Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERINGATAN Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini menjadi momentum melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya serta stunting. Untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan upaya dengan memastikan setiap anak tumbuh dan berkembang melalui intervensi pencegahan stunting, dan melakukan perlindungan dari penyakit berbahaya salah satunya polio.
Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Stunting tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kinerja jangka panjang karena perkembangan otak yang tidak optimal.
Angka stunting di Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14% pada 2024. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5%, turun sekitar 0,8% bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga : Hari Anak Nasional Momentum Lindungi Anak dari Polio dan Stunting
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, M Syahril mengatakan untuk mencapai target itu, pemerintah telah melakukan dua intervensi, yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi gizi spesifik berfokus pada penanganan penyebab langsung stunting, seperti kekurangan asupan makanan dan gizi dan penyakit infeksi. Sementara itu, intervensi gizi sensitif menyasar keluarga dan masyarakat karena berkaitan dengan penyediaan air bersih dan peningkatan akses pangan.
"Pada umumnya, intervensi gizi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Intervensi spesifik dilakukan dengan menyasar remaja putri, ibu hamil, bayi, dan balita," kata Syahril, Jumat (26/7).
Baca juga : Presiden Jokowi Tinjau Pekan Imunisasi Nasional Polio Putaran Kedua di Papua
Program intervensinya, yakni mencegah remaja putri anemia melalui pemberian tablet tambah darah seminggu sekali, melakukan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil minimal 6 kali, dan memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif 6 bulan, memantau pertumbuhan balita setiap bulan di posyandu, melakukan pemberian makanan pendamping ASI kaya protein hewani pada balita 6-23 bulan, serta menerapkan tata laksana balita bermasalah gizi dan imunisasi dasar lengkap untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
"Upaya pemerintah berikutnya, yakni memberikan imunisasi polio. Polio, yang disebabkan oleh virus polio, merupakan penyakit yang sangat menular. Virus polio menyerang sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kecacatan permanen, bahkan kematian pada anak. Kecacatan akibat infeksi polio tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah melalui pemberian imunisasi," jelasnya.
Baca juga : Wali Kota Helldy Targetkan 100% Anak Usia 0-7 Tahun di Cilegon Terima PIN Polio
Berdasarkan penilaian risiko menggunakan tool standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia masuk kategori berisiko tinggi polio. Tercatat, sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk kategori berisiko tinggi polio, khususnya polio tipe 2.
Sejak akhir tahun 2022 dilaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2 di beberapa provinsi yaitu di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banteh, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan.
Selain kasus polio tipe 2, kasus anak dengan polio tipe 1 juga dilaporkan di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Temuan kasus anak dengan polio ini kemudian dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
Karena itu, untuk memutus transmisi virus polio dan meningkatkan imunitas anak dari infeksi polio, dilakukan pemberian imunisasi tambahan tetes manis polio secara massal yang disebut dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
"PIN Polio tahun 2024 dilaksanakan dalam 2 tahap dengan total sasaran sekitar 17.296.150 anak berusia 0-7 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya," pungkasnya. (Z-3)
Dengan situasi KLB Polio yang saat ini sedang terjadi, dibutuhkan pemberian 2 dosis imunisasi tambahan polio tetes melalui kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Jika anak sudah terkena virus polio pasti mengalami lumpuh layu dan tidak bisa kembali normal lagi.
KETUA Tim Kerja Imunisasi, Surveilans PD3I dan KIPI Kemenkes Endang Budi Hastuti menekankan bahwa orangtua jangan takut untuk memberikan imunisasi polio kepada anak.
IMUNISASI merupakan upaya mencegah penyakit dari virus dan bakteri. Imunisasi merupakan kebutuhan dasar anak yang wajib harus diberikan kepada anak.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian meresmikan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di SDN 1 Kubang Sepat, Citangkil, pada Selasa, 23 Juli 2024.
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved