Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TREN kerja virtual (remote working) atau kerja dari rumah (work from home) telah menjadi fenomena yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini kian berkembang setelah pandemi covid-19 melanda.
Sebelum pandemi covid-19, kerja virtual hanyalah sebuah fasilitas tambahan. Namun saat ini banyak perusahaan mau tidak mau mengadopsi sejumlah teknologi yang memfasilitasi karyawannya untuk bisa bekerja secara jarak jauh.
Mode kerja virtual sedianya mendatangkan banyak manfaat termasuk fleksibilitas waktu, penghematan biaya operasional, dan peningkatan produktifitas. Namun dibalik manfaat tersebut, model kerja ini juga tak lepas dari sejumlah tantangan mulai dari kesenjangan akses teknologi, masalah komunikasi dan kolaborasi hingga kesehatan mental. Selain mampu mengaplikasikannya, para pekerja saat ini juga harus dituntut bijak menggunakan teknologi.
Baca juga : SD-WAN Solusi Keamanan Siber Bisnis di Masa Pandemi Covid-19
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengembangan skil serta bijak dalam berkegiatan digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar Obral Obrol Literasi Ditigal (OOTD) bertajuk Tren Kerja Virtual (Remote Workoing).
Manfaat tren ini dapat dirasakan oleh dua pihak, baik karyawan maupun perusahaan. Di sisi karyawan, mereka dapat kerja di mana saja, tidak harus pergi ke kantor, dan membuang banyak waktu di perjalanan. Selain itu seorang karyawan juga dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga.
"Untuk working mom dia bisa bekerja sambil mengurus anak," ujar Noor Laily Alviani, Manager Glints Indonesia yang merupakan salah seorang pembicara.
Baca juga : Hari ke-38 PSBB, 4.015 Perusahaan di DKI WFH
Yang sangat terasa dalam tren kerja ini adalah pekerjaan dan kehidupan dapat berjalan seimbang.
Sedangkan manfaat dari sisi perusahaan di antaranya dapat menghemat biaya operasional. Pasalnya perusahaan saat ini bisa saja tidak perlu menyediakan kantor untuk mencakup semua orang. Selain itu perusahaan juga dapat merekrut karyawan dari mana saja baik dari luar kota, maupun luar negeri.
"Perusahaan jadi dapat lebih banyak melirik potensi-portensi sumber daya manusia tanpa harus terhalang faktor geologis," jelas Noor.
Baca juga : Bertambah, Kini 1.373 Perusahaan di Jakarta Hentikan Operasional
Namun, waktu yang fleksibel juga dapat berdampak buruk bagi pekerja yang terlena atas kenyamanan pola kerja jarak jauh. Para pekerja kerap lupa untuk membedakan waktu sebagai pekerja dan saat-saat menjalani hidup sebagai masyarakat biasa. Hal ini tentunya berpengaruh dengan kualitas kerja seseorang.
Ketika pekerjaan dilakukan dari rumah, seseorang bisa saja sulit untuk menjaga pemisahan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, stres, dan penurunan produktivitas.
"Untuk dapat membedakan kita harus dapat membuat jadwal sendiri kapan kita harus bekerja, kapan kita menjadi masyarakat biasa," ujar Konten Kreator, Nur Eliana Rosyadah yang juga jadi pembicara dalam webinar yang diadakan Kominfo tersebut.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh WHO. Mereka menyebut para pekerja jarak jauh atau dari rumah di seluruh dunia akan mengalami rasa lelah, secara fisik dan psikis. Menurutnya, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan. Ini terjadi bila perusahaan dan karyawan tidak secara kolektif mengelola cara kerja jarak jauh. (Z-11)
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Celltech bertekad menjadikan Indonesia menjadi pusat Stem Cell dan anti aging Dunia.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
Metland Hotel Group menggelar corporate gathering sebagai bentuk apresiasi terima kasih atas kepercayaan perusahaan yang telah memilih Metland Group sebagai akomodasi kegiatan bisnis.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
HRD Cianjur Club merupakan sebuah wadah organisasi seprofesi. Keberadaannya diharapkan bisa menjadi jembatan menyerap aspirasi atau keinginan di kalangan HRD di setiap perusahaan.
Pendampingan ahli akan menjadi pondasi yang kuat dalam implementasi big data
Yang berbeda tahun sebelumnya banyak digunakan bus pariwisata, tahun ini menggunakan bus reguler.
Otsuka terus berkomitmen untuk mendukung terget Eliminasi Tuberkulosis 2030 dengan program Free TBC at Workplaces.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved