karena melibatkan Majelis Dai Kebangsaan (MDK) dan Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) sebagai mitra strategisnya.
“Saya membayangkan kalau tiga entitas ini berkolaborasi dengan sangat baik, maka kita optimis dakwah Islam ke depan bisa dilakukan pemberdayaan potensi ekonomi berbasis umat, berbasis masjid, dan berbasis majelis taklim,” imbuhnya.
Zayadi menambahkan, silaturrahim, silatul afkar, dan silatul ‘amal ini akan menghasilkan kesatuan visi dan aksi dalam membangun peradaban umat. “Dengan mempererat hubungan, bertukar pemikiran, dan melaksanakan langkah-langkah nyata, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi kemajuan masyarakat,” pungkasnya.
Baca juga : Kemenag Buka Bantuan Pengembangan Zakat dan Wakaf
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pokja Majelis Taklim Sururin menyampaikan, formula sukses Pokja Majelis Taklim 4-5-3, yaitu empat bidang garapan, lima program prioritas, dan tiga output yang diharapkan.
“Empat bidang yakni, kelembagaan, manajemen, Sumber Daya Manusia (SDM), dan kurikulum,” jelas Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah itu.
Kemudian, lanjutnya, lima program prioritas yakni, pemberdayaan ekonomi berbasis majelis taklim, pelestarian budaya Islam nusantara, penurunan angka stunting, peningkatan kapasitas pengurus Pokja majelis taklim se-Indonesia, serta pengembangan materi ajaran majelis taklim.
“Selanjutnya, tiga output unggulan yang kami targetkan bisa terealisasi, yaitu pertama membuat Direktori Majelis Taklim Indonesia berbasis data yang merangkung semua data dan informasi. Kedua, apresiasi untuk majelis taklim unggulan yang bisa menjadi role model,” paparnya.
Output yang ketiga adalah Ensiklopedia Majelis Taklim Indonesia. Ia berharap, Ensiklopedia itu tidak hanya menjadi referensi bangsa Indonesia, tapi juga dunia.
“Karena semua kerja-kerja dan pengabdian majelis taklim ini bukan hanya untuk umat, tapi menjadi life long learning education,” jelas perempuan kelahiran Bojonegoro itu. (H-2)
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan wakaf memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan pendidikan Islam.
Berikut perbincangan Media Indonesia dengan Menteri Agama Profesor Nasaruddin Umar mengenai ekoteologi, intoleransi, dan kurikulum cinta.
KPK mengungkap adanya dugaan manipulasi fasilitas yang diterima sejumlah jamaah haji dalam kasus korupsi kuota haji Kemenag
KPK menggeledah dua lokasi terkait dugaan korupsi pembagian kuota haji 2024 pada Rabu (13/8).
Penyidik KPK menyita sebuah mobil dan sejumlah dokumen dari penggeledahan terkait korupsi kuota haji
Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, menjelaskan, regulasi ini bertujuan memastikan proses rekrutmen berjalan transparan, akuntabel, dan menghasilkan pengurus profesional.
Pendistribusian ke-40 ribu Al-Qur'an di Jawa Timur itu dilaksanakan berbarengan dengan distribusi wakaf Al Qur’an dan Pembinaan Jawa Tengah.
Potensi wakaf uang yang begitu besar namun realisasi pengumpulannya yang masih kecil dan baru mencapai dibawah 2% dari target sekitar 130-180 triliun.
NUO memahami pentingnya inovasi dalam pengelolaan wakaf agar mampu memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan, khususnya bagi sektor pendidikan.
Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola dan menyalurkan hasil pengelolaan dana wakaf secara produktif dan tepat sasaran.
RAMADAN 1446 H memasuki fase paling istimewa, 10 malam terakhir saat Lailatul Qadar dinanti, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Seluruh ibadah terasa istimewa, termasuk wakaf.
Potensi zakat, misalnya, mencapai Rp327 triliun per tahun, tetapi realisasinya masih jauh di bawah angka tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved