Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama memberi tanggapan soal kabar efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
“European Medicine Agency (EMA) misalnya, pada 7 April 2021, mengeluarkan dokumen berjudul AstraZeneca’s COVID-19 vaccine: EMA finds possible link to very rare cases of unusual blood clots with low blood platelets. Dalam kesimpulannya mereka sampaikan Covid-19 dikaitkan dengan risiko rawat inap dan kematian," ujar Tjandra melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/5).
Kendati demikian, ia mengatakan sangat jarang efek samping terjadi kepada penerima vaksin. Justru manfaat yang diterima jauh lebih besar dan bisa dirasakan secara nyata manfaatnya.
Baca juga : Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping Berbahaya Vaksin AstraZeneca di Indonesia
"Kombinasi gumpalan darah dan trombosit darah rendah yang dilaporkan sangat jarang. Sebaliknya, manfaat kesehatan secara menyeluruh vaksin dalam mencegah covid-19 lebih besar daripada risiko efek samping itu,” jelasnya.
Sementara itu, WHO pada 19 Maret 2021 juga mengeluarkan dokumen berjudul Statement of the WHO Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) covid-19 subcommittee on safety signals related to the AstraZeneca covid-19 vaccine.
Kesimpulan WHO di dokumen ini juga menyebutkan vaksin AstraZeneca memiliki risiko sekaligus manfaat positif, dengan potensi luar biasa untuk mencegah infeksi dan mengurangi kematian di seluruh dunia.
Baca juga : WHO: Anak dan Remaja yang Sehat tidak Perlu Vaksin Covid-19
WHO menyebutkan bahwa Subkomite GACVS merekomendasikan agar negara-negara terus memantau keamanan semua vaksin covid-19 dan melakukan pelaporan dugaan kejadian buruk. Karena anjuran WHO ini untuk semua negara maka tentu Kementerian Kesehatan juga sudah sejak 2021 mengantisipasi hal ini.
Setelah peringatan itu muncul, beberapa negara pada 2021 memang menghentikan penggunaan vaksin covid-19 AstraZeneca. Negara-negara yang menghentikan adalah Swedia, Jerman, Perancis, Spanyol, Denmark dan Belanda. Namun lebih banyak negara di dunia termasuk Indonesia yang tetap menggunakannya sebagai pencegahan covid-19.
“Jadi, efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca ini bukan hal baru, sudah diketahui sejak 2021, tiga tahun yang lalu. Manfaat vaksin untuk melindungi seseorang dari covid-19 ketika itu jauh lebih tinggi daripada berbagai kemungkinan efek sampingnya yang mungkin ada dan sangat jarang terjadi,” tandasnya. (Z-11)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
TEMA Hari Asma Sedunia 2025 yaitu Jadikan Perawatan Inhalasi Dapat Diakses oleh SEMUA ORANG! (Make Inhaled Treatments Accessible for ALL!).
Setiap tahun program BPTW melakukan penilaian terhadap berbagai organisasi lokal dan multinasional di Indonesia untuk memperkuat budaya tempat kerja.
Melalui upaya kolaboratif untuk meningkatkan pengelolaan asma diharapkan dapat mengurangi serangan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved