Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pesan Mendikti-Saintek kepada Mahasiswa Baru

Wisnu Arto Subari
16/8/2025 10:16
Pesan Mendikti-Saintek kepada Mahasiswa Baru
(MI/HO)

ANAK muda memiliki kekuatan besar untuk mengubah masa depan bangsa. Mahasiswa ialah kelompok elite yang memiliki peluang untuk mendorong percepatan kemajuan bangsa. 

"Nikmati waktu kalian di universitas, kejarlah mimpi, dan jangan pernah menyerah. Buatlah inovasi yang bisa membuat bangsa kita bangga. Saya yakin, 15 sampai 10 tahun mendatang, kita akan melihat karya-karya besar dari anak muda Indonesia," ucap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek), Brian Yuliarto, saat ajang Universitas Pelita Harapan (UPH) Festival 2025 pada 14-16 Agustus 2025 yang menyambut lebih dari 6.500 mahasiswa baru dari seluruh Indonesia dan mancanegara. 

Mahasiswa baru turut mendapat pesan inspirasi dari Dr (HC) James Riady, Pendiri Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH). "Pendidikan di UPH bukan sekadar memperoleh informasi, tetapi tentang transformasi menemukan siapa diri Anda, mengapa Anda ada, dan bagaimana Anda dapat memberi dampak bagi dunia. Kami percaya setiap mahasiswa telah dipercayakan Tuhan dengan karunia, mimpi, dan panggilan untuk siap berdampak," kata James dalam keterangannya, Sabtu (16/8). 

Ia pun menyampaikan pesan motivasi yang kuat kepada seluruh mahasiswa baru. UPH bukan sekadar tempat belajar akademis, imbuh dia, tetapi juga ruang untuk bertumbuh dalam iman, karakter, dan kepemimpinan. Kehidupan mahasiswa, menurutnya, lebih dari sekadar lingkaran pertemanan, nilai ujian, atau pengalaman magang—ini adalah perjalanan menuju tujuan yang kekal.

Pada kesempatan itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membagikan pandangannya mengenai pemanfaatan teknologi, khususnya AI, untuk mendorong kemajuan layanan kesehatan nasional. "Baik pendidikan maupun kesehatan memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan generasi mendatang dapat hidup lebih baik dibanding generasi sebelumnya. AI harus dilihat sebagai alat bantu, embrace AI. Jangan menjadikannya sebagai kompetitor, tetapi gunakan untuk mempercepat dan memperluas jangkauan pelayanan, misalnya meningkatkan diagnosis demi kesehatan masyarakat," ujar Budi. (Medcom/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya