Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BAGI pasangan, khususnya perempuan, keinginan memiliki anak saat usia sudah di atas 35 tahun merupakan sebuah tantangan tersendiri. Seperti diketahui, seiring bertambahnya usia, peluang hamil alami akan menurun karena cadangan sel telur berkurang dan kualitasnya ikut menurun.
Dokter spesialis kandungan, Boy Abidin, mengatakan, risiko infertilitas juga meningkat pada wanita di atas usia 35 tahun, sehingga diperlukan strategi khusus agar peluang mendapatkan momongan tetap terbuka.
Hal itu diungkapkan Boy dalam talkshow edukasi Strategi Program Hamil di Usia 35+ yang digelar di Klinik Fertilitas & bayi tabung MBRIO Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta. Di diskusi tersebut, para pakar fertilitas menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan reproduksi sejak dini. Pemeriksaan cadangan sel telur, analisis sperma, hingga skrining kesuburan dinilai dapat membantu pasangan menentukan langkah terbaik sebelum memulai program hamil.
“Pasangan yang berencana memiliki buah hati di usia 35+ sebaiknya melakukan pemeriksaan menyeluruh. Strategi yang bisa diterapkan antara lain menjaga pola hidup sehat, hubungan intim teratur, serta konsumsi vitamin dan mineral. Bila diperlukan, bisa dibantu dengan obat penyubur, inseminasi buatan, hingga program bayi tabung,” kata Boy, dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/8).
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis andrologi, Ayang Halim. Ia menegaskan bahwa kondisi kesehatan suami tak kalah penting untuk menunjang keberhasilan program hamil. Karena itu, persiapan harus dilakukan pasangan dengan matang.
“Pola makan seimbang, berat badan ideal, olahraga teratur, dan menghindari rokok, alkohol, serta kafein berlebihan sangat berpengaruh. Selain itu, mengelola stres juga tidak boleh diabaikan,” ujarnya.
Ia mengatakan, Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) seperti In-Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung memang menjadi salah satu pilihan bagi pasangan dengan masalah infertilitas.
Namun, Boy dan Ayang mengingatkan bahwa bayi tabung bukan satu-satunya cara. Upaya alami maupun inseminasi tetap bisa menjadi pilihan, asalkan dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai kondisi medis masing-masing pasangan.
Karena itu, bagi setiap pasangan khususnya yang telah berusia 35 tahun ke atas dan ingin memiliki anak, sebaiknya melakukan berbagai persiapan dan pemeriksaan pada dokter. Dengan begitu peluang kehamilan hingga proses kelahiran bisa dipantau dengan ketat dan berjalan dengan lancar. (H-3)
Sekitar 30%-40% kasus ketidaksuburan disebabkan oleh faktor pria dan 30%-40% lainnya oleh faktor perempuan, sementara sisanya merupakan kombinasi keduanya.
Seiring dengan bertambahnya usia perempuan, kuantitas dan kualitas sel telurnya menurun. Hal ini memengaruhi tingkat keberhasilan proses bayi tabung.
Kasus disebut unexplained karena setelah melalui pemeriksaan, ternyata semua hasilnya normal, tidak ditemukan kelainan, tetapi tetap susah mendapatkan keturunan.
Penanganan bayi tabung (IVF) di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai 10% dari standar global.
Program inovatif tersebut tidak hanya menawarkan dukungan finansial, tetapi juga menyediakan solusi komprehensif bagi karyawan dan pasangan untuk mewujudkan impian menjadi orangtua.
Peneliti berhasil memetakan perkembangan ovarium primata. Temuan ini membuka peluang baru untuk memahami infertilitas dan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS).
Penelitian menunjukkan jumlah sperma pria menurun lebih dari 1% setiap tahun sejak 1950-an, dengan laju penurunan kini mencapai 2% per tahun.
Kasus langka di Lituania: perempuan 29 tahun sulit hamil karena alergi cairan semen manusia, hanya tercatat 80 kasus serupa di seluruh dunia.
Berbagai gangguan pada sperma kerap menjadi penyebab utama infertilitas pria.
Film Lyora: Penantian Buah Hati yang bergenre drama keluarga tersebut mengisahkan perjalanan emosional dari pasangan yang berjuang menghadapi tantangan infertilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved