Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menyebut gempa bumi yang berada di titik selatan Jawa Barat (Jabar) atau gempa Garut menjadi peringatan adanya karakteristik sumber gempa lain, yang merusak selain megathrust yang berpotensi timbulkan tsunami.
Guncangan gempa selatan Jabar yang terjadi pada Sabtu (27/4) pukul 23.29 WIB yang berlokasi di laut, terasa di sejumlah wilayah Jabar, bahkan hingga Jakarta dan Tangerang dengan magnitudo 6,2.
“Sebelumnya telah ada gempa di lokasi yang mirip dengan lokasi bencana akhir pekan lalu itu, salah satunya gempa pada 2 September 2009 dengan magnitudo 7,3. Gempa 27 April lalu terjadi di bagian dalam dari lempeng yang masuk, bukan di bidang atasnya. Dan, gempa di dalam lempeng memiliki beberapa karakteristik yang berbahaya, salah satunya lokasi lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar,” jelas Irwan yang juga Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Selasa (30/4).
Baca juga : Gempa Garut Berdampak ke 12 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat
Menurut Irwan dengan kejadian gempa ini, tentu menjadi peringatan penting, bahwa ada karakteristik sumber gempa lain di selatan Jabar dan memberikan dampak kerusakan yang signifikan. Terkait durasi gempa yang terasa lama di sejumlah wilayah Kota Bandung, Irwan menjelaskan, salah satu faktornya karena lapisan tanahnya yang lunak.
“Ini karakteristik yang khas dari Kota Bandung karena dibangun dari sedimen, ada sedimen danau dan sungai yang menambah durasi dari goncangan. Kalau belajar dari gempa 2009, bahkan ada beberapa kerusakan yang terjadi di bagian utara Kota Bandung. Gempanya di selatan, di selatan Bandung tidak terdampak tapi di utara Bandung yang seharusnya lebih jauh justru mengalami dampak. Itu karena karakteristik lokal yang ada di beberapa wilayah Kota Bandung,” bebernya.
Saat ini, lanjut Irwan perlu diketahui, di Indonesia ada dua teknologi pendeteksi tsunami. Pertama, berbasiskan deteksi gempa bumi. Kedua, melalui verifikasi kenaikan muka air laut. Kalau kedua instrumentasi tersebut berjalan realtime, maka bisa mendeteksi tsunami dengan sangat baik.
Baca juga : Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Capai 464 Unit, Kerugian Capai Rp12,6 M
Berkaitan dengan potensi gempa di Indonesia, masyarakat perlu untuk memahami kondisi rumah apakah rumah sudah cukup baik untuk menahan goncangan gempa atau belum. Pasalnya, di beberapa daerah, kualitas bangunannya kurang dipersiapkan untuk itu.
“Tidak perlu panik, kita harus tetap menyadari bahwa sangat mungkin di waktu yang tidak diketahui, kita akan mengalami gempa. Masyarakat perlu untuk memahami potensi resiko goncangan di lingkungan sekitar dan evakuasinya. Evakuasi sendiri baru bisa dilakukan setelah guncangan selesai. Jika diperlukan evakuasi, seperti kalau ada bagian rumah yang rusak, maka harus tahu lokasi evakuasi,” tambahnya.
Pemerintah lanjut Irwan, perlu untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dengan program-program yang relevan. Pemerintah pun harus konsisten menerapkan perencanaan pembangunan yang mulai mengatur potensi bencana, seperti membuat zona-zona kebencanaan secara khusus.
(Z-9)
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
Gempa bumi itu juga dirasakan di sejumlah wilayah Jawa Barat, khususnya di sekitar Kabupaten Pangandaran.
Kolombia diguncang gempa berkekuatan 6,3 magnitudo yang menyebabkan sejumlah bangunan rusak dan kepanikan masyarakat.
SEORANG warga negara Turki meninggal karena serangan panik setelah gempa mengguncang Turki selatan. Sebanyak 69 lain terluka.
PROVINSI Jawa Barat (Jabar) mengalami gempa bumi sebanyak 118 kali sepanjang bulan Mei 2025. Gempa terkuat terjadi di Cianjur.
PULAU Kreta di Yunani masih merasakan dampak gempa berkekuatan 6,1 magnitudo yang terjadi pada Kamis (22/5) pagi waktu setempat.
Gempa bumi yang melanda wilayah Kabupaten Garut, Sabtu (7/12), menyebabkan kerusakan di 11 desa meliputi sejumlah rumah, sarana pendidikan dan tempat ibadah.
Pembangunan kembali dua sekolah yang rusak akibat gempa di Garut akan menggunakan batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton sehingga bisa mengurangi 22 ton emisi karbon.
Pergerakan tanah yang terjadi Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis menyebabkan 13 Kepala Keluarga (KK) mengungsi.
Bantuan senilai Rp50 juta diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Kemudian pakaian untuk anak dan dewasa, alat sholat, selimut, handuk, hingga obat-obatan.
KERUSAKAN akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang pesisir pantai Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4) sekitar pukul 23.29 WIB bertambah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved