Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menkes Bantah adanya Liberalisasi lewat Dokter Asing di Indonesia

M. Iqbal Al Machmudi
17/7/2023 18:02
Menkes Bantah adanya Liberalisasi lewat Dokter Asing di Indonesia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi dalam pengesahan UU Kesehatan di DPR RI.(MI/Moh Irfan)

MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin membantah adanya liberalisasi pada Undang-undang (UU) Kesehatan. Salah satunya terkait dokter asing bisa praktik di Tanah Air. Ia menjelaskan bahwa dokter asing sejatinya tidak bisa seenaknya membuka praktik pribadi di Indonesia.

"Pasti ada proses adaptasinya, dokter asing yang masuk kita batasi dan tidak bisa ecer praktik sendiri-sendiri harus ada institusi besar yang menangani. Seperti BUMN mau buat Mayo Clinic maka itu yang bawa dokter asingnya jadi tidak bisa buka ruko," kata Budi dalam dialog UU Kesehatan dari FMB9, Senin (17/7).

Kemudian ada pembatasan seperti dua tahun dan hanya bisa perpanjang satu kali sehingga dokter asing bisa praktik di Indonesia hanya 4 tahun. Sehingga ia menegaskan tidak ada dokter asing yang masuk di Indonesia dan dilepas begitu saja.

Baca juga: Komisi IX DPR Dorong Pemerintah Segera Susun Aturan Turunan UU Kesehatan

Ia menganalogikan seperti halnya chef atau koki yang juga banyak dari luar negeri bukan berarti lapangan kerja chef di Tanah Air terancam. Justru adanya chef dari luar negeri bisa ada transfer knowledge dan pengalaman cara kerja yang baik dan bisa meniru etos kerja atau cara kerja mereka.

"Saya percaya dokter kita pintar-pintar, tapi dokter kita seperti terlalu dibatasi seharusnya dibiarkan bertarung saya yakin menang, karena pinter dokter-dokter kita kurang percaya diri saja," ujarnya.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Raih Penghargaan dari PDSI dan Koalisi Pro-UU Kesehatan

Budi menceritakan telah mengikuti pertemuan G20, G7, dan pertemuan menteri kesehatan dan mereka semua mengaku kekurangan dokter di negara maju tersebut.

Di kesempatan yang sama, Pemerhati Kebijakan Kesehatan Prof Amal C Sjaaf menjelaskan banyak negara di dunia diberikan patokan bahwa dokter-dokter di Afrika untuk bekerja di negaranya, karena anak muda di negara maju lebih banyak terjun ke dunia AI.

"Sehingga mereka juga kekurangan dibatasi WHO. Jadi kalau bicara kekurangan dokter mereka juga berpikir untuk negerinya sendiri, bahkan mengambil dari negara lain," ungkapnya.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya