Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Generasi Z harus ambil bagian dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Hal itu dilakukan guna mempersiapkan bumi yang lebih hijau di masa mendatang utuk tempat hidup mereka. Demikian diungkapkan oleh Kepala Subdirektorat Pemantauan Pelaksanaan Mitigasi, Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim Franky Zamzani.
“Perlu keterlibatan generasi z karena ketika kita membicarakan isu, kita harus berbuat supaya gak menambah emisi, perilaku kita tidak menambah emisi, tidak bisa negara saja yang bergerak, atau perusahaan saja, tapi semua harus dilibatkan, termasuk generasi z,” kata Franky dalam acara Green Ramadan di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Kamis (4/4).
Kini generasi muda memang lebih menyadari bahwa dunia sedang dihadapi oleh masalah perubahan iklim. Berdasarkan Indonesia Gen Z Report, sebanyak 79% dari generasi z menyatakan bahwa perubahan iklim merupakan isu yang serius. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70% di antaranya merasa bertanggung jawab terhadap iklim. Sementara 66% di antaranya bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan.
Baca juga : Cuaca dan Perubahan Perilaku Manusia
Franky menyatakan, generasi z nantinya akan menjadi tumpuan untuk pengambilan keputusan. Diharapkan, mulai dari sekarang, mereka memiliki pemahaman yang komperhensif mengenai pentingnya menjaga lingkungan.
“Sehingga nanti di tahun ke depan, mereka bisa menjadi pengambil keputusan yang andal. Soal perilaku, harus dibentuk dari sekarang. Karena kondisi sudah semakin tidak jelas. Hujan, terus panas, dan air laut naik, dan seterusnya,” pungkas dia.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta Suci Fitriya Tanjung mengungkapkan, banyak penelitian yang menyatakan bahwa dalam 30 sampai 50 tahun ke depan, generasi mudah akan mengalami 2 sampai 7 kali lipat dampak dari krisis iklim dibandingkan dengan yang terjasi saat ini. Nantinya, diperkirakan bahwa berbagai dampak krisis iklim seperti cuaca ekstrem, gelombang panas, kenaikan muka air laut tinggal banjir akan semakin bertambah identitas dan durasinya. Karenanya, dimulai dari sekarang, generasi z perlu dilibatkan untuk pengambilan keputusan.
Baca juga : Upaya Para Pegiat Lingkungan Menyelamatkan Hutan yang Tersisa
“Jadi kalau dari sisi inklusif, generasi z gak boleh lagi diwakili orang-orang yang bukan dari generasi mereka untuk berbicara. Mereka harus benar-benar terlibat aktif secara langsung, karena itu akan lebih bermakna dibanding suara mereka diwakilkan. Dan itu membuktikan bahwa generasi z benar-benar dibutuhkan perannya,” beber dia.
Namun, Suci mengakui, masih banyak tantangan di lapangan untuk melibatkan anak muda. Selain suara mereka yang seringkali terabaikan, masih banyak anak muda yang kemudian tidak percaya terhadap pemerintah ataupun aktivis sehingga mereka tidak mau melakukan aksi terkait mitigasi perubahan iklim. Seringkali, anak muda menganggap bahwa apa yang dikatakan pemerintah maupun aktivis hanya omong kosong belaka. Akhirnya, terjadilah kecemasan terhadap perubahan iklim di lingkungan anak-anak muda.
“Banyak negara kini membentuk climate anxiety center. Untuk memulihkan rasa kecemasan anak-anak muda terhadap krisis iklim ini, penyampaiannya dibalik, bukan lagi menyebarkan ketakutan, tapi di tangan kita, kita bisa membawa perubahan,” pungkas dia.
Baca juga : Kaum Muda Berperan Strategis dalam Capai Target Zero Waste, Zero Emission
Founder Society of Renewable Energi Zagy Yakana Berian mengungkapkan, sebagai anak muda, ia memiliki cita-cita untuk meningkatkan kesadaran kolektif soal kondisi krisis iklim di lingkup anak-anak muda. Karenanya, dalam organisasinya, ia berfokus untuk melakukan edukasi dengan cara masuk ke perguruan tinggi.
Ia menegaskan, sebagai anak muda, hal sekecil apapun yang dilakukan untuk menyelamatkan bumi akan sangat berarti. Karenanya, teruslah bergerak untuk bersama-sama mengatasi perubahan iklim dengan cara yang kita bisa.
“Kita harus banyak mendiskusikan isu yang sangat krusial. Jadi kita harus jadi garda terdepan untuk menjaga bumi. Dan butuh leaders yang membumi, karenanya generasi z butuh pemahaman yang komperhensif mengenai hal tersebut,” ucap Zagy. (Ata/Z-7)
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Sebagai penggagas Revolusi Hijau, Hanif Faisol banyak meraih penghargaan. Pada 2020, ia dipromosikan menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan di KLHK.
Kemendikdasmen mengapresiasi AIA Healthiest Schools 2025, kompetisi yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus Indonesia yang lebih sehat.
MEMBEKALI generasi muda dengan jiwa kepemimpinan disebut bisa menjadi langkah awal untuk memberantas kemiskinan di Indonesia di masa depan.
PTPN III melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) menggelar kegiatan edukatif bertajuk PTPN Gen-Bangkit.
Rasa nyaman ini bisa menjadi fondasi generasi muda untuk memikirkan gaya hidup yang lebih aktif serta mengembangkan hobi mereka yang tertunda.
GENERASI muda harus mampu melawan kemalasan dan ketidakpedulian terhadap yang terjadi di lingkungan sekitarnya, untuk kemudian bangkit membangun negeri dengan kemampuan yang dimiliki.
Pendekatan pendidikan yang penuh kasih sayang mendorong anak-anak untuk bertanya, mengeksplorasi ide, dan belajar melalui kesalahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved