Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, bedah kepala dan leher Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rangga Rayendra Saleh, menyatakan antibiotik tidak melulu diperlukan untuk mengatasi penyakit radang telinga tengah terutama pada anak-anak.
"Tidak semua kondisi peradangan pada telinga tengah membutuhkan antibiotik. Justru sebagian besar kasus yang ditemukan itu tidak membutuhkan antibiotik," kata Rangga, dikutip Jumat (26/4).
Penderita otitis media (radang telinga tengah) hanya akan diberikan antibiotik bila penyakit tersebut sudah dikategorikan kronik dan terbukti terinfeksi oleh suatu bakteri.
Baca juga : Tidak Semua Demam Butuh Antibiotik
Gejala otitis media kronis yang membutuhkan antibiotik terutama pada anak seperti demam tinggi, anak relatif lemas hingga tidak bisa beraktivitas.
Sedangkan gejala yang dapat nampak secara fisik yakni gendang telinga berwarna kemerahan dan ada cairan berwarna kuning susu seperti nanah yang terkumpul di sekitar purulen (gendang telinga).
"Itu tanda-tanda otitis media karena infeksi bakteri dan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang membutuhkan antibiotik,"
tegas Rangga.
Baca juga : Ini Tanda Anak Anda tidak Perlu Diberi Obat Meski Batuk Pilek
Rangga mengingatkan orangtua untuk tetap bersikap waspada dan tidak mengabaikan anak-anak meski kondisinya sudah nampak jauh lebih baik. Anak dikhawatirkan mengalami fase terlihat sudah sehat dalam beberapa hari, namun, tiba-tiba jatuh sakit kembali.
"Kadang orangtua waktu datang bilang anaknya sudah mau sembuh, tapi, kayaknya tertular lagi dari orang lain sehingga sakit lagi. Padahal itu sebetulnya bisa jadi perjalanan penyakit dari suatu bakteri tertentu," kata Rangga.
Rangga menyarankan orangtua agar mulai membiasakan diri rajin membawa anaknya pergi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga setidaknya enam bulan sekali guna mencegah terjadinya radang telinga tengah dan penyakit lainnya.
Baca juga : Ini Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Telinga
Pemeriksaan berkala, menurut Rangga, akan sangat membantu anak yang belum bisa mengutarakan gejala yang ia rasakan dan mencegah terjadinya perburukan kondisi telinganya.
Radang telinga tengah merupakan sebuah penyakit lanjutan yang biasa muncul setelah penderita mengalami gangguan saluran pernafasan atas seperti batuk dan pilek.
Penyakit tersebut membuat penderitanya mengalami peradangan pada bagian di sekitar gendang telinganya. Radang telinga tengah dapat dibedakan ke dalam dua kategori yakni akut dan kronis, yang penanganannya akan dilakukan secara berbeda oleh pihak medis. (Ant/Z-1)
Sekitar 60% penyebab gangguan dengar dapat dicegah dengan melakukan identifikasi dan skrining.
"Kalau ibu membantu anaknya itu misalnya mengganti pakaian misalnya memakai kaos, kita suka buka angkat atas kaosnya tersenggol telinganya anak akan berteriak."
ANAK perempuan yang diberi antibiotik selama tahun pertama kehidupan mereka, terutama dalam tiga bulan pertama, lebih mungkin memasuki masa pubertas pada usia lebih dini.
Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi tantangan besar dalam pengobatan jerawat.
Temuan penting menyatakan bahwa pasien penyakit Lyme tetap mengalami gejala persisten meskipun telah menjalani pengobatan antibiotik.
Antibiotik dikenal sebagai penyelamat dalam dunia medis—efektif melawan berbagai infeksi, dari flu hingga pneumonia. Namun, studi terbaru mengungkap sisi gelap penggunaan berulang.
Penelitian terbaru menunjukkan antibiotik, antivirus, dan vaksin dapat berpotensi mengurangi risiko demensia, membuka jalan baru dalam pengobatan penyakit neurodegeneratif ini.
Kamil bersama petugas kesehatan lainnya nampak sedang mengobati seorang petugas yang kakinya terluka akibat terkena batu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved