Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BADAN Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development, USAID) bekerja sama dengan Arizona State University (ASU) mengumumkan pendirian Maker Innovation Spaces (MIS) di tiga universitas bergengsi Indonesia yakni Universitas Hasanuddin (Unhas), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas BINUS.
Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen menyampaikan dengan tujuan memupuk budaya inovasi dan kewirausahaan, serta membekali mahasiswa dengan alat dan sumber daya untuk mewujudkan ide-ide mereka, peresmian MIS ini menandai tonggak sejarah penting dalam kolaborasi antara institusi perguruan tinggi Indonesia dan Amerika, sejalan dengan ambisi Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan program yang dapat membantu siswa untuk siap kerja sebelum lulus. “Maker Innovation Spaces mewakili investasi yang signifikan bagi masa depan Indonesia."
“Dengan membekali mahasiswa dengan alat, sumber daya, dan bimbingan selama masa studi mereka, mahasiswa akan mampu mewujudkan ide-ide mereka menjadi kenyataan. USAID bangga menjadi bagian dalam mendorong inovasi dan kreativitas melalui kemitraan antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah,” kata Jeff Cohen.
Baca juga : Komisi X DPR Minta Mendikbudristek Sikapi Konflik Internal ITB
Dilengkapi dengan fasilitas canggih, termasuk printer 3D, pemotong laser, perangkat prototipe elektronik, dan peralatan pengerjaan kayu, MIS menyediakan lingkungan dinamis bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti untuk memulai, membuat prototipe, dan mengembangkan solusi terhadap persamalahan sosial yang nyata. Ruang-ruang itu akan memfasilitasi kolaborasi interdisipliner dan memberikan pengalaman belajar secara langsung.
“Melalui USAID Higher Education Partnership Initiative (HEPI), kami merasa terhormat dapat berkolaborasi dengan mitra kami di Indonesia dalam membangun MIS ini. Bersama-sama, kita dapat mengkatalisasi inovasi, mendorong pembangunan ekonomi, dan mengatasi tantangan sosial yang mendesak melalui kekuatan pendidikan dan kolaborasi,” kata Jeffrey Goss, Associate Vice Provost, Asia Tenggara di ASU.
Acara peluncuran ini mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah, yang menyoroti komitmen untuk mempromosikan keunggulan pendidikan tinggi STEM di Indonesia, memelihara ekosistem inovasi, dan mendorong pertukaran lintas budaya. Mahasiswa, dosen, dan pakar diundang untuk bergabung dalam membentuk masa depan teknologi dan kewirausahaan.
Baca juga : UGM, UI, ITB Masuk 100 Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Asia
“Inovasi adalah salah satu nilai-nilai Binusian. Fasilitas ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa kami tapi juga membantu mereka berinovasi. Ruang baru ini juga akan menghadirkan siswa terbaik kami yakni mereka dapat mempelajari berbagai hal, berdampak pada masyarakat, dan terus memupuk semangat ini,” kata rektor Universitas BINUS Dr Nelly SKom MM CSCA.
Sebagai informasi, didanai oleh USAID dan dilaksanakan oleh Arizona State University, HEPI membangun kemitraan publik-swasta yang terukur untuk menciptakan kolaborasi antara perguruan tinggi AS dan Indonesia guna meningkatkan program studi sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
HEPI mendukung 36 HEI Indonesia dan mitranya melalui konsorsium universitas, pemerintah, dan mitra industri yang berupaya meningkatkan kurikulum yang relevan dengan industri, memenuhi standar akreditasi internasional, dan meningkatkan pengakuan kredit mata kuliah antara universitas-universitas AS dan Indonesia. (H-2)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pengobatan HIV/AIDS di delapan negara akan segera habis akibat pemotongan dana dari program USAID.
USAid dilaporkan telah menghancurkan dokumen rahasia dalam jumlah besar di kantor pusat mereka di Washington DC.
Kemenkes: pencegahan dan pengendalian penyakit tropis memerlukan sinergi global.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved