Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Cuaca Lembab Picu Kulit Jadi Lebih Sensitif

Basuki Eka Purnama
16/7/2024 12:30
Cuaca Lembab Picu Kulit Jadi Lebih Sensitif
Para pejalan kaki membawa payung untuk melindungi dari dari suhu panas matahari di kawasan Tosari, Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

DOKTER spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Arini Astasari Widodo menyebut cuaca hujan atau kondisi lembab lainnya dapat memicu kondisi kulit jadi lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan.

"Selama cuaca hujan atau kondisi lembab lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang
kompleks," kata Arini, Senin (15/7).

Arini menyoroti cuaca di kota besar seperti Jakarta, baru-baru ini, dapat digolongkan ekstrem karena perubahannya yang amat cepat. Hal ini berdampak signifikan pada kesehatan kulit masyarakat.

Baca juga : Hari Ini Hujan Diprediksi masih Guyur Sejumlah Wilayah di Tanah Air

Ketika cuaca sedang panas dan kering, kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi, memperburuk kondisi seperti eksim dan psoriasis yang dapat mempercepat penuaan dengan garis halus dan kehilangan elastisitas kulit.

Di sisi lain, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur, serta dapat memperburuk jerawat karena produksi minyak berlebihan. Beberapa faktor yang amat mempengaruhi yaitu kelembaban tinggi dapat mengganggu fungsi lapisan kulit alami.

"Biasanya barier bertanggung jawab untuk melindungi kulit dari iritasi dan agresi lingkungan. Ketika penghalang ini terganggu, kulit menjadi lebih rentan terhadap penetrasi bahan kimia, polutan, atau alergen dari udara dan lingkungan sekitar," ujar Arini.

Baca juga : Prakiraan Cuaca Senin (17/6) di Wilayah Indonesia 

Faktor selanjutnya yakni kondisi kelembaban tinggi juga dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti eksim atau dermatitis kontak, yang mana kulit menjadi lebih reaktif terhadap rangsangan yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada kondisi kulit yang lebih stabil.

Selain itu, kelembapan yang tinggi mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur di kulit, yang dapat menyebabkan infeksi atau peradangan.

Sensitivitas kulit juga dapat dipengaruhi oleh reaksi inflamasi yang lebih besar pada kondisi lembap. Sistem kekebalan tubuh kulit mungkin menjadi lebih aktif dalam merespons stimulus lingkungan, yang dapat menghasilkan reaksi seperti kemerahan, gatal, atau sensasi terbakar.

Baca juga : Prakiraan Cuaca, Potensi Hujan untuk 16 Juli 2024

Menurutnya, untuk menjaga kuli tetap sehat baik ketika cuaca lembab maupun kering, masyarakat tetap perlu menggunakan tabir surya (sunscreen) agar kulit tidak rusak akibat paparan langsung sinar matahari.

Sebab, sinar UVA yang meresap ke dalam kulit dapat menyebabkan penuaan dini serta peningkatan risiko kanker kulit.

Sedangkan UVB menyebabkan kulit terbakar matahari, yang ditandai dengan kemerahan, peradangan, dan rasa panas pada kulit.

"Meskipun cuaca hujan sering kali membuat kita merasa aman dari paparan langsung sinar matahari, sinar ultraviolet (UV) masih tetap ada dan berpotensi merusak kulit kita. Sinar UV terdiri dari dua jenis utama, yaitu UVA dan UVB, yang memiliki efek yang berbeda namun sama-sama berbahaya bagi kulit," kata dia.

Ia juga meminta agar masyarakat tetap mewaspadai tanda-tanda infeksi kulit seperti kemerahan, bengkak, atau gatal yang intens, dan segera konsultasikan dengan dokter jika gejala tersebut muncul untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya