Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Empat Gejala Khas Rinitis Alergi pada Anak

Basuki Eka Purnama
08/5/2024 12:45
Ini Empat Gejala Khas Rinitis Alergi pada Anak
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis Telinga Hidung Tenggorokan RSUI Niken Lestari mengatakan orangtua perlu mengetahui empat gejala khas dari rinitis alergi yang terlihat pada anak.

Empat gejala khas rinitis alergi itu, yaitu bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat, terutama pada waktu tertentu dan tidak disertai demam.

"Kalau mengalami minimal dua dari empat gejala, bisa dicurigai kalau rinitis alergi, gejalanya muncul terutama malam dan pagi hari. Bedanya dengan flu, bisa pagi, siang, malam dan disertai demam, kalau rinitis muncul terutama malam dan siang hari tanpa demam," kata Niken, dikutip Rabu (8/5).

Baca juga : Anemia Defisiensi Besi Bisa Jadi Gejala Tunggal Alergi Susu Sapi

Selain gejala khas tersebut, ada pula gejala lain yang dapat terlihat oleh mata atau dengan pemeriksaan fisik seperti warna gelap di bawah mata karena hidung yang penuh dan tersumbat, sering mengrenyitkan wajah, menggoyangkan hidung dan memejamkan mata karena rasa gatal, dan gigi geligi bagian depan terlihat lebih menonjol karena sering bernapas lewat mulut dan ada morbiditas.

"Selain gejala khas, bisa ditemukan gejala lain seperti telinga gatal atau rasa penuh, dapat ditemukan gangguan hidung, tidak peka penciuman, sakit kepala, tenggorokan langit-langit gatal, batuk dan gangguan tidur seperti mendengkur," ungkap Niken.

Niken mengatakan, menurut data WHO, 35% anak mengalami rinitis alergi, dan pemicu paling sering adalah zat alergen yang terhirup seperti tungau atau kutu debu rumah yang tidak terlihat di tempat tidur, sofa, atau karpet.

Baca juga : 80 Persen Anak dengan Asma Punya Riwayat Alergi

Penyebab lainnya adalah serbuk dari sayap serangga seperti kecoa, serbuk sari rumput dan pohon, dan bulu binatang seperti kucing dan anjing.

Agar rinitis alergi tidak menjadi berkepanjangan, perlu ada kombinasi tata laksana mulai dari penghindaran alergen dengan kontrol lingkungan, pemberian obat-obatan, imunoterapi, dan lebih lanjut ada pembedahan jika alergi menyebabkan morbiditas penyakit lain serta edukasi.

"Kalau di rumah diketahui alergennya tungau maka ngga bisa dihindari 100% karena dari serpihan kulit sehingga harus kontrol lingkungan sekitar kita, kamar dibersihkan seminggu sekali, binatang peliharaan nggak masuk ke kamar," katanya.

Baca juga : Ini 11 Pertanyaan untuk Mendeteksi Apakah Anak Anda Menderita Lupus

Bersamaan dengan kontrol lingkungan, pasien juga disarankan rutin cuci hidung dengan cairan garam 0,9% yang aman dipakai jangka panjang, diberikan obat antihistamin atau antialergi minimal 2 minggu - 4 minggu dan kemudian dievaluasi ulang.

Pemeriksaan penunjang lain juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan THT terutama di hidung melalui endoskopi rongga hidung, penegakan tes alergi dengan tes cukit kulit yaitu meneteskan beberapa alergen dengan hasil yang bisa dilihat dalam 15 menit.

"Kalau tidak bisa dilakukan tes cukit kulit, diperiksa darah kadar imunoglobulin E spesifik untuk pemicu yang dicurigai, kalau curiga alergi bulu maka pemeriksaan imunoglobulin E spesifik pada bulu," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya