Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
UNIVERSITAS Kristen Krida Wacana (UKRIDA) menjawab tantangan akan kebutuhan perawat profesional dengan membuka program studi baru, yaitu Pendidikan Profesi Ners (S1 dan Profesi Keperawatan). Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang izin pembukaan program studi S1 Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners FKIK UKRIDA diserahkan oleh Kepala LLDikti Wilayah III Jakarta, Prof. Dr. Toni Toharudin, S. Si., M. Sc., dan diterima oleh Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Ing., Ir. Herman Parung, M. Eng. pada Kamis, (4/4) di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Jakarta.
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners FKIK UKRIDA Ns. Meylona Verawati Zendrato, M. Kep., mengungkapkan bahwa, diperolehnya izin dari Kemendikbudristek ini memperkuat komitmen untuk menghasilkan perawat profesional yang unggul, caring, dan mencerminkan nilai-nilai budaya Loving Enlightening Advanced Determined (LEAD) UKRIDA.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKRIDA dr. Antonius Ritchi Castilani, M. Si., DFM., yang juga menyambut gembira perolehan izin ini menuturkan, persiapan pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Ners dimulai sejak program studi Diploma III Keperawatan memperoleh status akreditasi B pada April tahun 2020.
Baca juga : Universitas Maranatha Raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT
"Berbagai persiapan dilakukan salah satunya membentuk panitia usulan pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Ners pada Juni tahun 2021. Tahap demi tahap dilalui, mulai dari persiapan administrasi pendukung, sumber daya manusia, sarana prasarana dan kurikulum," jelas Antonius Ritchi.
Pada Februari tahun 2023 pengajuan pertama melalui SIAGA Dikti setelah mendapatkan Surat Rekomendasi dari Kelembagaan LLDIKTI Wilayah III. Selama tahun 2023, panitia usulan pembukaan merespon tiga kali revisi, dan akhirnya pada 26 Desember 2023 memenuhi semua persyaratan dan memperoleh status siap dievaluasi lapangan yang dilakukan pada 13 Febuari 2024, dan pada tanggal 4 April 2024 menerima Izin Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Ners melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 247/E/2024.
Program Studi Pendidikan Profesi Ners UKRIDA mengusung Visi “Menjadi program studi Keperawatan yang menghasilkan Ners berwawasan global, unggul dalam Keperawatan Medikal Bedah berfokus pada asuhan keperawatan penyakit kronik berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan Caring”. Selain itu juga mengusung profil Lulusan CHAMPION yaitu Care provider, researcHer, Advocator, Manager and leader, Promoter and health educator, Interprofessional, cOllaborator, Nurse.
Baca juga : Raih Rekor Muri, UMHT Berbagi Inspirasi Kehidupan Profesi Perawat
Proses panjang telah dilalui UKRIDA, dan saat ini siap menerima calon mahasiswa baru untuk semester ganjil tahun akademik 2024/2025. Harapan besar pada program studi ini dapat terus melahirkan perawat profesional yang berdasarkan nilai LEAD UKRIDA dan berlandaskan nilai Kristiani mengabdi kepada masyarakat dengan sepenuh hati bagi bangsa dan negara.
Rektor UKRIDA Prof. Dr.-Ing., Ir. Herman Parung, M. Eng., yang menerima SK tersebut mengemukakan harapannya, “Agar program studi ini akan ikut andil dalam mendukung cita-cita UKRIDA menjadi Perguruan Tinggi yang unggul secara nasional dan internasional berdasarkan nilai Kristiani, termasuk dalam bidang Health Sciences. Selain itu, keberadaan program studi ini diharapkan dapat menghasilkan profesional yang handal, bukan hanya dalam aspek Attitude dan Knowledge, akan tetapi juga dalam aspek Skills”.
Hal ini tercermin antara lain dalam proses penyusunan kurikulum inti pada program studi Pendidikan Profesi Ners yang dilakukan pada Desember 2021, berlandaskan pada peraturan pemerintah terkini yang ada di Indonesia dengan mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan dan tuntutan profesi, yang mana lulusan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (level 7), dengan masukan antara lain dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) dan DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Lebih lanjut Rektor UKRIDA Prof. Herman Parung mengatakan, UKRIDA sudah dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana perkuliahan yang sangat baik antara lain berbagai jenis laboratorium serta RS UKRIDA, RS Family Medical Center (FMC), serta berbagai RS mitra antara lain RSUD Tarakan dan RSUD Cengkareng. Program studi ini didukung oleh dosen dan profesional dengan pengalaman panjang berlatar belakang pendidikan dalam dan luar negeri antara lain di University of Auckland, New Zealand.
UKRIDA dengan motto Lead To Impact terus memperluas karyanya sebagai pelaksana Tridharma perguruan tinggi, yang memberi dampak membangun manusia dan kehidupan. (H-2)
Sebanyak 46 perawat muda Indonesia secara resmi dilepas menuju Wina, Austria, dalam program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2.
Program beasiswa pelatihan kerja di Eropa ini memfasilitasi alumni profesi keperawatan dari Poltekkes seluruh Indonesia untuk berkarier di Austria, Swiss, Jerman, dan Belanda.
Bupati juga menyampaikan terima kasih secara khusus kepada perawat RSUD Doloksanggul atas pelayanan yang telah diberikan.
DS diduga melakukan pelecehan terhadap seorang pasien berumur 16 tahun yang mengalami disabilitas.
Prefektur Mie di Jepang menyatakan kesiapannya menerima hingga 300 perawat Indonesia setiap tahun, dengan dukungan anggaran subsidi bagi institusi penerima.
Universitas Binawan menggelar acara pelepasan bagi 55 tenaga kesehatan profesional yang terpilih untuk mengikuti program beasiswa pengembangan karier internasional di Austria.
SEKITAR 100 akademisi berkumpul dalam satu inisiatif untuk menembus dominasi publikasi ilmiah internasional di Tangerang pada 21-22 Juni 2025.
Program Kosabangsa menjembatani hasil riset kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga kampus tidak lagi menjadi menara gading yang terputus dari realitas sosial.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Fasilitas yang diresmikan antara lain Lobby Karol Wojtyla, ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata.
Semakin banyak mahasiswa internasional kini memilih Inggris atau Kanada sebagai tujuan kuliah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved