Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PSIKOLOG Dicky Sugianto dari HatiPlong menyoroti masalah serius yang sering diabaikan terkait kesehatan mental pria.
"Masalah kesehatan mental mempengaruhi jutaan pria, namun pria cenderung lebih jarang mencari perawatan dibandingkan wanita," kata dia.
Dampak tragis dari masalah ini adalah tingginya angka bunuh diri yang tidak tertangani. Menurut data WHO tahun 2016, terdapat 793 ribu kematian bunuh diri di seluruh dunia, dengan sebagian besar korban adalah pria. Di beberapa negara, angka ini jauh lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, seperti di Australia dan Amerika Serikat.
Baca juga : Tega Lukai Ibu Kandung, Pelaku Dapat Bisikan Bunuh Diri
Di Indonesia, situasinya tidak jauh berbeda, menurut Kementerian Kesehatan, pada tahun 2016, angka kematian bunuh diri mencapai 3,4 per 100 ribu penduduk, dengan angka yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita.
Menurut lyheath.com, ada beberapa alasan mengapa pria lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental dan bunuh diri:
Pria yang mengalami depresi mungkin menunjukkan gejala seperti agresi, mudah tersinggung, atau kurang minat pada pekerjaan atau hobi. Mereka juga cenderung mencari bantuan untuk gejala fisik seperti nyeri dan sakit daripada masalah emosional.
Baca juga : PPDS Lebih Merasa Burnout Dibanding Depresi
Pria mungkin menggunakan narkoba atau alkohol untuk mengatasi perasaan yang sulit mereka ungkapkan dengan cara lain, menyebabkan lebih banyak kunjungan ke unit gawat darurat dan kematian akibat overdosis pada pria dibandingkan wanita.
Pria dengan kecemasan sering tidak terdiagnosis karena gejalanya sering tidak terlihat. Mereka lebih sering mencari pertolongan untuk gejala fisik seperti tekanan darah tinggi, insomnia, dan sakit kepala daripada gejala emosional.
Laki-laki biasanya mengalami serangan lebih awal, fungsi sosial yang lebih rendah, dan tingkat penggunaan narkoba yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Baca juga : Kemenkes: Tim Khusus akan Tindak Lanjuti Skrining Kejiwaan Peserta PPDS
Gejala ADHD seperti kurang perhatian, impulsif, dan hiperaktif dapat membuat kehidupan sehari-hari lebih menantang. Pria dewasa dengan ADHD yang tidak terdiagnosis mungkin mengalami kesulitan mengidentifikasi akar masalahnya.
Sekitar 60% pria akan mengalami setidaknya satu peristiwa traumatis sepanjang hidup mereka, yang dapat memperburuk gejala kesehatan mental.
Stigma kesehatan mental pria* dipicu oleh norma gender, tabu sosial, dan gagasan kuno tentang maskulinitas. Stereotip yang menganggap pria seharusnya kuat, mandiri, dan tidak emosional sering kali membuat penyakit mental pada pria dianggap sebagai tanda kelemahan atau kurangnya ketahanan pribadi.
Baca juga : Tantangan Indonesia Emas 2045, Menciptakan Generasi Sehat Mental
Kurangnya kesadaran juga berperan, karena kesehatan mental pria terlihat berbeda dibandingkan gender lainnya, keluarga, teman, dan profesional kesehatan mungkin sulit mengetahui adanya masalah yang bisa diobati. Pria mungkin tidak menyadari bahwa mereka memerlukan bantuan karena gejalanya tidak terasa "seburuk itu" atau tidak percaya bahwa pengobatan bisa membantu.
Menangani kesehatan mental pria sangat penting karena dampak dari kondisi yang tidak diobati—seperti perilaku berisiko, gangguan penggunaan narkoba, kesulitan tidur, dan masalah hubungan—dapat memengaruhi kesehatan, kehidupan pribadi, dan kinerja di tempat kerja. Penyakit mental yang tidak diobati meningkatkan risiko bunuh diri, ketidakstabilan keuangan, tunawisma, dan penahanan. Menunda perawatan dapat memperburuk gejala dan meningkatkan angka kematian.
Biaya perawatan kesehatan yang meningkat juga dapat menyertai tekanan psikologis. Penyakit mental pada pria dapat memengaruhi kesehatan fisik, meningkatkan risiko penyakit jantung, kondisi kronis seperti diabetes dan penyakit paru-paru, dan bahkan memperpendek umur. Salah satu dampak paling buruk dari stigma kesehatan mental pada pria adalah isolasi sosial dan penolakan yang menyertainya.
Karena pria cenderung mengalami gejala kesehatan mental yang berbeda dari wanita, mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah. Tanda-tandanya meliputi:
Kesehatan mental pria adalah isu penting yang sering diabaikan. Dengan mengatasi stigma, meningkatkan kesadaran, dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat membantu pria menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Penting bagi masyarakat, tempat kerja, dan keluarga untuk proaktif dalam mendukung kesehatan mental pria dan menghapus stigma yang menghalangi mereka untuk mencari bantuan. (Z-10)
Journal of the American Heart Association mengungkapkan fakta mengejutkan: sindrom "patah hati" atau kardiomiopati takotsubo justru lebih mematikan bagi pria.
Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan alasan ilmiah mengapa pria dan wanita mengalami risiko, gejala, serta hasil kesehatan yang berbeda dalam menghadapi penyakit
Para ilmuwan menemukan penurunan risiko ini mungkin berbeda antara pria dan perempuan. Jadi siapa yang perlu berolahraga lebih banyak?
Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis. Sebuah studi medis terbaru membuktikan bahwa kondisi ini benar-benar bisa menyebabkan kematian—dan pria ternyata jauh lebih rentan.
Pria dalam penelitian ini, 45,4 persen diklasifikasikan sebagai penderita obesitas, dan hampir sepertiga memiliki kondisi pradiabetes 29,2% dan prahipertensi 31,1%.
Sebuah studi dari National Institute of Cardiology di Warsawa menemukan pria yang sudah menikah memiliki risiko 3,2 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan pria lajang.
Kesehatan mental yang baik berawal dari kebiasaan kecil, termasuk apa yang Anda konsumsi setiap hari. Tahukah Anda bahwa makanan tertentu mampu meningkatkan mood secara alami?
Ketika anak terlalu sering melihat konten negatif yang muncul seperti kekerasan mereka bisa menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa atau wajar.
PENELITIAN terbaru memperingatkan diet rendah kalori dapat memicu depresi. Pria disebut lebih rentan terhadap efek negatif dari pembatasan makan.
AHLI gizi menyebut kalau ada tiga kandungan gizi dalam keju yang mampu meningkatkan kesehatan mental manusia.
Cardi B mengaku lega berpisah dari Offset setelah bertahun-tahun mengalami tekanan emosional, kebohongan, dan perselingkuhan.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved