Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan orangtua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi yang dikonsumsi anak.
"Ada aturan jelas dan konsisten yang disepakati bersama anak tentang kapan, di mana, berapa lama, dan apa konten atau gim yang dikonsumsi," kata Vera, dikutip Kamis (25/4).
Vera menambahkan orangtua adalah garda utama untuk memberikan contoh penggunaan ponsel dan aplikasi yang baik.
Baca juga : Seruan Masa Kanak-Kanak Bebas Ponsel Pintar di Inggris
Orangtua bisa memiliki peran penting dalam memilih dan menentukan mana aplikasi yang cocok digunakan anak sesuai dengan usia mereka. Ia menyarankan orangtua untuk jeli melihat batasan usia yang direkomendasikan pada aplikasi yang akan digunakan.
Idealnya, kata Vera, usia 13 tahun adalah waktu yang tepat untuk anak bisa dengan bijak menggunakan internet atau memiliki akun media sosial sendiri untuk tujuan yang positif.
Namun karena seiring kebutuhan internet untuk belajar atau kepentingan sekolah, sering kali anak berinternet kurang dari usia tersebut.
Baca juga : Ini yang Bisa Terjadi Jika Anak Gunakan Internet Berlebihan
"Oleh karena itu, butuh pengawasan dan pendampingan dari orangtua khususnya untuk anak-anak di bawah usia tersebut sehingga internet tetap berdampak positif untuk anak," tulisnya.
Ia juga berharap pemerintah bisa ikut andil dalam menetapkan regulasi agar jika ada aplikasi atau konten yang membahayakan bagi anak bisa ditindak tegas.
"Meskipun tugas utama ada di orangtua, tapi orangtua akan terbantu sekali jika pemerintah mau memberikan perlindungan lewat regulasi," tutup Vera.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah telah mengadopsi inisiatif global tentang perlindungan anak di ruang digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika berdiskusi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mewujudkan ruang digital yang aman bagi anak-anak. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Dark mode atau mode gelap semakin populer di kalangan pengguna ponsel. Tak hanya membuat tampilan layar terlihat elegan dan kekinian, fitur ini ternyata menyimpan berbagai manfaat penting
POCO resmi merilis ponsel baru dari lini Fearless di Indonesia yakni Poco F7. Lewat perangkat ini Poco menjamin menghadirkan pengalaman ponsel flagship dengan performance
Tecno Pova 7 dibekali dengan baterai berkapasitas besar 7000mAh yang mampu menunjang aktivitas intens sepanjang hari.
Oppo A5x hadir dengan desain yang menawan dengan tiga pilihan warna yaitu Twilight Pink, Laser White dan Midnight Blue.
Huawei Nova 13 Pro hadir dengan desain yang menawan, menampilkan dua pilihan warna yaitu Black dan Loden Green.
Oppo A5i membawa keunggulan ketahanan kelas militer serta baterai besar yang memiliki ketahanan penggunaan hingga empat tahun lamanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved