Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Yuk Kenali 6 Tanda Penderita Hoarding Disorder atau Gangguan Penimbunan

Eve Candela F
16/7/2024 14:00
Yuk Kenali 6 Tanda Penderita Hoarding Disorder atau Gangguan Penimbunan
Ilustrasi penderita Hoarding Disorder(Ilustrasi)

HOARING Disorder atau gangguang penimbunan adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki terlalu banyak barang dan menyimpannya secara tidak normal. Sehingga seringkali menimbulkan kekacauan yang tidak terkendali.

Barang-barang ini mungkin bernilai sedikit atau tidak ada sama sekali. 

Gangguan ini dianggap sebagai masalah serius jika: 

Baca juga : Ketahui Bahaya Self Diagnosis Kesehatan Mental

1. Jumlah kekacauan telah mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti seseorang tidak bisa menggunakan dapur atau kamar mandi dan tidak bisa ke kamar tidur. 

2. Gangguan ini menyebabkan penderitaan yang signifikan atau berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang atau keluarganya. Misalnya, dia menjadi kesal jika seseorang mencoba membereskan kekacauan tersebut dan hubungannya menjadi buruk. 

3. Gangguan penimbunan sulit untuk diobati karena banyak orang yang sering menimbun barang tidak menganggapnya sebagai masalah atau tidak mengetahui dampaknya terhadap kehidupan mereka atau kehidupan orang lain. 

Baca juga : Penanganan Utama Atasi Vertigo

Beberapa orang mungkin menyadari bahwa mereka mengidapnya, tetapi tidak ingin meminta bantuan karena mereka merasa sangat malu, terhina, atau bersalah. 

Namun, penting untuk mendorong penderita gangguan ini untuk meminta bantuan, karena kesulitan mereka dalam membuang barang tidak hanya dapat menyebabkan masalah kesepian dan kesehatan mental, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.

Jika tidak ditangani, ini adalah masalah yang mungkin tidak akan pernah hilang. 

Baca juga : Tingkatkan Kesadaran tentang Depresi Langkah Awal Dapat Bantuan

Mengapa seseorang mungkin menimbun? 

Alasan seseorang mengapa mulai melakukan penimbunan belum sepenuhnya dipahami. Ini bisa jadi merupakan gejala dari kondisi lain. 

Misalnya, seseorang dengan masalah mobilitas mungkin tidak dapat membersihkan tumpukan barang yang banyak, dan seseorang dengan ketidakmampuan belajar atau penderita demensia mungkin tidak dapat memilah dan membuang barang.

Masalah kesehatan mental yang terkait dengan penimbunan meliputi depresi berat, gangguan psikotik, seperti skizofrenia, dan lainnya. 

Baca juga : Kecemasan dan Depresi Tingkatkan Risiko Penyakit Kronis

Dalam beberapa kasus, gangguan ini merupakan suatu kondisi tersendiri dan sering dikaitkan dengan pengabaian diri.

Orang-orang ini cenderung hidup sendiri, belum menikah, kehilangan masa kanak-kanak, karena kurangnya kekayaan materi atau hubungan yang buruk dengan anggota keluarga lainnya, memiliki riwayat keluarga yang suka menimbun barang, hingga tumbuh di rumah yang berantakan dan tidak pernah memprioritaskan dalam pemilahan barang. 

Lebih lanjut, banyak penimbun yang memiliki keyakinan kuat dalam membeli dan membuang barang, seperti "Saya mungkin memerlukan ini suatu hari nanti" atau "Jika saya membeli ini, saya akan bahagia." Dengan begitu, orang lain mungkin mengalami kesulitan menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai. 

Upaya untuk menyingkirkan barang-barang sering kali memunculkan emosi yang kuat sehingga terkesan membebani, sehingga penimbun cenderung menunggu atau menghindari pengambilan keputusan mengenai barang mana yang akan dibuang. 

Seringkali, banyak barang yang disimpan hanya memiliki nilai yang kecil atau tidak memiliki nilai sama sekali dan mungkin dianggap sampah oleh kebanyakan orang.

Namun, untuk mereka yang mengidap penyakit ini mungkin menyimpan barang-barang tersebut karena alasan yang tidak jelas bagi orang lain, seperti alasan sentimental, atau merasa barang-barang tersebut tampak indah atau berguna.

Kebanyakan orang dengan gangguan menimbun barang memiliki keterikatan emosional yang sangat kuat terhadap barang-barang tersebut. 

Apa perbedaan antara menimbun dan mengoleksi? 

Banyak orang mengoleksi barang-barang seperti buku atau prangko dan hal ini tidak dianggap sebagai masalah. Perbedaan antara "timbun" dan "koleksi" adalah bagaimana cara barang-barang tersebut diatur. 

Koleksi biasanya tertata dengan baik dan memiliki akses yang mudah ke barang-barang tersebut.

Sementara timbun sering kali sangat tidak terorganisir, memakan banyak ruang, dan sebagian besar tidak dapat diakses. 

Misalnya, seseorang yang mengumpulkan ulasan surat kabar mungkin akan memotong ulasan yang mereka pilih dan menyusunnya ke dalam kategori atau album.

Namun sebaliknya, seorang penimbun mungkin menyimpan setumpuk surat kabar yang memenuhi seluruh rumahnya dan berarti mereka tidak dapat membaca ulasan yang ingin mereka simpan.


Tanda-tanda gangguan hoarding disorder 

Seseorang yang memiliki gangguan hiarding disorder biasanya memiliki tanda-tanda sebagai berikut: 

1. Menyimpan atau mengumpulkan barang-barang yang mungkin memiliki sedikit atau tidak ada nilainya, seperti surat sampah dan kantong plastik, atau barang-barang yang ingin mereka gunakan kembali atau perbaiki. 

2. Merasa sulit untuk mengkategorikan atau mengatur barang. 

3. Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. 

4. Kesulitan dalam mengelola tugas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan, dan membayar tagihan. 

5. Menjadi sangat terikat pada suatu barang, menolak membiarkan siapa pun menyentuh atau meminjamnya 

6. Memiliki hubungan yang tidak baik dengan keluarga atau teman. 

Kebiasaan menimbun barang dapat dimulai sejak remaja dan akan semakin terlihat seiring bertambahnya usia. Bagi banyak orang, kebiasaan ini menjadi lebih bermasalah di usia lanjut, tetapi masalah ini biasanya sudah ada sejak usia tersebut. 

Mengapa gangguan hoarding disorder merupakan suatu masalah? 

Hoarding disorder bisa menjadi masalah karena berbagai alasan. Gangguan ini dapat merenggut kehidupan seseorang sehingga sangat sulit beraktivitas di dalam rumah dan mengganggu performa kerja, kebersihan pribadi, dan hubungan. 

Penimbun sering kali enggan atau tidak mampu menjamu pengunjung atau bahkan membiarkan pekerja melakukan perbaikan penting, yang dapat menyebabkan isolasi dan kesepian. 

Bagaimana mengobati pengidap Hoarding Disorder? 

Mengobati penderita hoarding disorder memang tidak mudah, sekalipun orang tersebut bersedia mencari pertolongan. Namun, masalahnya masih bisa diatasi. 

Metode pengobatan yang utama adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapis ini akan membantu pasien memahami apa yang membuat mereka sulit membuang barang-barang dan mengapa barang-barang itu menumpuk. 

Ini akan dikombinasikan dengan tugas-tugas praktis dan rencana implementasi. Penting bagi orang tersebut untuk bertanggung jawab membersihkan kekacauan di rumahnya. Oleh karena itu, dengan terapis akan mendukung dan mendorong hal ini. 

Obat antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) juga telah terbukti efektif dalam membantu beberapa orang dengan gangguan hoarding disorder. (Z-10)


Sumber:

National Health Services (NHS)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya