Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Jangan Anggap Remeh! Ini Cara Mengetahui Penyebab Alergi pada Anak

Andrei Wilmar
19/3/2024 16:30
Jangan Anggap Remeh! Ini Cara Mengetahui Penyebab Alergi pada Anak
Alergi pada anak(Dok. IDAI)

ALERGI pada anak sering dianggap hal sepele oleh orangtua, padahal faktanya alergi tetap saja harus segera mendapatkan penanganan. Orangtua harus berperan aktif jika mengetahui anaknya memiliki alergi terhadap sesuatu, seperti makanan, iritan, atau obat-obatan. 

Dalam pemaparan pada Selasa (19/3) melalui Zoom, Dokter spesialis anak konsultan Anang Endaryanto, yang tergabung di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan peran penting orangtua dalam penanganan alergi anak. 

Dia menyoroti bahwa alergi adalah masalah serius. Hal ini disebabkan oleh angka alergi yang terus meningkat. 

Baca juga : Kejadian Alergi Susu Sapi Berkurang Seiring Anak Bertambah Usia

“Kasus alergi tentu terus bertumbuh dan kasus alergi yang sembuh itu ternyata tidak bisa mengimbangi jumlah kasus alergi baru,” ucap Anang.

“Sehingga jumlah kasus alergi secara keseluruhan itu terus meningkat, membutuhkan pelayanan juga meningkat,” lanjutnya.

Kecepatan pertumbuhan pelayanan unit-unit alergi, ucap Anang, ternyata masih belum dapat mengimbangi permintaan. Akibatnya aksesibilitas anak pada layanan alergi pun terus menurun. Namun ada beberapa cara orangtua untuk menentukan jenis penyebab alergi. Anang memberi contoh seorang anak yang menderita alergi terhadap susu sapi.

Baca juga : Anda Bergejala Flu? Pakai Masker Agar tidak Menularkan ke Orang Lain

“Misalnya bila orangtua mengatakan ‘anak saya selalu mengalami gejala, setelah mengonsumsi susu sapi’. Maka orang tua dapat menduga bahwa anaknya menderita alergi susu sapi,” Anang berkisah. 

Untuk memastikan penyebab, Anang melanjutkan, orangtua harus melakukan pantangan atau eliminasi terhadap susu. 

“Ingat bukan hanya susu sapinya tetapi semua produk makanan yang mengandung susu, selama tiga minggu,” sebutnya.

Baca juga : Beri Edukasi Tumbuh Kembang Anak, PrimaKu Gelar Parenthood Institute

Tahap selanjutnya adalah memprovokasi alergi anak. Anang menyatakan, provokasi dilakukan dengan memberikan zat yang diduga memicu gejala alergi setiap hari selama satu minggu. Tahap ini bertujuan memastikan penyebab alergi secara lebih pasti.

“Kalau gejalanya muncul lagi baru bisa dikatakan bahwa dia anak dengan reaksi alergi terhadap susu sapi,” tambah Anang.

Anang juga mengutarakan tantangan dokter dalam mendiagnosa alergi adalah persepsi orangtua. Orangtua, jelas Anang, kerap kali menganggap gejala alergi sebagai hal remeh temeh. Alhasil, kesembuhan dianggap bisa dicapai tanpa adanya eksplorasi. 

Baca juga : Bikin Gawai Berguna bagi Anak-Anak, Platform ini Kembangkan Perpustakaan Digital

“Pada umumnya orangtua itu menganggap kalau pilek, batuk itu hal remeh. Banyak anak yang mengalami seperti itu, maunya sembuh tanpa banyak eksplorasi,” ujar Anang.

“Padahal penegakan diagnosis itu harus melalui prosedur yang cukup panjang. Bisa wawancara, hingga pemeriksaan penunjang,” lanjutnya. 

Maka dari itu, persepsi orangtua memainkan peran yang cukup signifikan dalam menciptakan toleransi yang baik di tubuh anak. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik