Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menyebut gempa bumi yang berada di titik selatan Jawa Barat (Jabar) atau gempa Garut menjadi peringatan adanya karakteristik sumber gempa lain, yang merusak selain megathrust yang berpotensi timbulkan tsunami.
Guncangan gempa selatan Jabar yang terjadi pada Sabtu (27/4) pukul 23.29 WIB yang berlokasi di laut, terasa di sejumlah wilayah Jabar, bahkan hingga Jakarta dan Tangerang dengan magnitudo 6,2.
“Sebelumnya telah ada gempa di lokasi yang mirip dengan lokasi bencana akhir pekan lalu itu, salah satunya gempa pada 2 September 2009 dengan magnitudo 7,3. Gempa 27 April lalu terjadi di bagian dalam dari lempeng yang masuk, bukan di bidang atasnya. Dan, gempa di dalam lempeng memiliki beberapa karakteristik yang berbahaya, salah satunya lokasi lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar,” jelas Irwan yang juga Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Selasa (30/4).
Baca juga : Gempa Garut Berdampak ke 12 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat
Menurut Irwan dengan kejadian gempa ini, tentu menjadi peringatan penting, bahwa ada karakteristik sumber gempa lain di selatan Jabar dan memberikan dampak kerusakan yang signifikan. Terkait durasi gempa yang terasa lama di sejumlah wilayah Kota Bandung, Irwan menjelaskan, salah satu faktornya karena lapisan tanahnya yang lunak.
“Ini karakteristik yang khas dari Kota Bandung karena dibangun dari sedimen, ada sedimen danau dan sungai yang menambah durasi dari goncangan. Kalau belajar dari gempa 2009, bahkan ada beberapa kerusakan yang terjadi di bagian utara Kota Bandung. Gempanya di selatan, di selatan Bandung tidak terdampak tapi di utara Bandung yang seharusnya lebih jauh justru mengalami dampak. Itu karena karakteristik lokal yang ada di beberapa wilayah Kota Bandung,” bebernya.
Saat ini, lanjut Irwan perlu diketahui, di Indonesia ada dua teknologi pendeteksi tsunami. Pertama, berbasiskan deteksi gempa bumi. Kedua, melalui verifikasi kenaikan muka air laut. Kalau kedua instrumentasi tersebut berjalan realtime, maka bisa mendeteksi tsunami dengan sangat baik.
Baca juga : Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Capai 464 Unit, Kerugian Capai Rp12,6 M
Berkaitan dengan potensi gempa di Indonesia, masyarakat perlu untuk memahami kondisi rumah apakah rumah sudah cukup baik untuk menahan goncangan gempa atau belum. Pasalnya, di beberapa daerah, kualitas bangunannya kurang dipersiapkan untuk itu.
“Tidak perlu panik, kita harus tetap menyadari bahwa sangat mungkin di waktu yang tidak diketahui, kita akan mengalami gempa. Masyarakat perlu untuk memahami potensi resiko goncangan di lingkungan sekitar dan evakuasinya. Evakuasi sendiri baru bisa dilakukan setelah guncangan selesai. Jika diperlukan evakuasi, seperti kalau ada bagian rumah yang rusak, maka harus tahu lokasi evakuasi,” tambahnya.
Pemerintah lanjut Irwan, perlu untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dengan program-program yang relevan. Pemerintah pun harus konsisten menerapkan perencanaan pembangunan yang mulai mengatur potensi bencana, seperti membuat zona-zona kebencanaan secara khusus.
(Z-9)
Dilaporkan terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
Belum ada laporan kerusakan rumah akibat gempa tersebut tapi relawan BPBD langsung bergerak mencari rumah terdampak.
Gempa bumi yang melanda wilayah Kabupaten Garut, Sabtu (7/12), menyebabkan kerusakan di 11 desa meliputi sejumlah rumah, sarana pendidikan dan tempat ibadah.
Pembangunan kembali dua sekolah yang rusak akibat gempa di Garut akan menggunakan batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton sehingga bisa mengurangi 22 ton emisi karbon.
Pergerakan tanah yang terjadi Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis menyebabkan 13 Kepala Keluarga (KK) mengungsi.
Bantuan senilai Rp50 juta diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Kemudian pakaian untuk anak dan dewasa, alat sholat, selimut, handuk, hingga obat-obatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved