Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PP Kesehatan Diterbitkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat

M. Iqbal Al Machmudi
30/7/2024 18:51
PP Kesehatan Diterbitkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat
Sejumlah warga memegang poster sosialisasi dampak negatif dari mengkonsumsi rokok(Antara)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan merupakan langkah preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat.

"Karena dari dulu intervensi program kesehatan itu lebih banyak kuratif, dibandingkan promotif dan preventif. Lebih banyak ngurusin rumah sakit, dibanding puskesmas atau posyandu. Lebih banyak ngurusin dokter-dokter spesialis, dibanding ngurusin kader, bidan, perawat dan sebagainya. Sehingga yang ditonjolkan adalah peningkatan kualitas hidup," kata Budi saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (30/7).

Dengan adanya upaya promotif dan preventif maka yang dijaga adalah orang sehat dan biayanya pun jauh lebih murah. Hal itu juga sudah menjadi sistem kesehatan nasional dengan peningkatan arus di hulu.

Baca juga : Menkes Bantah adanya Liberalisasi lewat Dokter Asing di Indonesia

"Kesehatan menjaga orang tetap sehat agar lebih murah dan produktif. Agar tetap sehat harus ada literasi kesehatan terutama penyakit yang paling banyak mengganggu kesehatan sehingga bisa dicegah dengan benar," jelasnya.

Literasi kesehatan juga dibutuhkan untuk melakukan deteksi dini secepat mungkin untuk meminimalisir terjadinya tingkat keparahan. Penyakit jantung, stroke, hingga kanker yang sifatnya kronis dan butuh waktu lama untuk pengobatan dan perbaiki organ yang sakit. Jika diketahui cepat bisa ditangani dengan teknologi sekarang.

Untuk edukasi itu butuh kolaborasi yang inklusif, dan buruh sosial media. Ia mencontohkan polio yang sudah lama tidak ada, namun kembali muncul padahal sudah ada vaksin dan puluhan tahun sudah diberikan. Sama seperti covid-19 banyak berita bohong yang harus divalidasi dan diberikan literasi kepada masyarakat.

"Literasi kesehatan harus dengan gaya baru dengan sosial media TikTok, siniar, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Cara kita edukasi masyarakat harus diubah. Tergantung mengatur penampilan dan butuh channel lain untuk sampaikan pendidikan kesehatan," jelas mantan dirut Mandiri tersebut.

"Harus kita sebarkan misi pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar tahu cara hidup sehat bukan hanya mengobati yang sakit. Masyarakat bisa ikut tekanan darah, cek gula darah," pungkasnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya