Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kasus Langka! Perempuan di Lituania Sulit Hamil karena Alergi Cairan Semen

Thalatie K Yani
24/7/2025 08:00
Kasus Langka! Perempuan di Lituania Sulit Hamil karena Alergi Cairan Semen
Ilustrasi(freepik)

SEORANG perempuan berusia 29 tahun di Lituania mengalami kasus langka yang membuatnya sulit hamil. Padahal ia telah menjalani berbagai upaya, termasuk dua kali program bayi tabung (in vitro fertilization / IVF) yang gagal.

Upaya Kehamilan yang Tak Berhasil

Perempuan ini sebelumnya menjalani pemeriksaan ginekologi, namun tidak ditemukan penyebab medis yang jelas. Tidak dijelaskan apakah pasangannya juga menjalani tes kesuburan.

Ia memiliki riwayat asma dan alergi terhadap debu, bulu kucing, jamur, hingga serbuk sari. Karena curiga alerginya mungkin memengaruhi kesuburannya, ia menjalani pemeriksaan lanjutan di fasilitas medis.

Alergi Tak Biasa Terungkap

Tes darah menunjukkan kadar eosinofil sangat tinggi. Eosinofil merupakan sel darah putih yang bereaksi terhadap alergen. Tes kulit juga mengungkap sensitivitas terhadap tungau, serbuk sari, serta alergen dari anjing dan serangga.

Yang paling mengejutkan, ia sangat sensitif terhadap protein Can f 5 yang ditemukan pada bulu dan urine anjing. Protein ini ternyata mirip dengan protein tertentu dalam cairan semen manusia, sehingga bisa memicu reaksi alergi serupa.

Saat ditanya lebih lanjut, pasien mengaku sering mengalami hidung tersumbat dan bersin setelah berhubungan intim tanpa kondom, gejala yang sebelumnya diabaikan oleh dokter saat membahas masalah kesuburannya.

Diagnosis: Alergi Cairan Semen

Tes alergi menggunakan sampel semen pasangan pasien akhirnya mengonfirmasi ia mengalami alergi terhadap plasma seminal manusia, yaitu cairan pembawa sel sperma.

Menurut laporan dokter, alergi ini bisa memicu peradangan pada organ reproduksi, sehingga menghambat kehamilan. Namun, belum jelas apakah alergi ini juga memengaruhi keberhasilan IVF, mengingat prosedur tersebut tidak melibatkan semen langsung.

Pengobatan Terbatas

Biasanya, alergi semen diatasi dengan penggunaan kondom. Namun, karena pasien tetap ingin hamil secara alami, ia menolak opsi ini.

Satu-satunya terapi yang diketahui efektif adalah desensitisasi. Terapi ini memasukkan cairan semen ke tubuh dalam dosis bertahap untuk membangun toleransi. Sayangnya, metode ini tidak tersedia di Lituania.

Sebagai alternatif, dokter menyarankan pasien minum antihistamin sebelum berhubungan. Namun, tiga tahun kemudian, ia tetap belum hamil, dan bahkan muncul gejala baru seperti sensasi terbakar di area intim, mata berair, dan kelopak mata bengkak. Tak ada perawatan tambahan yang diberikan.

Kasus yang Sangat Langka

Hingga saat ini, hanya sekitar 80 kasus alergi cairan semen manusia yang tercatat di seluruh dunia. Para ahli menekankan, kasus ini menunjukkan bahwa kondisi alergi yang tampaknya tidak terkait bisa berperan dalam masalah kesuburan, sehingga perlu evaluasi kesehatan yang lebih menyeluruh. (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya