Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspada! Komplikasi Flu Singapura Bisa Sebabkan Radang Otak hingga Meningitis

M. Iqbal Al Machmudi
02/4/2024 17:40
Waspada! Komplikasi Flu Singapura Bisa Sebabkan Radang Otak hingga Meningitis
Kondisi bayi yang terkena flu singapura.(Dok. MI)

GURU Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Profesor Edi Hartoyo, menjelaskan untuk tidak menganggap remeh penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang dikenal dengan flu Singapura. Flu Singapura disebut bisa memicu komplikasi dan menyebabkan radang otak hingga meningitis.

"Sebetulnya kasus ini adalah kasus yang ringan. Biasanya jarang menyebabkan kematian," kata Edi Hartoyo dalam konferensi pers, Selasa (2/4).

Namun, ada beberapa komplikasi yang memang perlu diwaspadai seperti radang otak atau ensefalitis dan meningitis.

Baca juga : 8 Gejala Flu Singapura yang Harus Diwaspadai dan Cara Penanganannya

"Komplikasi yang harus kita waspadai dan salah satu yang bahaya adalah kalau menyerang otak. Jadi bisa menyebabkan meningitis maupun ensefalitis. Walaupun kasusnya sangat jarang, tetapi di beberapa laporan di Singapura dan Taiwan obligasinya ke encephalitis atau meningitis," ujar dia.

Selain itu akibat berat yang disebabkan oleh flu Singapura antara lain demam, anoreksia, malaise, hingga nyeri tenggorokan.

Penyakit tersebut terasa sangat berat karena rata-rata pasien yang terkena penyakit flu Singapura adalah bayi dan balita usia kurang dari 5 tahun. Munculnya bercak luka pada mulut, tangan, dan kaki anak bisa menyebabkan perih dan sulit makan.

Baca juga : Ini Tips agar Mudik Aman dan Bebas dari Flu Singapura

Penularan Flu Singapura

Penularan flu Singapura bisa terjadi lewat kontak langsung melalui droplet saluran pernapasan, fekal-oral, air liur, feses, cairan vesikel atau sekret. Sementara penularan kontak tidak langsung melalui media seperti barang, handuk, baju, peralatan, makanan, hingga mainan.

"Patogenesisnya yakni virus masuk melalui jalur oral atau pernafasan, kemudian terjadi replikasi awal pada faring dan usus, yaitu di sel M mukosa. Terjadi multiplikasi pada jaringan limfoid seperti tonsil, Peyer patches dan kelenjar limfe regional. Penyebaran ke kelenjar limfe regional terjadi dalam waktu 24 jam yang diikuti dengan viremia," pungkasnya.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya