Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Haji Mabrur Harus Memberi Dampak Sosial Besar bagi Lingkungan dan Masyarakat

Heryadi
18/6/2024 22:30
Haji Mabrur Harus Memberi Dampak Sosial Besar bagi Lingkungan dan Masyarakat
Jamaah haji Indonesia menuju bus untuk kembali ke hotel di Mina, Makkah, Arab Saudi(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

JEMAAH haji sudah hampir menuntaskan seluruh rangkaian prosesi ibadah haji. Jemaah haji yang mengambil nafar awal, setelah menuntaskan proses lempar jumrah ula, wusto dan aqobah, hari ini (Selasa (18/6) meninggalkan Mina dan kembali ke hotel masing-masing. Sementara itu jemaah yang mengambil nafar sani akan menyusul di hari berikutnya juga setelah menuntaskan proses lempar jumrah.

Jemaah haji tinggal menyelesaikan satu proses lagi dari rangkaian ibadah haji yakni melakukan tawaf ifadah dan tahalul.

Menurut Konsultan Ibadah Profesor Aswadi Syuhada tahalul setelah tawaf ifadah merupakan tanda atau kebolehan bagi orang yang berhaji dari semula yang dilarang menjadi halal.

Baca juga : Jemaah Haji Diimbau Istirahat Total Sebelum Tawaf Ifadah

"Kalau tahalul awal itu yakni setelah melontar jumrah aqobah, jemaah haji sudah boleh memakai baju, wangi-wangian dan memotong rambut. Tapi sesudah tahalul awal itu masih ada larangan. Kalau sudah tahalul sani sudah boleh kumpul (suami istri). Sudah selesai. Hajinya sudah sah," ujarnya.

Profesor Aswadi mengatakan setelah menyelesaikan tahalul sani, jemaah haji diharapkan sudah menyandang status haji mabrur, yaitu haji yang memiliki banyak kemuliaan dan keberkahan. Haji mabrur, menurut dia, adalah haji yang memiliki nilai kebaikan bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga bisa merambah ke masyarakat atau lingkungannya.

"Jemaah haji diharapkan bisa memelihara ciri-ciri haji yang mabrur. Kemamburannya itu harus dijaga ila yaumil kiyamah (hingga hari akhir), bahkan itu harus ditingkatkan," ujarnya.

Baca juga : Jemaah Haji Indonesia Diimbau Tidak Melontar Jamrah Aqobah saat Dhuha

Profesor Aswadi mengatakan ciri pertama dari haji mabrur adalah memenuhi janjinya kepada Allah atau dengan sesama manusia dengan terus melakukan nilai-nilai kebaikan.

Yang kedua, kata dia, adalah melakukan kebaikan itu karena Allah bukan karena manusia atau yang lainnya. "Kebaikan yang dilakukan adalah menyisihkan sebagian apa yang dia miliki kepada orang lain," ujarnya.

Dia juga mencontohkan bagi wartawan, menulis berita harus dilakukan dengan penuh ketulusan dan kesungguhan. "Tugas mulia bagi wartawan itu adalah menyebar informasi supaya orang bisa mendapatkan kebenaran," ujarnya. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik