Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
EKSIM, sebuah kondisi kulit yang sering kali menyebabkan ketidaknyamanan dan kekeringan, telah terkait dengan pola makan yang kaya akan garam.
Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Jama Network menyoroti bahwa setiap tambahan satu gram natrium dalam konsumsi harian dapat meningkatkan kemungkinan terkena eksim hingga 22%.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan eksim?
Baca juga : Hindari Makanan Tinggi Natrium Demi Kesehatan Ginjal Anda
Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kulit kronis yang umum, dicirikan oleh peradangan dan iritasi pada kulit. Merupakan salah satu bentuk dermatitis yang paling umum dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Eksim bersifat kronis dengan gejala yang bisa muncul secara berkala.
Gejalanya dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi biasanya meliputi:
Kulit seringkali menjadi sangat kering dan mungkin terasa kasar atau bersisik.
Baca juga : Penanganan Psoriasis Harus Libatkan Berbagai Pihak
Gatal adalah gejala yang paling umum terkait eksim. Rasa gatal bisa sangat mengganggu dan menyebabkan keinginan untuk menggaruk, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi.
Eksim dapat menyebabkan ruam merah dan bengkak pada kulit. Ruam ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh, tergantung pada individu.
Beberapa orang dengan eksim mungkin mengalami pembentukan bintik-bintik kecil atau lepuh di area yang terkena.
Baca juga : Kelebihan Garam Bisa Picu Penyakit Ginjal Kronis
Kadang-kadang, kulit yang terkena eksim dapat mengelupas atau mengelupas, terutama jika terjadi peradangan yang parah.
Karena kerusakan kulit dan risiko terus-menerus terhadap menggaruk, orang dengan eksim memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi kulit sekunder.
Studi terbaru yang melibatkan lebih dari 13.000 orang dewasa AS dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional, serta lebih dari 215.000 peserta dari UK Biobank, menemukan hubungan yang kuat antara asupan garam dan kecenderungan eksim.
Baca juga : Sindrom Stevens-Johnson, Pertempuran Tubuh Melawan Kulit
Setiap tambahan satu gram natrium yang dikeluarkan melalui urin dalam 24 jam dikaitkan dengan peningkatan peluang untuk diagnosis eksim, kasus aktif, dan tingkat keparahan penyakit.
Dokter dan peneliti menekankan perlunya mengurangi asupan garam dalam diet sehari-hari. Dr. Abuabara, salah satu peneliti, menyatakan bahwa sebagian besar orang Amerika mengonsumsi terlalu banyak garam, dan mengurangi asupannya dapat secara signifikan membantu mengelola risiko eksim.
Untuk membantu mengurangi asupan garam dan mengelola eksim, berikut adalah beberapa tips yang bisa diikuti:
Batasi konsumsi natrium harian hingga 2.300 miligram.
Baca label makanan dengan cermat dan pilih yang memiliki kandungan natrium rendah.
Batasi makanan olahan, makanan kaleng, dan makanan restoran.
Gunakan bumbu dan rempah-rempah segar sebagai pengganti garam saat memasak di rumah.
Pilih buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan sebagai camilan daripada makanan olahan.
Gunakan pelembab secara teratur, hindari menggaruk kulit yang gatal, dan mandi dengan air dingin atau suam-suam kuku.
Kenakan pakaian dari serat alami seperti kapas untuk mengurangi iritasi pada kulit.
Selain mengurangi asupan garam, penting juga untuk mengelola stres dan berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan eksim yang tepat. Dengan kombinasi langkah-langkah tersebut, dapat membantu mengurangi risiko eksim dan meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan. (Z-3)
Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tulang saja, ternyata Vitamin K juga sangat memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh lainnya.
Penerapan intervensi pada pemaknaan kesehatan atau Health Belief Model dapat membantu efektivitas program kesehatan.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Air banjir yang tercemar kotoran bisa menyebabkan kulit terinfeksi bakteri atau jamur dan mengalami peradangan.
Banjir tidak hanya menimbulkan masalah pada saat bencana itu terjadi saja. Setelahnya, ada persoalan yang juga harus diwaspadai, yaitu munculnya penyakit-penyakit tertentu.
Gejala seperti kuku kering atau kuning, bintik putih, dan garis hitam mungkin merupakan tanda normal penuaan atau gejala penyakit pernafasan, tiroid, atau kulit dan kanker.
Salah satu penyakit kulit yang sering muncul adalah Miliaria atau biang keringat. Ini terjadi akibat penyumbatan kelenjar keringat yang menyebabkan ruam kecil
Kurap itu merupakan suatu penyakit akibat adanya jamur pada kulit, kuku, atau kulit kepala yang disebabkan jamur dermatofita.
Histamin ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga cairan darahnya bisa rembes ke jaringan kulit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved