Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GEMPA bumi dahsyat yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada September lalu, memantik kepedulian masyarakat dari berbagai penjuru Tanah Air untuk membangun kembali dua sekolah yang rusak akibat gempa. Dua sekolah itu ialah SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di Kecamatan Pasirwangi, Garut.
Kepedulian masyarakat itu salah satunya digalang oleh kolaborasi yang dipimpin oleh Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa. Mereka akan membangun kembali dua sekolah tersebut agar 220 siswa yang tengah menimba ilmu di sana dapat kembali belajar dengan aman dan nyaman.
"Pembangunan kembali ini diproyeksikan akan selesai di akhir tahun ini," kata Direktur Kitabisa.org Edo Irfandi dalam keterangan resminya, Jumat (11/10).
Baca juga : Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Capai 464 Unit, Kerugian Capai Rp12,6 M
Ia menerangkan, berdasarkan sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada 2006 silam telah menyebabkan kemunduran yang signifikan. Para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah dan memiliki kemungkinan 10%-11% lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar.
"Di sini langkah-langkah penanggulangan diperlukan untuk memitigasi dampak yang lebih besar di sektor pendidikan," ujar Edo.
Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa berkolaborasi dalam kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi kedua sekolah tersebut. Dana itu sepenuhnya akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang dibangun dengan bahan bangunan yang tahan gempa.
Baca juga : BMKG: Cianjur Diguncang Gempa Dangkal Berpusat di Darat
Bahan bangunan menggunakan antara lain, batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton yang juga akan mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon. Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi digital Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali sekolah tersebut.
"Kampanye ini menunjukkan kekuatan dari upaya yang digerakkan oleh masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform kami, kami bertujuan untuk membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan," ujar Edo.
"Kami memiliki prioritas untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa," imbuh Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito Fifi Pangestu.
Baca juga : Edukasi dan Peringatan Dini Kebencanaan akan Menekan Korban Jiwa
Ia menjelaskan, pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yag tangguh. "Ini terinspirasi oleh visi pendiri kami, Prajogo Pangestu. Membangun kembali sekolah-sekolah ini dengan material yang tahan gempa akan memastikan proses pemulihan dapat terjadi dengan cepat dan membangun stabilitas belajar-mengajar jangka panjang bagi anak-anak di Garut," terang Fifi.
Di kesempatan yang sama, CEO Happy Hearts Indonesia Sylvia Beiwinkler mengatakan fokus dari gerakan kepedulian itu ialah memberi dampak jangka panjang melalui inovasi dan keberlanjutan.
"Contohnya, dengan menggunakan batu bata plastik daur ulang, kami membangun kembali dengan lebih baik dan menetapkan tolok ukur baru untuk upaya pemulihan bencana di masa depan. Sekolah ini berkontribusi pada 11 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), memastikan masa depan yang lebih cerah dan tangguh bagi masyarakat," katanya. (E-2)
DPRD Kota Bogor berharap, perbaikan sarana dan prasarana (sapras) ini dapat meningkatkan para siswa dan guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar.
Diharapkan ke depannya rehabilitasi sekolah bisa menjadi program prioritas Pemerintah Kota Depok sesuai RPJMD
DINAS Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mendapatkan DAK sebesar Rp14 miliar untuk merehab 31 sekolah di wilayhnya.
Menurutnya, kelas darurat belum perlu dibuka lantaran kondisi ruang kelas masih dalam tahap review konstruksi dan belum diputuskan layak digunakan atau tidak
GRP menyadari betapa pentingnya pendidikan. Terlebih diprediksi Indonesia mencapai masa generasi emas pada 2045 mendatang.
Bangunan di wilayah Jawa Barat selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bagunan tahanan gempa bumi. Ini untuk menghindari risiko kerusakan dan korban.
Daerah terparah terdampak gempa dengan magnitudi 6,5 itu ialah Kabupaten Garut.
Bantuan senilai Rp50 juta diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras dan minyak. Kemudian pakaian untuk anak dan dewasa, alat sholat, selimut, handuk, hingga obat-obatan.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
Pakar gempa dari ITB, Irwan Meilano menyebut gempa Garut menjadi peringatan adanya karakteristik sumber gempa lain, yang merusak selain megathrust yang berpotensi timbulkan tsunami.
Tim Tanggap Bencana Baznas yang diterjunkan segera melakukan asesmen pada lokasi terdampak, lalu memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi para korban dan lokasi terdampak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved