Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kepala BKKBN Sarankan Calon Pengantin Hemat Biaya Prewedding

Putri Rosmalia Octaviyani
26/6/2024 16:00
Kepala BKKBN Sarankan Calon Pengantin Hemat Biaya Prewedding
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.(Dok. MI)

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta pasangan calon pengantin yang akan menikah agar bisa menghemat biaya pranikah atau prewedding.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan sebaiknya biaya pranikah dipakai untuk hal yang lebih berguna, seperti pemeriksaan serta perawatan kesehatan pasangan.

“Pesan praktisnya itu jangan terlalu membesar-besarkan yang nggak penting. Contohnya prewedding. Kita itu bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah,” ucap Hasto.

Baca juga : Aston Banten Cluster Sajikan Pameran Pernikahan pada 2-3 Maret 2024

Biaya sebesar itu, kata Hasto, dapat dipakai untuk tes darah atau mengonsumsi obat penambah darah sehingga ada perbaikan kualitas kesehatan pasangan.

“Konsepsi untuk tes HB (hemoglobin), minum tablet tambah darah, itu dikerjakan. Padahal itu murah banget, bahkan ada yang gratis. Itu pesan saya,” tutur Hasto.

Ia juga meminta agar anak-anak muda tidak menikah pada usia yang terlalu dini atau terlalu tua, kemudian tidak terlalu dekat jarak kehamilan serta tidak terlalu sering hamil.

Baca juga : House of Liza Hadirkan Wajah Baru Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah

“Jangan terlalu muda nikah. Jangan terlalu tua juga (minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria). Kemudian jangan terlalu sering hamil (jarak kehamilan terlalu dekat). Satu lagi jangan terlalu banyak. Sebetulnya target kita anak itu 2,1 (untuk setiap pasangan menikah),” kata Hasto.

Lebih lanjut, Hasto juga menyoroti perilaku seks pada anak muda yang dilakukan pada usia yang semakin dini serta dilakukan sebelum menikah.

“Remaja-remaja kita hubungan seksnya maju. Tapi nikahnya mundur. Jadi sekarang hampir 74 persen remaja laki-laki dan 69% remaja perempuan sudah hubungan seks antara usia 15 sampai 19 tahun. Tapi nikahnya di atas 22 tahun,” ucap Hasto.

Baca juga : Menjawab Semua Kebutuhan Calon Pengantin, Grand Aston Puncak Gelar acara Wedding Organizer Gathering

Menurutnya, seks di luar nikah bisa berdampak sistemik misalnya lahirnya anak yang stunting.

“Jadi kalau nanti banyak seks di luar nikah, otomatis banyak kejadian harus pakai dispensasi karena harus nikah, karena kecelakaan hamil di luar nikah. Anaknya akhirnya tidak terurus, stunting juga,” kata Hasto.

Oleh karena itu, Hasto menegaskan bahwa pendidikan seks sangat vital bagi kaum muda, salah satunya untuk menyelamatkan organ reproduksi serta mencegah penularan penyakit.

Hasto menilai menurutnya pendidikan seks itu penting. Tujuannya bagaimana menyelamatkan organ reproduksi, supaya tidak ada penyakit menular. Sementara ini masih banyak menganggap tabu, padahal itu sangat penting.

(Ant/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya