Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MERAWAT gigi anak merupakan pekerjaan wajib bagi setiap orangtua. Memastikan anak-anak menggosok gigi dengan baik dan benar merupakan tugas krusial.
Karena, walaupun gigi susu nantinya digantikan gigi tetap, kesehatannya mempengaruhi kualitas hidup anak. Menurut Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak RS Pondok Indah–Puri Indah drg Alana Aluditasari Sp KGA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan setiap orang terkait kesehatan gigi buah hatinya.
Salah satunya dengan memastikan anak menyikat gigi minimal dua kali dalam sehari, saat pagi dan malam hari. Waktu menggosok gigi menjadi krusial, sebab sisa makanan yang menumpuk di mulut harus dibersihkan sebelum tidur. Jika tidak, bakteri akan lebih mudah menyerang gigi anak.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Ajak Anak Secara Rutin ke Dokter Gigi
“Sore kalau mandi sore mau sikat, boleh. Tapi malamnya jangan lupa. Jadi yang utama justru malam,” ucap Alana dalam sebuah diskusi soal kesehatan gigi dan mulut anak pada Senin (18/3) di Jakarta.
“Kalau kita enggak sikat gigi malam paginya pasti mulutnya asam, nah sisa makanan kan ngumpul di situ tuh, nanti bakterinya senang, bikin giginya jadi gampang berlubang,” tambahnya.
Tak hanya waktu yang harus diperhatikan, takaran pasta gigi juga harus disesuaikan dengan umur anak. Alana menyebutkan pasta gigi untuk anak di bawah usia tiga tahun harus lebih sedikit. Ukuran termudahnya, jelas Alana, adalah sebesar satu butir beras.
Baca juga : Menyikat Gigi yang Benar Bisa Cegah Karies pada Anak
“Jangan dipikir biar bersih, banyak aja deh, enggak begitu,” ucapnya.
Alana menjelaskan, takaran ditambahkan ketika anak sudah di atas usia tiga tahun. “Di atas tiga tahun dibanyakin, masih tetap pasta gigi anak-anak, tapi diperbanyak. Biasanya sebesar ukuran kacang polong, sebesar itu.”
Penggunaan pasta gigi yang memiliki kandungan fluoride, kata Alana juga tak kalah penting. Da menceritakan masalah salah satu pasiennya yang berusia tiga tahun. Giginya nampak bagus dan putih, tetapi Alana menemukan lubang di gigi anak tersebut.
Baca juga : Ini Saat yang Tepat Mengenalkan Menyikat Gigi pada Anak
Ketika ditanyakan kepada orangtua, Alana menemukan fakta bahwa pasien tersebut menggunakan pasta gigi yang tidak berfluoride. Sebab orang tuanya takut sang anak menelan pasta gigi.
“Ibarat fluoride itu adalah makanan utamanya gigi. Kalau biar badan kita kuat kita makan makanan, kalau si gigi (makanannya) fluoride,” jelas Alana.
Selain tentang pasta gigi, Alana juga mengungkap bahwa anak baru boleh sikat gigi secara mandiri di atas usia 7 tahun. Di bawah itu, orangtua masih harus mengawasi, bahkan membantu anak menggosok gigi karena cenderung belum bisa mempraktikannya dengan baik dan benar.
Baca juga : Orangtua Diimbau Ajak Anak Periksa Gigi dan Mulut Rutin Sejak Dini
“Menurut saya orangtua hebat sekali kalau masih ngikutin anaknya sikat gigi sampai anaknya besar,” tutur Alana.
Lubang di gigi, jelas Alana, berpengaruh pada kualitas hidup anak. Anak dengan gigi berlubang akan menurun nafsu makannya. Dari sana, permasalahan lain akan bermunculan.
“Apalagi di usia sekolah dia enggak nafsu makan karena sakit gigi, tenaganya menurun, lagi sekolah enggak bisa konsentrasi, kualitas hidupnya pasti menurun,” pungkas Alana.
Maka dari itu, orangtua perlu merawat kesehatan gigi anak dengan serius. Menurut Alana, peran orangtua menjaga gigi anak sebenarnya tak terlalu sulit.
“Perawatan gigi anak tidak susah, cuma perlu kesabaran orangtua,” tutupnya. (Z-6)
KURANG dari 12,5% masyarakat memperoleh layanan perawatan gigi. Fakta ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Pembiaran bisa berpotensi menyebabkan pembengkakan gusi atau lubang semakin besar, dan pada akhirnya, kemungkinan terburuk adalah gigi harus dicabut.
Sikat gigi sebaiknya dilakukan maksimal dua kali dalam sehari yakni ketika pagi hari setelah sarapan dan malam hari menjelang waktu tidur.
Saliva atau air liur yang produksinya menurun karena rokok rentan membuat jaringan dan rongga mulut terinfeksi serta perubahan komposisi air liur perokok menjadi lebih asam.
Peradangan gusi dan kehilangan gigi menjadi masalah yang paling sering ditemui pada perokok aktif. Rokok dapat berefek pada lemahnya jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal.
Edukasi yang diberikan adalah teknik menyikat gigi yang tepat, frekuensi menyikat gigi dalam sehari, serta pentingnya memilih makanan sehat.
Pemerintah Louisiana gugat Roblox dengan tuduhan memfasilitasi penyebaran materi pelecehan seksual anak.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved