Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
MESKI penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang dikenal dengan flu Singapura yang menyerang anak-anak meningkat signifikan saat ini, wacana meliburkan sekolah atau membuat sekolah dari rumah seperti saat pandemi covid-19 disebut belum perlu dilakukan.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Profesor Edi Hartoyo, menjelaskan meski sama-sama bisa menular dengan cepat, kualitas penyakit yang ditimbulkan oleh virus penyebab flu Singapura berbeda dengan covid-19.
"Kalau flu Singapura sebetulnya ringan tapi memang menular. Sehingga yang perlu dilakukan adalah kalau anaknya kena virus Singapura, memang perlu isolasi, artinya mungkin perlu istirahat sampai dia tidak menular 2-3 hari," kata Edi dalam konferensi pers secara daring, Selasa (2/4).
Baca juga : Waspada! Komplikasi Flu Singapura Bisa Sebabkan Radang Otak hingga Meningitis
Flu Singapura umumnya terjadi secara musiman. Di awal April 2024, berdasarkan laporan dari Kemenkes tercatat sudah 5.461 orang terjangkit flu Singapura di Indonesia.
"Jadi kalau untuk online sekolah tidak sampai ke situ, karena burden of disease atau berat keringannya penyakitnya beda Ini kan penyakit yang ringan, tidak perlu berhenti sekolah. Tapi menular, iya" ujar dia.
Flu Singapura menular secara kontak langsung melalui droplet saluran pernapasan, fekal-oral, air liur, feses, cairan vesikel atau sekret. Sementara penularan kontak tidak langsung melalui media seperti barang, handuk, baju, peralatan, makanan, hingga mainan.
Baca juga : Ancaman Flu Singapura Meningkat, Vaksin Belum Tersedia
Patogenesisnya yakni virus masuk melalui jalur oral atau pernafasan, kemudian terjadi replikasi awal pada faring dan usus, yaitu di sel M mukosa. Terjadi multiplikasi pada jaringan limfoid seperti tonsil, Peyer patches dan kelenjar limfe regional.
"Penyebaran ke kelenjar limfe regional terjadi dalam waktu 24 jam yang diikuti dengan viremia," pungkasnya.
Meski tergolong lebih ringan dibandingkan dengan covid-19, masyarakat diimbau tetap waspada ketika terjangkit flu Singapura. Itu karena jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, flu Singapura bisa menyebabkan komplikasi berupa radang otak dan meningitis.
(Z-9)
Varian baru virus SARS-CoV-2 yang dikenal dengan nama Nimbus atau varian NB.1.8.1 mulai menarik perhatian dunia setelah penyebarannya meningkat di sejumlah negara Asia.
PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia.
Peneliti di Tiongkok menemukan 20 virus baru di ginjal kelelawar Yunnan, dua di antaranya mirip dengan virus mematikan Nipah dan Hendra.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Para ilmuan mendalami sistem imunitas yang dimiliki kelelawar untuk mengatasi virus.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
OTAK anak memiliki tempat khusus untuk berimajinasi. Imajinasi merupakan salah satu aspek penting dalam masa tumbuh kembang anak.
Kondisi saluran pencernaan tidak hanya berdampak pada sistem imun, tetapi juga sangat berhubungan dengan produksi hormon-hormon kebahagiaan yang memengaruhi mood
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Balita laki-laki di Naimibia harus kehilangan satu matanya setelah sebelumnya diduga dicium oleh kerabatnya yang ternyata menderita herpes.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Jika screen time berlebih tidak diatasi, pada jangka panjang perilaku anak memburuk, misalnya semakin hiperaktif, sulit berkonsentrasi di sekolah dan berpengaruh pada akademik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved