Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis Telinga Hidung Tenggorokan RSUI Niken Lestari mengatakan orangtua perlu mengetahui empat gejala khas dari rinitis alergi yang terlihat pada anak.
Empat gejala khas rinitis alergi itu, yaitu bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat, terutama pada waktu tertentu dan tidak disertai demam.
"Kalau mengalami minimal dua dari empat gejala, bisa dicurigai kalau rinitis alergi, gejalanya muncul terutama malam dan pagi hari. Bedanya dengan flu, bisa pagi, siang, malam dan disertai demam, kalau rinitis muncul terutama malam dan siang hari tanpa demam," kata Niken, dikutip Rabu (8/5).
Baca juga : Anemia Defisiensi Besi Bisa Jadi Gejala Tunggal Alergi Susu Sapi
Selain gejala khas tersebut, ada pula gejala lain yang dapat terlihat oleh mata atau dengan pemeriksaan fisik seperti warna gelap di bawah mata karena hidung yang penuh dan tersumbat, sering mengrenyitkan wajah, menggoyangkan hidung dan memejamkan mata karena rasa gatal, dan gigi geligi bagian depan terlihat lebih menonjol karena sering bernapas lewat mulut dan ada morbiditas.
"Selain gejala khas, bisa ditemukan gejala lain seperti telinga gatal atau rasa penuh, dapat ditemukan gangguan hidung, tidak peka penciuman, sakit kepala, tenggorokan langit-langit gatal, batuk dan gangguan tidur seperti mendengkur," ungkap Niken.
Niken mengatakan, menurut data WHO, 35% anak mengalami rinitis alergi, dan pemicu paling sering adalah zat alergen yang terhirup seperti tungau atau kutu debu rumah yang tidak terlihat di tempat tidur, sofa, atau karpet.
Baca juga : 80 Persen Anak dengan Asma Punya Riwayat Alergi
Penyebab lainnya adalah serbuk dari sayap serangga seperti kecoa, serbuk sari rumput dan pohon, dan bulu binatang seperti kucing dan anjing.
Agar rinitis alergi tidak menjadi berkepanjangan, perlu ada kombinasi tata laksana mulai dari penghindaran alergen dengan kontrol lingkungan, pemberian obat-obatan, imunoterapi, dan lebih lanjut ada pembedahan jika alergi menyebabkan morbiditas penyakit lain serta edukasi.
"Kalau di rumah diketahui alergennya tungau maka ngga bisa dihindari 100% karena dari serpihan kulit sehingga harus kontrol lingkungan sekitar kita, kamar dibersihkan seminggu sekali, binatang peliharaan nggak masuk ke kamar," katanya.
Baca juga : Ini 11 Pertanyaan untuk Mendeteksi Apakah Anak Anda Menderita Lupus
Bersamaan dengan kontrol lingkungan, pasien juga disarankan rutin cuci hidung dengan cairan garam 0,9% yang aman dipakai jangka panjang, diberikan obat antihistamin atau antialergi minimal 2 minggu - 4 minggu dan kemudian dievaluasi ulang.
Pemeriksaan penunjang lain juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan THT terutama di hidung melalui endoskopi rongga hidung, penegakan tes alergi dengan tes cukit kulit yaitu meneteskan beberapa alergen dengan hasil yang bisa dilihat dalam 15 menit.
"Kalau tidak bisa dilakukan tes cukit kulit, diperiksa darah kadar imunoglobulin E spesifik untuk pemicu yang dicurigai, kalau curiga alergi bulu maka pemeriksaan imunoglobulin E spesifik pada bulu," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Kristi Noem, dilarikan ke rumah sakit di Washington, DC, usai alami reaksi alergi.
ALERGI sering kali dianggap flu oleh beberapa orang karena gejalanya yang sangat mirip yaitu bersin-bersin dan hidung tersumbat atau pilek alergi
Dalam beberapa kesempatan terakhir, Jokowi muncul ke publik dengan kondisi wajah yang mengalami bercak merah dan kehitaman akibat alergi kulit, ini daftar alergennya.
Jokowi kembali diperbincangkan, kali ini bukan soal dugaan ijazah palsu, melainkan soal dirinya yang disebut menderita autoimun, tetapi kemudian diklarifikasi sebagai alergi.
Dokter Tifa, yang sebelumnya kerap berkomentar soal dugaan ijazah palsu Jokowi mengomentari kondisi wajah Jokowi yang mirip dengan kondisi autoimun, padahal ternyata alergi.
Bersin-bersin, hidung meler, dan rasa tidak nyaman di hidung sering membuat kita bingung: apakah ini flu atau alergi? Meski gejalanya serupa, penyebab dan cara mengatasinya berbeda
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved